10 | bertemu camer

4.5K 600 68
                                    

Sebenarnya mamamu ingin mencari menantu atau finalis Putri Muslimah Indonesia? Yang harus cantik, berbakat, dan berakhlak mulia. Aku yang upil neraka bisa apa?

Kaesar laknat! Jantung Leiya berdetak ketakutan sejak Kaesar mengucap dengan santai, "Kita mau ketemu Mamaku."

Dia baru diberitahu saat sudah dalam perjalanan, dengan style-nya yang hanya menggunakan kaus putih dengan celana jeans robek-robek di bagian paha. Bunuh saja Leiya sekarang.

"Aku pengin cakar muka kamu! Ngeselin banget tahu nggak?!"

Si pelaku yang membuat amarah Leiya meluap hanya cengir-cengir bak tidak punya dosa.

"Ketemu mamaku doang, Yang. Biar kita cepet gini." Kaesar mempertemukan dua jari telunjuknya seolah menggambarkan keintiman dua insan memadu kasih.

"Karena itu aku takut, Kae. Mama kamu pasti mau ngeospek aku, kan?"

Saking cemasnya, kedua telepak tangannya sampai berkeringat dingin. Leiya menggigit bibir bawahnya menahan ketakutan.

"Nggak perlu takut, kamu santai aja kayak kita kalau lagi berdua kayak gini."

Wajah Leiya semakin dingin, Kaesar benar-benar seenak jidat kalau bicara? Sedangkan ia, salah gerak sedikit bisa-bisa langsung di-blacklist dari daftar calon menantu.

Mobil Kaesar berbelok masuk ke sebuah rumah bergaya minimalis berlantai dua. Di sudut halamannya berjejer banyak pot berisi kembang-kembang yang bunganya begitu beragam. Kesan pertama saat Leiya melihatnya ialah indah, sedikit membuat hatinya adem.

"Yuk."

Kaesar menggandeng tangan Leiya saat memasuki rumahnya.

"Nggak usah pegang-pegang begini ih, entar Mama kamu mikir yang lain-lain lagi."

Leiya segera melepas pegangan tangan Kaesar.

"Ya udah, gini aja."

Cowok itu malah memeluk pinggangnya dari belakang. Makin berlebihan.

"Kamu ngajak perang ya di sini? Ini rumah kamu, loh, bukannya kamu yang ngebet kawin kayak kemarin itu?" sebal Leiya ceplas-ceplos.

Ia meringis saat Kaesar mencubit pipinya.

"Mulutnya lemes banget sih," goda Kaesar mencolek kembali pipi perempuan itu.

"Apaan sih?!"

Leiya menghempaskan tangan nakal itu dan disambut tawa lepas oleh Kaesar. Keduanya bahkan tidak menyadari bahwa ternyata seseorang melihat perdebatan kecil mereka.

"Mama kamuu," bisik Leiya, refleks mencubit perut Kaesar.

"Oh udah datang, ayo masuk," ucap Mama Kaesar, sedikit tersenyum.

"Yuk, Yang. Nggak usah sungkan-sungkan, anggap aja rumah sendiri."

Rumah sendiri pala lo!

Leiya hampir mati gaya sekarang. Dia harus bicara apa ke mama Kaesar? Beramah-tamah seperti gadis manis? Atau perlukah dia mendekati Tante Santi, lalu mencium punggung tangan wanita it? Demi Tuhan, Leiya seperti anak kucing yang pantatnya habis dipukul sapu sekarang.

Barbar Ambyar (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang