⸙͎۪۫ ⊰ Chapter 22

554 92 4
                                    

【Your Smile】 22
.
.
🎼Positions🎼
[ Posisi ]
~ Ariana Grande ~
.
.
~ Rampage ~
| Mengamuk, meluap |
.
.
💞 Love An 💕

.
.
°.☆ ____°.☆

Gojo menguap. Matanya berair. Dia dan Geto berada diluar ruangan Yaga-Sensei, menunggu mereka dipanggil kembali olehnya.

"Lama!" Keluh Gojo yang duduk di lantai.

Beberapa detik kemudian, suara Yaga-sensei terdengar meminta mereka untuk masuk ke dalam. Gojo bangkit dengan wajah jengkel, menggeser pintu, lalu masuk kedalam diikuti Geto.

"Yo, bocah Gojo,"

Gojo diam berdiri. Menatap Tuan Kurage yang duduk di sofa depan Yaga-sensei dengan beberapa orang berjas hitam di belakang Tuan Kurage.

"Kenapa kau disini?" Tanya Gojo.

"Pekerjaan,"

"Oh,"

Kurage? Itu Ayah (Name)? Batin Geto bertanya. Menatap Ayah (Name) dari samping Gojo.

"Aku ada misi untuk kalian berdua," Yaga-Sensei mulai bicara.

"Apa itu?"

"Biar aku yang jelaskan," Tuan Kurage berdiri. Sorot matanya menajam, tak ada keramahan. Ia menatap Gojo yang berdiri agak jauh di depannya.

"(Name)-chan menghilang beberapa jam yang lalu,"

"Huh?"

Gojo melorotkan kacamata. Matanya sedikit membulat, masih memproses perkataan Tuan Kurage masuk ke dalam otaknya.

Tuan Kurage melanjutkan.
"Barang-barangnya ditemukan oleh salah satu temannya di jalanan dan juga ponselnya. Setelah aku kesana dan menyelidikinya, ada tongkat basbol entah milik siapa tergeletak disana, dengan sedikit darah diujungnya,

"Setelah aku memeriksa sampel darahnya, itu milik (Name)-chan. Sepertinya dia dipukul hingga pingsan dan dibawa pergi," jelasnya.

Geto melirik takut kearah Gojo. Dia dapat merasakan aura disekitarnya mulai berubah, suasana juga terasa berat.

"Aku ingin kalian menyelamatkannya,"

"Baiklah,"

Gojo berbalik. Hendak melangkah keluar dengan langkah tergesa sebelum Geto menahannya.

"Ini belum selesai," ucap Geto menatap mata Gojo.

"Aku tidak bisa tinggal diam dan mendengar penjelasannya,"

"Setidaknya tunggu beberapa saat,"

"Cih!"

Tuan Kurage menghela nafas.
"Baiklah. Aku akan langsung saja. Lokasi mereka membawa (Name)-chan berada di dalam hutan, bangunan tidak terpakai. Lawan kalian adalah anak buah Fujiwara dan putrinya, terserah kalian ingin menghadiakan apa pada mereka, aku tidak peduli. Yang jelas (Name)-chan kembali,"

"Tunggu. Apa kami juga boleh membunuh mereka?" Tanya Geto. Posisinya masih menahan Gojo.

"Boleh. Tak masalah," jawab Tuan Kurage.

"Jangan bunuh mereka. Cukup hajar saja dan bawa (Name) pergi dari sana. Jangan berlebihan, lawan kalian ini manusia, bukan kutukan," sahut Yaga-sensei.

"Yah, sebenarnya aku menginginkan mereka mati,"

"Apa?!"

Tuan Kurage kembali duduk.
"Pemerintahan memintaku untuk menghabisi mereka. Alasannya? Kami menemukan bukti Fujiwara melakukan hal ilegal. Penyeludupan, pemerkosaan, pembunuhan, pemerasan, dan hal buruk lainnya. Bisa saja ini melewati jalur hukum, tapi sayangnya koneksi Fujiwara menyebar luas, kami tidak bisa menangkap mereka satu persatu.

"Ada kemungkinan saat kami akan menangkap dan mereka malah kabur. Jadi aku memilih membunuh mereka, mumpung beberapa dari mereka termasuk putrinya ada di dalam hutan itu," jelas Tuan Kurage. Matanya melirik kearah Gojo.

"Jika kalian tidak ingin membunuh. Tak apa. Aku yang akan menghabisi mereka setelah kalian membawa (Name)-chan kembali,"

"Iya, iya! Boleh kami pergi sekarang?!"
Gojo menyahut dengan nada jengkel.

"Ya sudah. Pergi sana,"

°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆

"Ini tempatnya ...?"

Geto memandang sekeliling. Hanya ada pohon dan semak-semak, yang menerangi mereka sekarang hanya cahaya bulan yang merembes melewati celah-celah daun pepohonan.

Bangunan bertingkat dua di depan mereka terlihat akan hancur sebentar lagi. Gojo dengan tidak sabaran melangkah mendekat, mendendang pintu dengan kasar, lalu disambut dengan banyak pria berbadan kekar.

"Aku akan mulai menikmati ini. Suguru, kau pergi dan cari (Name),"

"Baiklah," Geto pergi. Membiarkan Gojo menghajar mereka sepuasnya.

Disisi lain, (Name) sibuk menghindari serangan mematikan dari pria kekar yang melayangkan tinju padanya. Sekali dia kena pukulannya maka berakhir sudah, tangan pria di depannya ini dilatih untuk menghancurkan leher seseorang.

Yukie tertawa dengan keras. Senang dengan tontonan yang dia lihat sekarang.
"Jangan biarkan dia pergi, Yume!!" Teriaknya.

(Name) terpeleset. Sial. Lelaki bernama Yume ini menyudutkannya. Mulai mencengkram lehernya siap untuk dihancurkan.

"Tunggu,"

Yukie tiba-tiba bersuara. Dia melangkah mendekat, suara high heels yang bertemu lantai terdengar keras.

"Kalau dia dibunuh seperti ini tidak akan seru. Aku ingin dia merasa menderita terlebih dahulu hingga memohon kematian padaku," ucapnya. Membungkuk, tersenyum tepat di hadapan (Name).

"Yume, jadikan dia jal*ang mu malam ini,"

(Name) memberontak. Dia tidak suka ini. Pisau yang di pakainya jatuh entah kemana. Dia ceroboh. Dia tidak bisa lepas dari pria mengerikan yang mencengkram lehernya.

Yume mulai melepas sweater yang membalut seragam (Name) diiringi tawa Yukie yang menggelegar. (Name) mengambil batu besar di sekitarnya, melemparnya kearah kepala Yume hingga cengraman dilehernya terlepas. (Name) meloncat kebelakang dengan badan yang sedikit oleng ke samping hampir terjatuh. Tapi, bahunya di tahan seseorang.

"Sial!!"

Yukie mengumpat. Dia tidak bisa melihat seseorang yang menahan bahu (Name) yang mulai kehilangan kesadaran. Dari tangan yang memegang bahu (Name) dia seorang pria, dengan mata biru yang menyala di sisi gelapnya ruangan.

"Teknik kutukan ; Murasaki,"

Bola cahaya ungu yang besar datang dari arah lain. Membantai habis Yukie dan Yume. Gojo menggendong (Name), lalu segera berlari keluar dari sana.

.
.

"Satoru?!"

Geto yang menunggu diluar menghampiri Gojo yang menggendong (Name) dengan gadis itu dalam keadaan tidak sadarkan diri. Geto yang awalnya diminta mencari (Name) segera memberitahu Gojo saat dia menemukan dimana (Name) berada.

Perubahan rencana, Geto yang mengurus beberapa bawahan Fujiwara dan Gojo yang mencari (Name) setelah melepas tekhnik kutukannya.

"Aku akan membawanya ke Shoko. Kita kembali sekarang,"

°.☆ ___ 🍁🌿🍃___°.☆

Nulis ini setelah sahur.

Ah, aku lupa kasi tau [baru edit tadi]

"You must love yourself, guys."

Jangan self compare ama ucapan org lain.

"I wonder when I love me is enough?"
{Dari lagu I Love Me, Demi Lovato}

From now, guys.

💞 Love An 💕

Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang