Happy reading...
Matahari pagi kini sudah mulai masuk ke dalam celah gorden kamar alisya. Gadis itu kini masih tertidur pulas, kenapa tidak? Semalaman dia begadang karena merasakan kram Kembali.
Alisya mencoba membuka matanya, berbalik ke arah kasur di sebelah nya.
"Mas?"
Alisya tak mendapati suaminya itu. Dia melihat jam dinding, sudah pukul 7 pagi dan dia baru bangun. Akhirnya, alisya memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, lalu keluar kamar menghampiri mbok dini yang tentu saja selalu sibuk dengan pekerjaan nya.
"Non Al baru bangun?" Tanya mbok dini.
"Hmm, iya Bi" jawab nya.
"Mas Azka sudah berangkat, Bi?"
"Sudah non."
Alisya mengangguk. Lalu melangkah menghampiri kulkas, mengambil sebuah apel di dalam nya.
"Non Al, perlu sesuatu?"
Pergerakkan alisya membuat perhatian mbok dini teralihkan, alisya menggeleng.
"Gak ada bi. Cuman mau ngambil apel." Ucap nya sambil menutup kembali kulkas nya.
Sebelum alisya sempat memakan apelnya, tiba-tiba mbok dini langsung mengambil nya. " Jangan yang ini, non"
"Yang ini saja." Mbok dini memberikan piring yang berisi apel yang sudah di kupas dan dipotong. Alisya menerimanya lalu tersenyum,,
"Makasih bi." Lalu melangkah ke meja makan.
Alisya menghabiskan apelnya dengan sekejap. Mood nya untuk makan sudah normal kembali, tidak seperti kemarin yang sama sekali susah untuk makan. Bahkan, sampai Azka rela untuk membelikan apa saja asalkan istrinya itu makan.
Merasa mbok dini sejak tadi tak kunjung selesai, membuat alisya penasaran dan menghampiri nya di dapur.
"Sedang apa bi?"
Mbo dini menoleh, "bibi sedang membuat klepon non." Dan kembali membulat kan adonan nya lagi.
"Alisya bantu ya bi."
"Boleh non."
Kemudian, alisya duduk di bawah lantai yang sudah di gelar tikar. Pantas saja sejak tadi mbok dini tak kunjung muncul, bahkan tak terlihat di dapur. Ternyata asistennya itu sedang asik membuat klepon.
"Hmm. Jadi gak sabar." Kata nya sambil melihat mbo dini membuka tutup panci.
"Bentar lagi non, yang sabar ya." Ucap nya sambil menutup kembali Panci yang berisi klepon tadi.
Sudah beberapa menit, panci yang berisi klepon pun berbunyi nyaring yang tandanya bahwa sudah matang. Melihat mbok dini yang masih menjemur pakaian di luar, akhirnya alisya memutuskan untuk membuka pancinya.
Dia mematikan kompornya, lalu membuka panci tanpa menggunakan lap di tangannya.
"Astagfirullah."
Alisya terlonjat kaget saat tangannya bersentuhan dengan panci panas. merasa belum puas, air embun di balik tutup panci pun ikut terkena.
"Hati-hati Al. Sini coba ku lihat."
"Mas Azka?"
Alisya melongo saat melihat suaminya itu sudah berada si hadapannya.
"Kapan kamu datang?"
"Saat kamu coba buat buka panci itu." Singkat nya.
"Astagfirullah, non Al kenapa?" Tanya mbok dini saat melihat tangan alisya yang sedikit merah.
Mbok dini dengan sigap langsung mengambil kotak p3k di dalam rak piring yang tak jauh dari sana.
"Nih, den. Salepin dulu"
Azka mengambil kotak nya. Membawa alisya ke ruang tamu, di ikuti mbok dini yang merasa penasaran.
"Gak apa-apa mas, cuman merah sedikit doang."
"Udah Al, nurut aja sama aku."
Azka langsung mengoleskan salep nya dengan perlahan, saat sudah selesai dia menaruh salep nya kembali dan masih memegang tangan alisya."Lain kali hati-hati" ucapnya.
"Iya mas."
"Astagfirullah!. Mbok, sampe lupa mau naruh ember bekas ngejemur." Dengan bergegas mbok dini langsung pergi ke kamar mandi dan manaruh ember nya. Karena asik melihat majikannya itu, ia sampai lupa mengeluarkan kleponnya ke dalan piring.
"Klepon nya sudah jadi."
Mbok dini menghampiri alisya dan azak yang masih berada di ruang tamu, dengan tangan membawa kue klepon.
"Silahkan di cicipi." Mbo dini menaruh kleponnya di atas meja.
Alisya yang melihat nya langsung tergiur, dan langsung memakannya. Mata nya membulat saat merasakan gula merah yang lumer di mulutnya.
"Enak banget Bi."
"Maksih non." Kata mbo dini dengan senang.
"Silahkan den, dicicipi. Mumpung masih hangat." Tawar mbo dini.
"Iya Bi, gampang. Biar alisya aja yang abisin ini, dia suka benget kek nya." Kata Azka di selingi tawaan.
Mendengar ucapan suminya itu, membuat alisya sedikit cemberut. dia menatap klepon yang berada di meja dan juga tangannya, mana mungkin dia bisa menghabiskan nya sendiri.
"Kamu juga harus coba, mas."
"Ga p--"
Belum sempat dia bicara, alisya sudah lebih dulu memasukkan klepon ke dalam mulutnya.
"Enak kan?"tanya alisya saat melihat suaminya itu masih mengunyah.
"Iya, enak. Apalagi di suapi sama kamu." Ucap nya sambil mengelus kepala alisya perlahan. Membuat alisya dan juga mbo dini terkekeh.
Saat sedang asik bercengkrama dan juga tertawa, bel pintu berbunyi.
"Assalamualaikum." Salam seseorang di luar pintu.
"Wa'alaikumsalam"
Mbo dini langsung membuka pintu nya, dan mempersilahkan seseorang itu masuk ke dalam.
"Kak al!!" Teriak seorang anak kecil berlari menghampiri alisya.
Alisya yang tadi duduk langsung menoleh ke arah sumber suara itu.
"Ririn?!"
"Ririn, kangen banget sama ka Al."
Ririn langsung memeluk erat alisya, Begitu pula sebaliknya.
"Hati-hati Al." Kata azka saat melihat alisya yang hendak berjongkok menyamai tinggi adik nya itu.
Alisya hanya tersenyum. Lalu kembali memeluk Ririn. "Kaka juga kangen sama Ririn."
Setelah berpelukan dengan Ririn. Azka membantu alisya yang sedikit kesulitan untuk berdiri. Alisya menghampiri mama mertua nya itu,
"Kamu apa kabar Al?"
"Alhamdulillah, alisya baik." Ucapnya tak luput dari senyum nya.
"Ayah kemana mah?"
"Biasa. Ayah jam segini masih sibuk di kantor." Jelas nya singkat.
"Wish, lagi pada bikin apa ni?" Tanya Monik saat melihat kue yang berada di meja.
"BI dini buat kue klepon mah, mama mau coba." Tawar alisya.
Monik mencoba nya dan berkomentar sama seperti yang lain. Tak lama kemudian, mereka akhirnya berbincang ringan di ruang tamu. Banyak yang mereka bahas, dari mulai menghitung kandungan alisya, nama untuk anak nya, dan mungkin persiapan yang lainnya.
***
Wish, alisya udah bareng sama keluarga nya lagi nih.
Kalian gimana? Lagi pada kumpul keluarga kah?😊Semoga selalu di beri kesehatan ya semua readerss 🤲😄
.
.
.Salam rindu pecinta halu 🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Short Story"aku ingin kamu berhenti melakukan pekerjaan selayaknya istri, Aku tidak ingin terbiasa dengan semua ini". Ucap Azka penuh penekanan "Aku tau kamu masih menunggu perempuan itu tapi, izinkan aku untuk membuat mu jatuh hati padaku hanya dalam satu Min...