☾. °. . Chapter 30

586 81 6
                                    

【Your Smile】 30
.
.
🎼 Playlist 🎼
| Invisible |
[ Tak terlihat ]
~ Zara Larsson~
.
.
~ Snow ~
| Salju |
.
.
Happy Reading 💕
.
.
°.☆ _____°.☆

Gojo menarik (Name) keluar dari kafe. Meski tadi jalan-jalan ditaman gagal, tempat lain masih ada untuk mereka kunjungi.

Gojo menggenggam tangan mungil (Name), menarik gadisnya untuk lebih dekat dengan dirinya. Tempat mereka sekarang terlalu ramai, bisa bahaya kalau Gojo kehilangan (Name) disini.

"Jangan jauh-jauh, (Name). Kamu itu gampang banget tenggelam di lautan manusia kek gini," ucap Gojo mengeratkan genggaman.

"Aku akan mencarimu kalau kita berpisah," balas (Name) tanpa menatap Gojo. Orang-orang yang lewat di sampingnya kadang menyambar dirinya. Tubuh mungil (Name) memang akan mudah tenggelam di lautan manusia seperti ini. Beda dengan Gojo yang mudah ditemukan karena ia terlalu mencolok.

"Dasar bodoh, seharusnya aku yang bilang itu," mengerucutkan bibir. Gojo merangkul (Name) tanpa melepas genggaman tangan mereka.

Mereka berdua berhasil keluar dari lautan manusia. Melangkah ke arah bangku kosong yang panjang, duduk saling berdampingan, mengistirahatkan diri disana.

Gojo menyandarkan tubuhnya yang besar pada tubuh mungil (Name). Membuat gadis itu merasa terjepit dan dibebani.

"Satoru, badanmu berat," ucap (Name).

"Aku ini capek, tau,"

Menghela nafas. (Name) mendorong paksa tubuh Gojo dengan susah payah. Berdiri, kemudian melangkah menjauh.

"(Namee)!! Kamu mau kemana?!" Teriak Gojo dari bangku. Tidak ada niatan untuk mengejar.

"Beli minum!" Teriak (Name) balik tanpa menoleh.

Melihat kesana-kemari, (Name) menemukan vanding machine yang terletak sedikit jauh dari tempatnya dan Gojo. Berlari kecil kearah sana, meski kadang masih disambar beberapa orang yang jalan melewatinya.

"Kusso Onna?"

(Name) memasukkan koin ke dalam vanding machine, kemudian menekan tombol minuman yang dia inginkan.

"Woi! Kau tuli, ya, huh?!"

Mengambil dua minuman beda rasa, memasukkannya ke dalam kantung, (Name) mulai melangkah.

"Ck! Sialan!"

Bahunya terasa tertarik ke belakang. (Name) menoleh, mendapati Sukuna memasang ekspresi kesal yang jaraknya beberapa senti dari wajahnya. (Name) sedikit menjauh, menjaga jarak darinya.

"Kau ini tuli atau pura-pura tuli, huh?" Tanyanya dengan nada kasar.

Mengerjab, (Name) menatap Sukuna.
"Pendengaranku baik-baik saja, kok. Gak ada masalah," jawabnya.

"Jadi kau pura-pura tuli dan tidak menoleh saat kupanggil?!"

"Eh? ... jadi kamu panggil aku daritadi? Aku ingat gak denger suara mu panggil namaku, loh," jawab (Name) menatap Sukuna bingung.

Sukuna diam. Tangannya terangkat menepuk jidat, jadi siapa yang salah disini?
"Serah," ucapnya kemudian.

(Name) menggaruk tengkuk.
"Umm, kalau begitu ... aku pergi dulu," ucapnya lalu membungkukkan badan sebentar.

"Tunggu!"

"Iya?"

"Kau ... dengan siapa kesini? Ke lautan manusia ini?" Tanya Sukuna.

(Name) tersenyum kecil.
"Aku kesini dengan Satoru," jawabnya.

Sukuna memasang tampang datar setelah mendengar nama orang yang ingin dia temui paling akhir di dunia.

Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang