Happy reading...
Alisya mengedarkan pandangannya ke lemari yang tersusun rapi dengan buah dan sayuran. Tepat sekali, mereka sekarang sudah ada di supermarket yang berada di dalam mall tak jauh dari rumah mereka.
"Sudah?" Tanya Azka menghampiri alisya dengan membawa buah kesukaannya Alpukat.
Alisya menggeleng, "tinggal baso."
"Baso di sebelah sana, mari aku antar."
Azka mengambil alih troli dari genggaman alisya. Dia mendorong troli ke arah tempat baso, di lain sisi alisya sedang tersenyum manis melihat kelakuan suami nya itu yang akhir-akhir ini membuat pipi nya selalu merona.
"Terimakasih."
Azka berterimakasih dan mengambil kantong belanjaan dari pramuniaga.
"Ayok " ajak nya.
Alisya berjalan berdampingan dengan Azka, membuat semua mata tertuju pada mereka. Pasangan yang serasi, membuat siapa saja yang memandang menjadi iri apalagi jarang sekali suami mereka mau menemani berbelanja bahan makanan.
"Makan dulu yu?"
Ajak azka setelah menutup bagasi mobil.
"Hayu."
Azka memegang tangan alisya seakan tak ingin istrinya itu pergi. Senyuman kecil terukir di ujung bibir alisya. meski memakai cadar, Azka tahu betul saat ini istrinya sedang tersenyum.
Mereka berjalan menuju restoran yang berada di dalam mall tadi.
Namun, sebelum berjalan ke arah restauran itu. Ada Sesuatu yang ramai di tengah-tengah mall, bahkan orang-orang sedang berlari menghampiri sesuatu yang ramai itu.Karena merasa penasaran, mereka berbelok dan melihat apa yang berada di sana. Mata Azka terbelalak kaget saat tau seseorang yang sedang terbaring pingsan itu adalah Haylan. Ia haylan seseorang yang azka tunggu selama ini, kini Azka melepas genggaman tangan alisya dan menghampiri haylan.
"Mas kenal mbak ini?" Tanya salah satu ibu-ibu dari kerumunan itu.
Azka mengangguk, "dia teman saya."
Tanpa aba-aba Azka kini membopong haylan dalam pelukannya, dia setengah berlari menghindari kerumunan itu menuju rumah sakit. Alisya menggenggam gamis nya menahan sakit. Ia baru saja di tinggal kan oleh suaminya sendiri. Catat, suaminya.
Rasa sakit kini menyelusup di dalam hatinya, rasa marah dan sedih kini bersatu. Sudah pasti alisya kecewa, sangat. Tanpa bisa ia cegah, air mata yang mengumpul di sudut mata Berjatuhan mengenai pipi dan membasahi sebagian cadarnya.
"Mas?" Gumam nya lirih.
Menatap nanar kepergian suaminya yang perlahan menghilang dari kerumunan orang yang berlalu lalang.
Ini yang aku takutkan mas. Saat hati mu masih menunggu perempuan itu, hati ku sakit jika kamu ingin tau. Rasa yang ku pendam untuk tidak menangis kini tak bisa ku bendung. Air mata ini jatuh tanpa ku minta.
Alisya berlari dari tempat nya. Berharap akan menemukan suaminya di parkiran, namun naas suaminya sudah menancap gas mobil meninggalkan nya.
"Al?"
Alisya berbalik menoleh siapa yang memangil nya.
"Azzam?" Gumam nya.
"Kamu kenapa?, Sama siapa di sini." Pertanyaan itu terlontar dari Azzam Sabahat masa kecil nya.
Ini pertemuan ke dua mereka, setelah Azzam pergi ke rumah nya. Sebenarnya saat Azzam kerumahnya alisya benar-benar tak mengenali Azzam karena ternyata sahabatnya itu menjalani operasi sedikit pada wajah nya.
Azzam memiliki tanda benjolan di keningnya akibat perlakuan buruk ibu nya. Menjelang dewasa laki-laki itu kehilangan sosok ibu dan kemudian kembali ke Paris dimana ayah nya tinggal. Dan kemudian menjalani operasi kecil.
"Azzam hikks, b-bawa aku p-pergi! Bawa aku j-jauh dari sini hikss."
"Tapi kamu kenapa? Siapa yang membuat mu menangis?!" Marah Azzam menatap sekeliling parkiran.
Alisya tak bisa berkutik, hatinya sakit dan mulut nya tak bisa bicara selain segukan dari tangis nya.
"All!!"
"Alisya!"
Alisya mencoba membuka matanya, namun kegelapan mulai menghampiri merenggut kesadaran. Alisya pingsan. "A-zk-ka" gumam nya sebelum terjun ke bawah.
Azzam kini membawa alisya ke mobil nya Menuju rumah alisya. Saat mengendong alisya ada rasa pedih dalam hati Azzam melihat wanita yang dulu pernah ia sukai terisak menangis. Dia tak menduga pertemuan ke dua nya dengan alisya seperti ini. Tidak seperti ini yang ia inginkan, rasa sakit nya tak seberapa dengan melihat dia bahagia dengan Azka, namun tidak dengan tangisan alisya. Dia mengikhlaskan alisya agar bisa bahagia namun nyatanya?
***
"M-mas a-azka."
Azka menatap istri nya yang sedang berbaring di kasur sambil mengigau menyebut namanya. Rasa bersalah kini muncul dalam pikiran dan hatinya. Apa yang tadi ia pikirkan, kenapa dia melupakan perasaan alisya saat menggendong haylan?
"M-mas!."
Alisya membuka mata dengan napas memburu, dada nya naik turun dengan ritme cepat. Keringat dingin bercucuran di kedua pelipis nya.
"Istighfar Al, tenang, aku di sini." Azka menggenggam tangan kiri alisya.
"Hikss. M-mas j-jangan tinggalin a-aku hiks." Alisya langsung berhamburan di pelukan Azka. Dada nya yang tadi sesak kini mulai terasa.
"Aku mohon hikss."
"Hey, tenang. Aku gak akan ninggalin kamu. Tenang, maafin aku ya. Aku salah" Azka menepuk pelan punggung alisya.
Saat Alisya merasakan sakit, tanpa di minta pun Azka merasakan sakit nya. Mereka sudah seperti satu jiwa dalam raga yang berbeda. Kini butiran air mulai turun perlahan di pipi Azka. Dia menangis, menyadari kesalahannya. Dia sendiri yang takut jika alisya pergi, namun dia sendiri yang membuat gadis itu pergi.
Ada apa dengan perasaannya?
***
Jangan lupa vote and comen 👌
Salam rindu; pecinta halu 🦋Gimana nih tentang perasaan Azka? Buat Azka sadar akan pilihan hatinya yuk!!
![](https://img.wattpad.com/cover/279908043-288-k122442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Cerita Pendek"aku ingin kamu berhenti melakukan pekerjaan selayaknya istri, Aku tidak ingin terbiasa dengan semua ini". Ucap Azka penuh penekanan "Aku tau kamu masih menunggu perempuan itu tapi, izinkan aku untuk membuat mu jatuh hati padaku hanya dalam satu Min...