Apakah ada pria lain yang lebih sabar menghadapimu dibanding aku? Katakan, siapa dia? Akan kutembak keluar seluruh isi perutnya.
Sepulang dari acara resepsi pernikahan sepupu Kaesar, mereka terlebih dahulu mengganti pakaian dengan menggunakan yang lebih santai. Leiya melirik Vivi yang menumpukan dagu di belakangnya, tepat di sandaran jok tempat Leiya duduk.
"Ngapain lihat-lihat?" gerutu Vivi sensi dan sontak berpindah menumpukan kepala di belakang jok Kaesar.
"Santai deh. Orang nggak sengaja nengok juga." Leiya memutar bola mata. Apaan banget si Vivi ini.
"Kalian maunya ke mana sekarang? Mau makan aja? Atau pengin berantem dulu?" usul Kaesar mengada-ngada.
"Anterin aku balik aja deh. Mendadak nggak nggak mood, panas banget lagi. Kayaknya hari ini ada setan lepas dari neraka terus turun ke Bumi jadi bikin panas membakar gini."
Leiya mengipas-ngipas wajahnya dengan tangannya sendiri. Merasa ada yang memerhatikannya, ia menoleh kepada Kaesar dan Vivi bergantian.
"Bisa aja kamu, Yang." Kaesar mengatur temperatur suhu di mobilnya dengan mengarahkan lubang pendingin itu tepat ke arah Leiya biar tidak terus-terusan bad mood dan ngelantur.
"Aku laper lagi, Kak."
"Antar aku pulang dulu, Kae."
"Makan dulu aja, yuk? Jarang-jarang kita makan bertiga gini. Ya kan, Vi?" Kaesar melirik Vivi lewat cermin persegi panjang di atas yang memantulkan sosok Vivi yang duduk di kursi belakang.
"Kok tanya aku? Aku ngikut Kakak aja lah, mau makan apa gimana. Soal Kak Lampir mah bodo amat maunya apa. Manja banget jadi cewek."
Leiya melotot, memandang Kaesar. Kak Lampir katanya?
"Vi," tegur Kaesar.
Vivi memundurkan badannya. "Maaf."
Kaesar geleng-geleng sambil mengucap istighfar dalam hati. "Ya Allah, kok gini amat sih."
Padahal niat Kaesar hanya ingin membantu membangun chemistry percalon adik kakak iparan antara Leiya dan Vivi. Cuma ya bagaimana, sama-sama singa tak ada yang mau mengalah.
Akhirnya, Kaesar mengajak Leiya dan Vivi makan di sebuah mal.
"Sekalian nonton yuk Kak, aku males langsung pulang ke rumah."
Kaesar memandang Leiya, meminta persetujuan. Cewek itu peka dan langsung mengangguk.
"Habisin dulu aja makanan kamu," ucap Kaesar.
"Nggak ah, aku udah kenyang."
Leiya menerima botol air mineral yang disodorkan oleh Kaesar. Diakhir tegukan Leiya tersedak, kontan saja ia terbatuk.
"Eh, pelan-pelan aja, Sayang." Dengan sigap Kaesar mengulurkan tisu.
Vivi yang sedang memainkan ponsel hanya memandang sekilas keduanya. Semakin membuatnya yakin bahwa kakaknya memang sudah sangat bucin pada Leiya.
Film yang akan mereka tonton rupanya sudah dimulai saat mereka masuk ke studio. Kaesar memilih kursi di bagian atas dengan alasan biar mata mereka tak mudah lelah jadi pilih aja yang sedikit jauh dari layar. Cowok itu duduk di tengah-tengah antara Leiya dan Vivi untuk mencegah perpecahan.
Film yang dipilih oleh Vivi bergenre horor. Karena Leiya tak tahu ingin menonton film apa, Kaesar mengikuti saja kata adiknya.
"Ngantuk, ya?" tanya Kaesar kepada Leiya. Dia melihat beberapa kali kelopak mata Leiya merem melek dan menguap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barbar Ambyar (Tamat)
Romance(FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA! BEBERAPA PART DIPRIVATE SECARA ACAK) Ketika Kaesar Wishaka yang ngebet nikah bertemu dengan Leiya Angger yang malas berkomitmen. Start: Februari 2020 End: September 2022