☾. °. . Chapter 26

576 89 1
                                    

【Your Smile】26
.
.
~ Jealous ~
◆| Cemburu |◆
.
.
Happy Reading 💕
.
.
°.☆____°.☆

(Name) merogoh isi tasnya, ponselnya berbunyi beberapa saat yang lalu dan ia baru sadar akan hal itu. Layar ponselnya tertera nama 'Akashi. (Name) mengangkat panggilannya.

Disaat yang bersamaan, Gojo datang, duduk di sampingnya diatas rerumputan sambil bersandar pada pohon. Menggigit satu mochi ke mulutnya, mata melirik kearah (Name), mendapati gadisnya sedang berbicara dengan seseorang lewat ponselnya.

Menajamkan pendengarannya, Gojo menangkap suara yang sama dengan suara orang yang membuatnya terbakar kemarin. Rautnya mendingin, mochi masuk ke dalam mulutnya sekali suap.

(Name) mengakhiri panggilan. Menyimpan ponsel pintarnya lalu memakan roti isi coklat yang ia bawa dari rumah.

Menyadari ada yang terasa aneh. (Name) memutar leher ke samping, pandangan mata mendapati wajah Gojo yang terlihat serius.

(Name) menepuk pundak Gojo.
"Ada apa?" Tanyanya.

"Gak ada."

Mengerjab. (Name) menghela nafas, kemudian melanjutkan makannya yang sempat terhenti. Gojo mungkin tidak ingin bicara masalahnya sekarang pikir (Name).

"Oh iya, sore nanti Akashi-kun mengajakku ke taman yang kemarin,"

"Oh?"

(Name) merasa tidak enak hati setelah mendengar respon Gojo yang terlihat tidak peduli. Menggigit bibir bawah, (Name) menatap Gojo kembali dengan tatapan khawatir.

"Kamu ada masalah?" Tanya (Name).

Gojo melirik. Lalu kembali melihat kearah rumput.
"Jam berapa kamu akan pergi kesana?" Tanyanya.

"Empat,"

"Hmm ...," berdiri dari duduknya. Gojo mereganggkan badan, berpamitan pada (Name) lalu melangkah menjauh.

(Name) menatap punggung Gojo yang perlahan mengecil dengan tatapan sendu. Ada apa dengannya? (Name) jadi kehilangan selera makan karena ini.

"(Namee)?"

Shoko datang. Memanggil namanya, tapi tidak di dengar. Mengerjab sebentar, Shoko kemudian duduk di samping (Name). Menyikut gadis itu untuk mendapat perhatiannya.

"Eh? Kenapa?"

Shoko dapat melihat mata (Name) yang mulai berkaca-kaca dan memerah.

"Kamu yang 'kenapa?'" Tanya Shoko balik.

Menggeleng. (Name) memasang senyum kecil.
"Tidak ada."

"Kutebak, pasti karena Gojo 'kan?"

Tepat sasaran. Shoko mendapati raut wajah (Name) perlahan berubah.

"Sakit hati 'kah?"

"Eh?! Bukan ...,"

Shoko memeluk (Name).
"Pertama Gojo, sekarang kamu,"

"Ee ... apa maksudmu ...?"

"Kalian berdua sama-sama sulit mengungkapkan perasaan, ya?"

(Name) melepas pelukan. Menatap Shoko dengan pandangan bertanya.

"Jadi? Ada masalah apa dengan Gojo?" Tanya Shoko.

(Name) menunduk. Meremas rok hitamnya.
"Dia ... terlihat tidak senang. Temanku mengajakku ketemuan sore nanti ... dia bilang ada yang ingin dia katakan. Setelah mengatakan itu pada Satoru, dia pergi dengan raut datar ... aku belum melihatnya memasang wajah seperti itu,"

"(Name) ... apa Gojo pernah bilang kalau dia menyukaimu?"

Wajahnya perlahan memerah saat mengingat kejadian waktu itu. (Name) mengangguk.

"Anak itu cemburu berat,"

(Name) menatap Shoko.

Shoko menatap balik. Dia tahu (Name) tidak tahu perasaannya sendiri atau tidak ingin mengakuinya. Ia melanjutkan,
"Wajar baginya untuk cemburu 'kan? Nah, sekarang aku pengen nanya,"

Shoko mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan (Name). Memegang kedua tangan gadis itu dengan erat. Shoko akan memancing (Name) untuk jujur. Lelah dirinya lihat hubungan Gojo dan (Name) yang belum berubah.

"Bagaimana perasaanmu saat bersama Gojo?"

"Aku nyaman dan merasa senang saat bersamanya. Meski dia menyebalkan, menyusahkan, dan selalu berbuat seenaknya. Aku kadang tertawa melihatnya bertingkah seperti itu ... mungkin itu hiburan tersendiri bagiku," (Name) tersenyum kecil tanpa sadar.

"Kamu mungkin satu-satunya orang yang melihat sikap jelek Gojo dari sisi positif. Bagaimana perasaanmu saat dia menggoda gadis lain?"

Raut wajah (Name) berubah. Terlihat tidak terima saat Shoko mengatakan itu.
"Itu ... dia benar-benar menyebalkan saat menggoda gadis lain. Tapi ... aku juga tidak bisa menyalahkannya ataupun menyalahkan gadis yang di dekatinya, perasaan kagum dan suka muncul kapan saja 'kan? Aku tidak bisa menyalahkan siapapun,"

Shoko tersenyum dalam hati.
"Apa dia memperlakukanmu dengan baik?"

"Um, meski suka menyuruh-nyuruh. Kadang dia bersikap tulus padaku,"

"Ha?! Gojo--?! Ah ... dia seperti itu hanya saat bersamamu, ya?" Shoko menganggukkan kepala paham. Walau masih terkejut, Gojo--orang paling sombong sedunia dan menyebalkan--bisa menjadi tulus untuk orang yang sangat berharga baginya.

"Hm? Ada apa?"

"Tidak ada! Lanjut! Apa kamu menyadari perasaanmu padanya?"

(Name) memiringkan kepala.
"Maksudnya ...?"

"Kalau kubilang kamu cinta Gojo, gimana?" Ucap Shoko sudah greget.

Wajah (Name) memerah. Mulutnya terbuka ingin mengatakan kalimat elakan, tapi suaranya seakan tercekat, berhenti di tenggorokan.

"(Name) ... apa kamu mau Gojo meninggalkanmu dan pergi bersama gadis lain?"

(Name) membayangkan itu terjadi. Membayangkan Gojo pergi meninggalkannya demi gadis lain. Perasaan sesak memenuhi dadanya disaat yang bersamaan. Tidak. Itu terasa seperti mimpi buruk baginya.

"Tidak ... mau ...," tanpa sadar air mata keluar dari kelopak matanya. Shoko jadi merasa tidak enak, ini pertama kalinya dia melihat (Name) mengeluarkan air mata.

"Kalau begitu jujurlah," ucap Shoko kemudian.

"A-aku ... juga menyukainya ... m-mungkin perasaanku sudah lebih daripada itu ...," air mata (Name) bercucuran, suaranya terdengar serak-, "... aku juga tidak mau kehilangan dia ...," lanjutnya.

Shoko kembali memeluk (Name). Menepuk-nepuk punggung gadis itu dengan pelan. Ia diam-diam tersenyum senang. Rencananya berhasil. (Name) akhirnya jujur.

"Temui dia dan jawab pertanyaannya!!"

°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆

Sore hari. (Name) duduk di taman tempat Akashi memintanya untuk menunggu. Dirinya sudah datang beberapa saat yang lalu, lebih awal dari waktu yang dijanjikan.

Tanpa sepengetahuannya. Ada tiga makhluk yang melihatnya dari kejauhan. Dua lainnya terlihat bersemangat dan yang satunya lagi terlihat sangat kesal.

"Wajah (Name) memerah! Jangan-jangan dia habis menangis ...?" Ujar Geto lalu melirik kearah Gojo yang menatap (Name) dengan pandangan sulit.

"Dia lagi nungguin siapa, sih?!" Meski bersemangat, Mahito tidak tahu apa-apa bertanya. Dirinya tadi hanya ikut ditarik Geto ke taman ini tanpa mendengar penjelasan apapun. Makanya dia bingung. Kenapa (Name) duduk sendirian di bangku taman sementara Gojo malah ikut sembunyi disini?

"Pria itu datang!!"

Ucapan Geto membuat Gojo menatap Akashi yang berjalan mendekati (Name). Tangannya mengepal dari dalam saku. Mendecih tidak suka lalu menatap kearah lain.

°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆

Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang