Semua teman alisya kini sudah berkumpul di meja yang sudah di sediakan. Mereka menyediakan meja yang cukup panjang untuk acara hari ini. Alisya menatap semua teman nya yang sedang asik bercengkrama.
"Al, bagaimana kabarnya? Aku denger kamu sedang hamil, udah berapa bulan?"
Alisya menoleh ke arah sumber suara. Dia Tina, teman yang dulu terkenal tomboi di kelas nya dulu. Tapi, penampilan nya kini jelas berbeda dari sebelumnya, Tina lebih terlihat feminim dengan rok dan hoddie nya itu.
"Alhamdulillah, kabarku baik. Sudah masuk 8 bulan."
Alisya melihat Tina temannya itu tersenyum.
"Baru kali ini aku liat langsung gimana sosok bumil. Lucu ya." Candanya.
"Kamu udah beli keperluan bayi kamu?" Tanya Tina.
Alisya menggeleng, "belum sempat."
Tina hanya mengangguk dan kembali bertanya seputar hal yang alisya rasakan selama dia hamil. Dan kemudian teman perempuan nya itu ikut berkumpul menanyakan tentang bayi yang mungil.
"Kamu udah USG, cewe atau cowo bayinya?"
"Iya, harusnya kamu udah siapin keperluan nya. baju nya lucu-lucu tau."
"Iya, aku juga sering liat baju bayi. Mungil-mungil, apalagi kalau udah liat kaos kaki bayinya. Gemes."
Semua ikut nimbrung membicarakan keperluan bayi. Alisya hanya tersenyum dan ikut tertawa jika ada hal yang lucu.
"Aku permisi sebentar."
Alisya menoleh beserta yang lainnya.
"Mau kemana lan?" Tanya salah satu temannya.
"Mau ke toilet."
Haylan langsung bergegas menuju toilet. Sedangkan teman-teman nya tak menyadari bahwa haylan hampir saja menangis disana, akhirnya dia memutuskan untuk ke toilet.
"Al, nanti kalau kamu ke mal buat beli keperluan bayi. Aku ikut ya."
"Iya, aku juga."
Alisya mengangguk, "aku permisi sebentar."
"Ouh iya."
Merasa ada yang aneh dengan sahabat nya itu, alisya langsung bergegas menyusul. Dia melangkah ke toilet, dan mendengar isakan tangis di salah satu pintu di dalam.
"Haylan?."
Alisya mencoba mengetuk pintu. Tak ada jawaban hanya terdengar isakan tangis yang mulai terhenti.
"Haylan?! Kamu di dalam?"
"Iya, Al. Tunggu sebentar."
Di balik pintu, haylan tengah sibuk mengusap pipinya yang basah itu dengan tisu. Setelah merasa cukup, dia pun membuka pintunya.
"Kenapa Al?"
"Kamu kenapa? Kamu nangis?."
Meski sudah menghapus air matanya, alisya masih bisa menyadari nya karena terlihat jelas di mata haylan yang merah.
"Engga, siapa yang nangis. Aku ccuman k-kelilipan. Iya, kelilipann" ucap nya gemetar sambil berpura-pura mengibaskan tangannya kemata, seakan kelilipan.
"Jangan bohong. Aku tau kamu nangis lan, cerita sama aku ada apa? Kita kan Sabahat."
Haylan yang tadi menunduk seketika mendongak.
"Engga ko, beneran."
Alisya memegang tangan haylan, "aku pikir kita sahabat?" Tanya nya dengan nada sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Historia Corta"aku ingin kamu berhenti melakukan pekerjaan selayaknya istri, Aku tidak ingin terbiasa dengan semua ini". Ucap Azka penuh penekanan "Aku tau kamu masih menunggu perempuan itu tapi, izinkan aku untuk membuat mu jatuh hati padaku hanya dalam satu Min...