keping 27; kebenaran cerita🍁

424 16 0
                                    

Flashback on.

"Maksud Kaka apa? Justru Ka haylan nyelamatin aku dar--"

"Naira cukup!!"
Azzam tak kuasa menahan amarahnya lagi, dia sudah siap dengan tangan yang akan menampar, Sebelum..

"AZZAM!"

Alisya sudah lebih dulu menahan tangan Azzam yang siap menampar Naira. Alisya melepaskan tangan Azzam dengan kasar.

"Apa yang kamu lakukan?! Ingat, Dia itu adik kamu Azzam." Kata nya dengan sedikit berteriak

"Adik? Adik aku sudah mati. Adik siapa yang kamu maksud."

Plakk.
Alisya menampar Azzam tepat di pipinya.

"Azzam, jaga omongan kamu! Dia masih adik kamu,"

"Adik mana yang mencelakakan Kaka iparnya sendiri, Al. Jelaskan apa itu yang disebut adik?!" Tanya nya dengan nada frustasi.

"Siapa yang mencelakakan siapa Azzam. Justru haylan mencoba menyelamatkan adik kamu dari mobil. Dia mendorong Naira untuk menyelamatkan nya, ini semua murni kecelakaan."

"Mana buktinya, Al. Mungkin saja dia yang merencanakan itu semua." Tebaknya asal.

"Aku buktinya. Aku melihat sendiri kejadian itu, Naira sudah berubah zam." Alisya mencoba meyakinkan Azzam.

Sebelum Azzam melanjutkan argumennya untuk menuduh Naira. Alisya merasakan pusing, sedikit lemas dan akhirnya pingsan. Azzam tak melihat kearah alisya Karena dia sedang sibuk melihat Naira dengan rasa amarah.

"Mbak al!" Teriak Naira yang melihat alisya hampir ambruk ke lantai.

Untung saja alisya sempat dihadang oleh Azka.

Sebenernya Azka baru saja tiba disana, namun saat ia ingin menghampiri kegaduhan itu. Ia sudah lebih dulu melihat istrinya itu sedang menyeimbangkan tubuhnya dan akhirnya dia cepat-cepat berlari memegang alisya.

Dan ayah haylan tak memperhatikan alisya karena dia sedang sibuk menenangkan istrinya yang sejak tadi menangis.

"Keluarga pasien."

"Pasien sudah sadar," info suster.

Flashback off.

***

Setelah dirawat karena kekurangan istirahat dan juga emosi yang tak terkendali dan membuat nya pingsan alisya harus mau dirawat dirumah sakit selama 3 hari. Kini alisya sudah berada dirumah setelah pulang dari rumah sakit kemarin.

Alisya terus membulak-balikan buku yang ia baca berkali-kali. Ia sudah cukup merasa bosan. Dia ingin sekali ke teras rumah nya, namun Azka terus melarang nya.

"Mas?!"

"Hmm"

Azka yang tadi rebahan sambil main handphone pun menoleh.

"Pengen makan rujak."

"Sekarang?" Tanya nya.

Alisya mengagguk dengan muka melas.

Tanpa aba-aba Azka langsung beranjak dari kasur, dan nyelonong pergi tanpa bilang apapun. Merasa sedikit aneh, alisya pun langsung ikut menyusul nya yang kini berada di garasi menaiki motor.

"Kamu mau kemana, mas?"

Azka menoleh.

"Beli rujak. Kata kamu mau rujak." Jawab nya lagi.

Alisya langsung cemberut.

"Kenapa sih?" Tanya nya saat melihat ekspresi alisya yang seperti itu. Padahal dia akan membelikan rujak yang dia mau.

"Aku mau makan rujak nya ditempat."

Sejenak Azka menghela napas, lalu tangan Azka menepuk zok motor menyuruh istrinya itu untuk naik. Alisya Yeng melihatnya tentu antusias langsung naik ke atas motor.

"Pegangan!" Perintah nya.

Saat itu juga tangan mungil alisya melingkar di pinggang akza suaminya snediri.

Azka melajukan motornya begitu santai karena ia tau bahwa dirinya sedang membawa 3 orang sekaligus. Merasa suaminya itu terlalu santai, alisya langsung menepuk kasar pundak Azka.

"Mas! Bawa nya yang bener dong, masa setiap kali lewatin polisi tidur motornya santaii banget udah kek ga maju motornya!" Oceh alisya tak henti.

"Al, kamu kan lagi hamil. Jadi wajar aja aku hati-hati." Ucap nya tak mau kalah.

Bibir alisya mulai mengerucut, merasa suaminya itu sedikit lebay dalam hal ini. Dia akui memang ini anak pertama mereka tapi gak perlu segitu nya.

"Nanti kalau tiba-tiba anak kita lahir di motor karena aku ngebut gimana? Kamu mau emang nya?"

Mulut alisya bungkam, tidak tau harus mengelak apa lagi. Pernyataan yang Azka lontarkan tak sepenuhnya salah. Bagaimana jika memang benar-benar lahir saat dijalan.

Hoamm.

Alisya sudah 4 kali menguap karena suaminya itu. Sejak tadi mereka belum sampai-sampai ketempat tujuan.

"Mas!"

"Aku mending milih kamu ngebut aja deh dari pada gini. Aku udah kaya naik siput, bener deh gak bohong." Omel nya.

Azka hanya terkekeh. Memang dia sengaja lebih pelan dari sebelumnya.

"Ya udah. Pegangan yang kenceng." Perintah nya.

Alisya menatap sinis Azka. Sejak tadi bukannya dia sudah pegangan, harus sekenceng apa memang nya. Jika saja alisya bukan di dibonceng suaminya, bukan saja memegang erat pinggang nya melainkan leher nya sekalian.

"Pegangan!" Perintah nya lagi.

Namun alisya hanya memegang asal hingga tiba-tiba Azka melajukan motornya sedikit kencang dari sebelumnya. Setidak nya tak selambat tadi.

"Mass!"

Dengan sigap tangannya memegang erat pinggang Azka. Sangat erat hingga rasanya tubuh nya sendiri seakan ingin terbang.

"Kan kamu yang minta ngebut!" Kata Azka sedikit berteriak dibalik helm

Alisya tak mendengar apa yang suaminya itu katakan. Siapa yang peduli, dia hanya fokus pada pegangan tangannya. Dia benar-benar takut, kalau gini jadinya mungkin saja dia benar-benar lahiran disini.

Sampai belum selang beberapa menit saja, seseorang pemuda yang memakai motor melaju dengan ugal-ugalan kearah mereka, hingga tiba-tiba...

"Mas awass!!"

Bersambung
...

Maaf banget ya🙏 aku baru sempet update story' lagi, banyak yang aku pikirin sih akhir-akhir ini hehe.

Semoga sedikit terbayarkan ya sama kerinduan kalian wkwk
Kalau ada yang rinduu...

Salam rindu; pecinta halu 🦋

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang