『Your Smile』 16
.
.
~ Introduction ~
| pengenalan, perkenalan |
.
.
°.☆_______________°.☆"Sampai kapan kamu mau menjauhiku?"
Gojo berucap dengan nada yang rendah membuat (Name) merinding dari balik selimut. Dengan sedikit takut dia menurunkan selimutnya, melihat wajah Gojo yang terlihat menyedihkan dengan mata berkaca-kaca.
(Name) langsung panik. Bangkit dari posisinya kemudian memeluk leher Gojo dengan cepat. Gojo merasa sangat diuntungkan disini, dia dengan santai melingkarkan tangannya di pinggang (Name). Mengerat. Gojo menenggelamkan wajahnya di antara lekukan leher (Name).
"Maaf,"
(Name) tiba-tiba berucap dengan nada lirih. Gojo diam mendengarkan, sebagai respon dia mengeratkan pelukannya.
"Aku ... bingung harus bersikap seperti apa di depanmu setelah kamu ... menyatakan perasaanmu padaku ...,"
Salah langkah memang, batin Gojo. Seharusnya dia tidak perlu se-agresif itu untuk mendapatkan (Name). Tapi, karena dirinya yang tidak sabar untuk mengklaim (Name) membuatnya salah jalan seperti ini.
Baiklah. Dia akan memperbaiki ini.
"Aku tidak akan memintamu menjawab sekarang," ucap Gojo.
(Name) sedikit menoleh, mendapati rambut putih Gojo yang bergoyang-goyang di area lehernya.
"Kita anggap yang waktu itu sebagai angin lalu saja, kamu tidak perlu terlalu memikirkannya. Aku akan menunggu," lanjutnya. Gojo mengeratkan pelukan.
"Bagaimana kalau kita mengulangnya dari awal?" Usul Gojo.
(Name) terdiam berpikir. Beberapa saat kemudian menganggukkan kepalanya, setuju dengan usulan Gojo.
"Um, oh iya, kita belum kenalan dengan benar, ya?" Tanya (Name).
"Eehh, kamu benar. Baiklah! Perkenalkan namaku Gojo Satoru!" Gojo melepas pelukan, mengulurkan tangannya untuk menjabat. Senyum secerah mentari terpasang pada wajahnya.
"Aku Kurage (Name), salam kenal Satoru," membalas jabatan Gojo. (Name) juga tersenyum lebar hingga matanya tertutup.
"Tapi--?"
Gojo memberikan tatapan bertanya pada (Name).
"Kamu tidak ke sekolah hari ini? Dan juga, kenapa kamu bisa datang sangat awal kerumahku sementara saat ke sekolah kamu selalu kesiangan?" Tanya (Name) heran.

"Ini dan itu beda, ubur-ubur," setelah memasang senyum menyebalkan, Gojo mengelak dengan memasang raut seriusnya.
(Name) mengangguk menyetujui. Meski tahu Gojo hanya mencari alasan, dia tidak akan memaksa pria itu untuk menjawab pertanyaannya dengan jujur.
"Aku akan masak sarapan pagi. Kita kebawah, ya?"
"Okee!!!"
『Your Smile』
Gojo menangkup wajahnya dengan kedua tangan. Tersenyum senang seraya menatap punggung (Name) yang sedang membelakanginya untuk memasak sarapan. Pikiran Gojo berkelana, menari-nari dan sebagainya. Yang tentunya isi pikirannya tidak jauh-jauh dari (Name) dan dirinya.
Mungkin kegiatannya ini akan menjadi hobinya mulai sekarang dan seterusnya.
"Satoru, bisa bantu aku?"
(Name) sedikit kesusahan karena harus mengaduk dan memotong sayuran di waktu yang harus bersamaan. Gojo dengan senang hati membantu, berjalan mendekati (Name) kemudian mengambil alih sendok dari tangan kanan gadisnya. Menggantikannya untuk mengaduk sup.
"Aku akan memotong ini sebentar, tolong aduk dengan benar supnya, ya?" Permintaan (Name) dijawab anggukan patuh Gojo.
Tangan kanan Gojo sibuk mengaduk. Tapi, pandangan mata sepenuhnya ada pada (Name) yang berdiri di sampingnya. Gojo memperhatikan wajah gadisnya, rambut yang diikat kuncir, poni tipis yang menutupi jidat dan beberapa helai rambut di sisi wajah (Name). Bibir pink yang sangat menggoda Gojo, dan hidung yang mancung tapi mungil.
Gojo hampir hilang kendali karena terbuai pada (Name). Andai saja suara bising di saku celananya tidak berbunyi sebagai peringatan untuknya. Gojo yakin dia akan pulang dengan pipi bercetak lima jari.
"Hm? Siapa?" (Name) bertanya, menoleh pada Gojo yang mengotak-atik ponsel pintarnya.
"Suguru," jawab Gojo. Menerima panggilan, Gojo mendekatkan ponselnya pada telinga.
"Kau dimana?" Tanya Geto setelah sambungan teleponnya diterima.
"Dirumah ubur-ubur. Kenapa?"
"Ohh, kirain kau bolos. Yaga-Sensei datang marah-marah ke kelas dan meneriaki namamu karena kau yang seenak jidat meninggalkan surat izin mu di mejanya," jelas Geto.
"Oh,"
"Respon macam apa itu, huh?! Anak-anak dikelas jadi mengumpati dan menyumpahimu karena mereka jadi korban mendengar ceramah panjang lebar dan serangan dari boneka-nya karena dirimu, sialan?!"
"Maaf, Suguru. Sekarang aku lagi sibuk banget, kalian semangat aja dengerin ceramah Yaga-Sensei. Jaa~!"
Telepon di putus sepihak. Gojo sangat yakin kalau Geto sekarang sedang mengomel karena kelakuannya. Please, jangan salahkan diri Gojo yang tampan.
"Ada apa?" (Name) menatap Gojo.
"Tidak ada apa-apa~!"
"Oh! Supnya sudah matang! Kamu bisa berhenti mengaduk sekarang," ucap (Name) setelah sadar sup-nya sudah mulai bergelembung.
"Ha'i~,"
Dalam beberapa detik makanan sudah rapi tertata di atas meja makan. Gojo dan (Name) duduk saling berhadapan, ittadakimasu, lalu makan dengan tenang.
"Aku akan membantumu cuci piring,"
Setelah menghabiskan sarapan mereka. (Name) mendapat bantuan dari Gojo untuk membersihkan lemak-lemak yang menempel pada piring serta alat makan lainnya.
(Name) mengusap keningnya yang gatal dengan punggung tangan yang dipenuhi busa. Gojo yang membilas piring menoleh ke arah (Name), mendapati busa menempel di kening gadis itu.
"Ada busa di keningmu, ubur-ubur," tegur Gojo seraya menatap (Name) yang mengusap keningnya untuk menghilangkan busa, tapi malah tidak kena.
"Bukan disitu, usap kepalamu di lengan bajuku,"
(Name) mengusap kepalanya pada lengan baju Gojo.
"Sudah hilang?" Tanyanya."Hm~!"
"Jadi setelah ini kamu mau melakukan apa?" Tanya (Name).
"Apa, ya~?"
"Bisa temani aku belanja setelah ini?"
Gojo membilas tangannya dengan air, lalu mengelap dengan kain di depannya.
"Belanja apa?""Makanan, um, bahan buat kue juga,"
"Eeh?! Kamu mau buat kue apa?!"
"Chocolate cake,"
Gojo diam sebentar.
"Seharusnya aku sudah tahu jawabanmu," ucapnya kemudian.°.☆ _____________°.☆
Keknya ... buku ini masih lama tamatnya deh ... duh, buku sebelah juga lagi panas2 nya, wkwkwkwkw.
『A』『n』『d』『i』『f』『t』
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Smile
FanfictionKurage [Name]. Gadis pendiam yang tengah jatuh hati pada salah satu teman sekelasnya semenjak SMP. Dia bahkan rela masuk ke SMA yang sama dengan pria yang disukainya. Dan di saat dirinya telah siap menyatakan perasaannya pada Geto Suguru ... Dia mal...