Happy reading...
Alisya menatap Langit-langit kamarnya. Rasa kecewa masih terukir bersih di dalam hatinya. Gadis ini bingung untuk pergi kemana selain rumah orang tuanya. Dia tertawa renyah, tak menyangka bisa kembali ke kamar nya lagi setelah beberapa bulan.
"Al?"
"Kamu di dalam,nak?" Tanya ocha.
Alisya beranjak dari kasur. Melangkah menghampiri mama nya, "kenapa ma?"
"Boleh mama masuk?" Tanya nya di jawab anggukan.
Ocha akhirnya masuk ke dalam. Menepuk kasur di sampingnya, menyuruh alisya duduk. Alisya menurut dan duduk di sebelah ocha.
"Mama mau bicara."
"Tentang apa ma?" Tanya polos.
"Ada Azka di bawah, nak." Katanya.
Alisya terdiam tak menjawab. Bahkan raut wajahnya kembali sendu mengingat kejadian Minggu kemarin. Dimana dia harus di kecewakan untuk kedua kalinya.
"Trus?"
"Alisya." Ocha memegang tangan kanan alisya, menepuk nya pelan.
"Pernikahan kamu masih baru nak. Mama tau perasaan kecewa kamu saat ini. Kamu ingat pesan mama kan nak?"
Alisya mendelik berpikir. Apa yang pernah mama nya katakan?
"Apa itu ma?"
"Kalau sudah menikah, 40 hari pertama gak boleh berantem. Gak boleh marahan sama sekali."
"Memang kenapa?" Tanya nya. Kali ini alisya mendengar nya baik-baik.
"Nanti kamu akan terbiasa merendam ego dan emosi. 40 hari pertama itu sedikit demi sedikit mulai terbuka kelebihan dan kekurangan pasangan, jadi harus sabar."
Ocha terus mengusap punggung tangan anak itu.
"Sama sekali mah?"
"Sama sekali. Meskipun kamu harus menangis menahan emosi, tahan. Jangan luapkan. Diam saja sampai 40 hari."
"Tapi, mah. Aku udah terlanjur marah dan kecewa sama mas Azka."
"Jangan Sampai nak. Didinginkan dulu. Kalau hari-hari awal saja kita gak Nerima dengan hati lapang, apa yang menjamin kita bisa bertahan di hari-hari berikutnya?"
Pernyataan ocha berhasil membuat alisya sedikit berpikir Mengenai semua tindakannya selama ini, apa yang dia lakukan benar.
"Tolong temui Azka sekali ini saja ya. Setelah itu, mama akan dukung semua keputusan kamu."
Alisya menatap mama nya. "Baik ma,"
Ocha tersenyum. Apapun keputusan putrinya itu setelah bertemu Azka, dia akan mendukung nya. Karena bagaimanapun juga alisya sedang mengandung, dia tidak mau alisya menjadi tertekan.
"Al?"
Azka langsung berdiri dari sofa. Lalu menunggunya turun dari tangga.
"Kalau gitu bicarakan saja terlebih dahulu. Mama sama papa nunggu di luar, oke!."
"Dan Tolong selesaikan masalah ini secepatnya. Kalian tau kan, kalau marahan itu tidak boleh melebihi 3 hari?" Sambung papa nya.
Ocha dan aji langsung keluar. Menyisakan dua insan itu untuk mengatasi salah paham nya.
"Kemari Al."
Azka menepuk kursi yang ada di sebelahnya. Gadis itu menurut, bahkan perlu diminta pun alisya akan tetap duduk di situ. Karena mau duduk dimana lagi, masa di bawah lantai?
"Bagiamana perasaan mu?"
Alisya mendongak menatap suaminya. Pertanya apa itu? Tanpa ia beritahu, dia sudah bisa merasakan nya kali. Kalau tidak, mana mungkin dia pergi dari rumah.
"Baik-baik. Maaf tentang pertanyaan itu." Ucap nya seketika saat melihat raut wajah kesal alisya.
"Pertama aku mau jelasin kalau semua yang kamu dengar itu adalah bohong. Sebenarnya Naira tidak mengandung anakku, dia hanya mengarang nya saja untuk bisa membuat kita berpisah."
Alisya masih mendengarkan. Dia sedikit percaya pada Azka, karena logikanya tidak menerima bahwa tiba-tiba Naira hamil dalam waktu 5 hari selama dia di rumah sakit. Itu gak mungkin kan?
"Naira itu adek kelas aku sewaktu masih SMA. Dia sejak dulu memang sangat terobsesi dengan ku. Aku melihatnya saat pernikahan kita. Aku kira dia teman kamu, dan mungkin Naira yang dulu ku kenal sudah berubah karena bertemu dengan kamu."
"Ternyata aku salah, justru dia makin nekat. Dia bahkan mencoba untuk membuat kamu keguguran."
"Apa?!"
"Tapi kenapa?"
Alisya melongo tak percaya. Naira, sahabat yang ia kenal sekejam itu.
"Karena dia kesal melihat kita hidup bahagia." Azka jujur.
"Trus?"
"Ya bagaimana lagi? Naira kini sudah di tahan polisi."
Alisya masih Tak percaya. Ia berharap jika semua yang Azka katakan itu adalah kebohongan saja. Namun, semua semakin jelas saat Azka mengeluarkan bukti pengakuan Naira sendiri.
Setelah beberapa menit ia habiskan untuk meluluhkan kesalahpahaman. Kini dia berbicara maksud dan tujuan nya ke rumah mertuanya.
"Kamu mau kan, pulang sama aku?"
"Aku janji gak akan pernah menyimpan rahasia dari kamu. Aku benar-benar menyesal Al. Aku menyesal tidak mencegah mu untuk tetap tinggal, karena aku takut kalau kamu bakal kecewa saat mendengar kejujuran nya. Karena Naira itu sahabat kamu, aku takut jika Naira akan memanipulasi keadaan saat itu." Jelas nya panjang × lebar.
"Bagaimana Al?"
Kini ocha dan suaminya sudah berada di ruang tamu kembali.
"Aku butuh waktu mas.!"
"Tapi al-"
"Aku capek mas, hanya waktu yang aku perlukan. Ku mohon mengerti lah." Ucap nya menantap sendu manik mata Azka.
Merasa tak tega, Azka akhirnya mengalah. "Berapa hari yang kamu butuhkan?" Tanya lagi.
"Aku tidak tau perlu waktu sampai kapan mungkin hingga beberapa hari, atau mungkin beberapa bulan."
"Tapi al-" sela aji.
"Gak apa-apa pah. Aku terima semua keputusan alisya."
"Jika Alisya bahagia dengan keputusan nya, aku selalu mendukung nya."
Keputusan alisya memang sedikit membuat Azka merasa sedih. Tapi dia tidak bisa memaksakan kehendak istrinya Yang sedang mengandung.
"Jaga diri baik-baik ya Al. Jaga selalu kesehatan mu."
Azka memeluk alisya yang berada di sebelahnya, membuat ketenangan sendiri untuk dirinya. Keputusan ini sangat berat. Apalagi Azka harus berjauhan dengan calon anak nya.
"Jaga umma baik-baik ya sayang. Jangan bikin umma kamu kewalahan, Abi janji akan selalu mengawasi kalian dari jarak yang jauh."
Azka berlutut menyamakan ketinggian perut alisya dan mengusap perut nya dengan lembut. Membuat alisya sedikit merasakan sesak kembali, apa keputusan nya benar?
"Abi sayang kamu." Ucap Azka seraya mencium perut istrinya.
"Aku pamit, jaga diri baik-baik." Setelah itu Azka mencium kening istrinya. Membuat alisya meneteskan air matanya, tak kuasa Menahan sesak nya itu.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam."
Ocha dan aji menjawab salam menantunya itu yang kini sedang berjalan menjauh ke arah pintu keluar. Alisya tak menjawab nya. Dia masih terdiam, sebelum...
"Mas!"
***
Jangan lupa vote and comen 👌
Salam rindu; pecinta halu 🦋Gimana nih menurut kalian?
Apa alisya bakal ikut Azka pulang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Nouvelles"aku ingin kamu berhenti melakukan pekerjaan selayaknya istri, Aku tidak ingin terbiasa dengan semua ini". Ucap Azka penuh penekanan "Aku tau kamu masih menunggu perempuan itu tapi, izinkan aku untuk membuat mu jatuh hati padaku hanya dalam satu Min...