keping 4; memberi kesempatan🍁

685 40 0
                                    

Happy reading...

Alisya mengucek mata nya dan terbangun, saat suara alarm berbunyi. Dia menghempas kan selimut ke samping dan duduk di ujung kasur. Nyawa nya belum terkumpul. Gadis itu kini merenggangkan tubuhnya, dan beranjak bangun untuk mengambil wudhu.

Alisya keluar dari kamar mandi dan segera mengelar sajadah dan memakai mukena nya yang berwarna hitam berenda putih.

Assalamualaikum warahmatullah.

Alisya menengok ke arah kanan lalu kirinya.

Alhamdulillah. Alisya mengucap syukur satelah selesai menunaikan shalat subuh. Dia beranjak dari tempat duduk nya dan mengambil Al Qur'an di atas meja.

Bismillahirrahmanirrahim.

Alisya membaca surah Al-mulk setiap selesai shalat subuh. Alisya melantunkan ayat suci Al Quran dengan merdu hingga terdengar keluar kamar.

Tok. Tok. Tok.

Suara alisya terhenti saat mendengar suara ketukan di pintu. Sepertinya mas Azka. Alisya menyudahi ngajinya dan segera melipat mukenanya. Dia meraih kerudung dan cadar nya. Sebelum shalat alisya sudah menyempatkan untuk mandi sekalian wudhu.

Alisya membuka pintunya "Kenapa, mas?" Tanya alisya.

Azka menatap istrinya yang sekarang mengenakan pakaian berwarna crem dengan cadar berwarna hitam. Dia memperhatikan alisya. Belum pernah dia melihat alisya membuka cadar nya saat di rumah, terkahir kali ia melihat wajah alisya saat proses khitbah. "Mas perlu sesuatu?" Alisya kembali bertanya.

"Ouh iya. Maaf menganggu mu, ada yang ingin aku bicarakan sebentar. Boleh kita bicara?"

"Tentu,"

Alisya mengikuti Azka sampai ruang tamu. Kini Azka dan alisya duduk berhadapan di sofa.

"Aku ingin membicarakan persoalan kemarin," Azka mulai bicara.

Alisya mengernyit heran, "maksud nya, mas?" Tanya alisya masih tak mengerti.

"Tentang keputusan mu yang akan membuat ku jatuh hati dalam waktu seminggu. Semalaman aku mempertimbangkan nya, dan-" Azka sedikit malu untuk melanjutkan nya.

Ia seperi anak kecil yang menyatakan perasaan pada seorang gadis. Bahkan dia tak pernah merasakan hal seperti ini saat bersama wanita yang ia tunggu.

Ucapan Azka membuat alisya penasaran.

"Aku memutuskan untuk memberimu kesempatan," lanjut Azka.

Pernyataan Azka membuat mata alisya membulat. Alisya tak menyangka jika Azka benar-benar akan memberinya kesempatan.

"Aku senang mendengar nya," alisya tersenyum.

Mereka akhirnya memutuskan untuk saling mengenal. Teruma untuk Azka, dia benar-benar memutuskan untuk mengikhlaskan perempuan yang kini sudah hampir memasuki 3 tahun kepergian nya dari tanah air. Wanita itu benar-benar tidak memberinya kabar sama sekali, dia seakan menghilang di telan bumi.

"Seperti apa kehidupan mu dulu?" Azka memulai obrolan lagi.

Alisya masih manatap suaminya yang kini berada di hadapan nya. Apa dia bermimpi?

"Alisya?"

"Astagfirullah," alisya langsung menunduk malu. Apa yang dia pikirkan tadi, tentu saja ini nyata. Bukankah ini yang ia tunggu-tunggu.

"Apa kamu memikirkan sesuatu?" Azka kembali bertanya.

Alisya menggeleng cepat.

"Kamu sudah tau setengah dari masa lalu ku, bagaimana dengan mu."

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang