29 | menyerah

2.8K 374 107
                                    

Multimedia:
Tangga - Cinta Tak Mungkin Berhenti

Vote dan komen dulu sebelum membacaaa✨

Btw, pasang target yuk, vote 170 dan komen 80 untuk up next part. Siap?

~

Kamu tidak begitu berarti bagiku andai dulu aku tidak lupa melibatkan logika saat mencintaimu.

Leiya tak berani keluar dari kosan selama tiga hari setibanya di Jakarta. Masa liburan yang harusnya dipakai untuk bersantai di Bali justru terubah haluan, Leiya terdampar mengenaskan di kosannya yang berantakan dengan beban pikiran yang hampir membuat kepala meledak.

"Udah jam berapa sih?" Leiya meraba-raba sudut tempat tidurnya untuk menggapai ponsel. Tampilan jam di lockscreen menunjukkan pukul lima sore. Tahu tidak, Leiya kembali menonaktifkan jaringan ponselnya usai tiba di Jakarta. Selain itu, Leiya juga berusaha keras untuk tak mengaktifkan jaringan Wi-Fi agar masa pengasingan dirinya berjalan lancar dan tak terdistraksi oleh hal apa pun. Hidupnya benar-benar sepi tiga hari ini. Tak peduli soal pekerjaan, tanggapan keluarganya atas kasus beberapa hari yang lalu, maupun soal DM-nya kepada Kaesar yang entah dibalas oleh Kaesar atau tidak.

Tok tok tok!

"Lei? Lo di dalam?"

Wanita yang tengah meringkuk bagai ulat itu terbengong mendengar pintu kosannya diketuk dari luar. Itu suara Mirza.

"Gue tahu lo di dalam." Disusul decak muak.

Suara gedoran pintu semakin keras saja. Leiya mendesah, terpaksa harus menjeda permainan game offline di ponselnya.

"Dek, lo nggak mati, kan, di dalam? Njir, nih sumbu pendek jangan sampai bunuh diri."

"Ih, apaan sih," sahut Leiya yang kemudian menyibak selimut tebalnya. "Gue nggak bunuh diri! Gila aja. Lo bareng siapa ke sini?" Leiya bangkit dengan malas dari tempat tidur.

"Buka, woy! Bisa-bisa gue diusir dari sini gara-gara bikin ribut."

"Gue tanya, lo sama siapa?" tanya Leiya dari dalam, masih tak mau membuka pintu untuk Mirza.

"Sama Oma." Mirza mendengkus. "Ya kagaklah."

Leiya pun membuka pintu kosannya. "Kirain."

Mirza menyorot adik sepupunya dari ujung kaki hingga kepala, Leiya meringis aneh ditatap seperti itu.

"Kenapa? Kalau cuma mau ngatain gue mending lo pulang."

"Adek kurang ajar." Mirza menjitak kepala Leiya. "Gue cuma mau ngecek, otak lo udah pindah ke dengkul atau gimana? Ciuman kok pas temen lagi live Instagram? Ckck."

"Sialan!"

"Dek, lo nggak lupa kan kalau lo masih punya keluarga?"

Leiya terdiam.

"Ganti baju sana, gue anter lo pulang."

"Nggak mau," tolak Leiya.

"Why?"

Leiya tak berani menatap Mirza. "Gue takut sama Oma."

"Nanti gue pasang badan kalau Oma ngecincang lo."

Barbar Ambyar (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang