🍁 Chapter 18 🍁

586 91 15
                                    

『Your Smile』 18
.
.
🎼Playlist🎼
| Umbrella |
[ Payung ]
~ Ember Island ~
.
.
~ Mad Girl ~
| Gadis gila/stres |
.
.
°.☆ ____🍁🌿🍃 ____°.☆

"Jadi? Apa yang mau kau bicarakan, Suguru?"

Gojo bertanya pada Geto yang duduk di depannya. Sekarang mereka berdua berada di salah satu kafe langganan Geto yang sering dia datangi bersama Shoko atau Mahito.

Geto mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam tasnya, menyusunnya sebentar, lalu memberikan kertas itu pada Gojo.

"Apa ini?" Tanya Gojo setelah menerima lembaran kertas dari Geto.

"C.V-nya Yukie," jawab Geto singkat.

"Kau ... darimana dapat ini?"

"Mahito menemukannya di meja kepala sekolah dan meng-copy-nya lalu memberikannya padaku,"

"Ohhhh,"

Gojo membaca setiap kalimat yang tertera di kertas. Beberapa saat kemudian ia mengerutkan kening, Gojo menatap Geto.

"Ayahnya pengedar barang ilegal?"

Geto mengangguk.
"Iya, dia juga pernah terlibat banyak dalam kasus pembunuhan. Menjual dipasar gelap, dan menyeludupkan barang-barang terlarang,"

"Aku jadi kagum pada kepala sekolah yang mendapat semua informasi ini sampai ke akar-akarnya,"

"Dengan keadaan seperti itu, Yukie tumbuh dengan mental yang rusak,"

"Eehh, lalu? Apa hubungannya denganku?" Tanya Gojo.

Geto menghela nafas.
"Aku tadi memperhatikan-nya semenjak dia masuk kelas. Matanya berkilat saat melihatmu. Sepertinya Yukie menyukaimu, Satoru."

"Yah, gak heran, sih,"

"Bukan itu masalahnya, goblok!!"

"Jadi?" Gojo bertopang dagu. Tangan kanannya sibuk memotong cake yang baru saja dibawakan pelayan kafe.

"Yukie tumbuh dengan mental rusak, dia juga dimanjakan, segala keinginannya harus terkabulkan. Bahkan untuk memenuhi keinginannya dia tidak keberatan mengorbankan banyak nyawa ... gambarannya dia seperti ... Har*ley Quinnn? Atau mungkin lebih parah,"

Gojo berhenti mengunyah. Raut wajahnya mulai serius. Melipat kedua tangannya di depan dada, ia melepas kacamata hitamnya.

"Jika si Yukie terpesona padaku sementara aku lebih memilih (Name). Dia akan mengganggu (Name) dan akan melukainya, begitu?" Simpul Gojo dengan wajah yang mulai mengeras.

"Saat istirahat siang tadi, Yukie berjalan kearahmu dan (Name). Sebelum dia sampai ketempat kalian, aku dan Shoko langsung menarik kalian berdua dari sana," - Geto menarik selembaran kertas itu dari hadapan Gojo-, "dia mudah terobsesi pada sesuatu yang indah dan cantik. Rasa obsesi itu yang membuatnya menjadi gadis gila. Dan kurasa, dia menganggapmu sesuatu yang indah dan cantik itu,"

Geto menatap dengan pandangan serius.
"Kurasa ... kau harus lebih menjaga (Name) mulai sekarang, Satoru,"

°.☆____ 🍁🌿🍃____°.☆

"Kurage-san,"

"Fujiwara-san? Ada apa?"

Tuan Kurage menyampingkan badannya. Melirik kearah pria berumur tigapuluh tahunan yang berada di belakangnya.

Rapat yang dihadiri olehnya telah selesai beberapa menit yang lalu. Sekarang Tuan Kurage berniat untuk pulang, tapi tidak jadi saat salah satu orang yang diundang dalam rapat memanggilnya. Tuan Fujiwara.

Ayah (Name) adalah salah satu anggota militer berpangkat tinggi. Dia menjalankan beberapa operasi penting untuk keamanan negara, karena kesibukan itu membuatnya jarang berada di rumah yang membuatnya kasihan pada (Name) yang kadang merasa kesepian.

"Putriku, Yukie, sepertinya satu sekolah dengan anak gadismu,"

"Jadi?"

Jujur saja. Tuan Kurage tidak menyukai Fujiwara karena pria itu berbahaya dan selalu menggunakan cara kotor untuk menang. Dan belakangan ini, pria gila itu sedang mengawasi pergerakan Tuan Kurage, dan tentunya pasti ada niat buruk.

"Kuharap mereka berdua menjadi teman yang baik,"

"Hee~?"

Seringaian terpasang, kemudian dalam sekejap tergantikan dengan senyuman tidak mengenakkan. Mata Tuan Kurage sampai tertutup karena senyumannya.

"Aku harap mereka berdua tidak berteman baik ... Fujiwara," suaranya merendah di bagian akhir.

"Kenapa?"

"Kenapa ... ya? Aku tidak ingin putri tersayangku berteman dengan anakmu yang hampir gila," jawabnya tanpa beban.

Fujiwara mengepalkan kedua tangan. Kedua matanya menatap tajam Tuan Kurage yang terlihat seperti biasanya. Santai.

Beberapa saat kemudian, raut wajah marah itu tergantikan dengan senyum licik.
"Aku jadi penasaran dengan reaksi putrimu saat tahu kalau kau itu ... mantan pembunuh bayaran," ucapnya.

"Yah, dia sudah tahu, tidak ada yang perlu kau khawatirkan, Fujiwara," jawab Tuan Kurage.

Mendecih. Fujiwara membalikkan badan, pergi meninggalkan Tuan Kurage tanpa pamit.

Menghela nafas. Tuan Kurage juga melanjutkan langkah. Tangannya merogoh saku celana, mengambil ponsel pintarnya, lalu mencari kontak yang ingin dia hubungi.

Tersambung. Tuan Kurage mendekatkan ponselnya ke telinga.

.
.

Gojo teleport memasuki kamar (Name). Tidak ada siapa-siapa. Gojo mengedikkan bahu dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil menunggu (Name) yang sepertinya ada di kamar mandi.

Pria berjiwa bocah ini mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. Beberapa saat yang lalu Ayah (Name) menelponnya dan memintanya untuk menjaga (Name) yang ada di rumah sendiri.

"Satoru?"

(Name) yang baru keluar dari kamar mandi menatap Gojo kaget yang lagi rebahan di atas ranjangnya.

"Sejak kapan kamu disini ...?"

"Baru-baru saja," jawab Gojo.

(Name) melihat kearah pintu kamarnya yang terkunci.
"Bagaimana caramu masuk?"

"Teleport~!"

Menghela nafas. (Name) pasrah dengan sifat Gojo yang seperti itu. Dia berjalan kearah sofa, mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja, lalu duduk di tepi ranjang.

"Kenapa kemari?" Tanya (Name) menatap Gojo.

"Hm~ kenapa, ya? Ayahmu memintaku untuk menjagamu hari ini," jawab Gojo.

"Menjagaku? Ada apa memangnya?"

Manik ocean-nya menatap (Name) sekilas lalu kembali ke layar ponsel.

"Akan kujelaskan nanti. Sekarang aku kelaparan, ubur-ubur, masakin makanan, dong!" Pintahnya.

Menurut. (Name) berjalan kearah pintu kamar, membuka kuncinya, lalu keluar diikuti Gojo.

_____________

Aku baru aja nonton SK8, baru sampe epsd 3, sih ... ternyata seru banget animenya.

A』『n』『d』『i』『f』『t』

Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang