A17 || Film Horor

3.8K 488 41
                                    

Fatimah berjalan dari dapur menuju ke ruang tamu di filla nya dengan membawa secangkir kopi untuk Arsya juga cemilan , malam ini hujan dan enak nya ngopi kata Arsya , Fatimah pun mengiyakan nya.

" Sya , mau diambilkan bantal ? " tanya Fatimah pada Arsya yang sedang tiduran di sofa tanpa penyangga kepala sambil menaruh kopi dan cemilan di atas meja.

" nggak perlu , sini Tim duduk sini " Arsya bangun dan memanggil Fatimah.

Gadis itu pun duduk di sofa panjang itu.

" egh , kamu mau ngapain? "

" gue mau meletakkan kepala gue di pangkuan lo " jawab Arsya.

" jangan , Sya , bau "

" bau apa ? " tanya Arsya sambil menaikkan sebelah alis nya.

" aku lagi udzur " jawab Fatimah agak lirih.

" nggak papa , gue nggak jijik sama sekali kok " kata Arsya , ia mulai meletakkan kepala nya di pangkuan Fatimah.

Gadis itu tersenyum sambil mengelus rambut coklat milik Arsya.

" Tim "

" hm "

" malam ini mau nggak ? "

" mau apa ? "

Arsya bangun dari pangkuan Fatimah.

" besok kan hari minggu , malam ini kita em... "

" apa sih Sya ? " tanya Fatimah makin penasaran.

" nonton film horor " jawab Arsya.

Fatimah menelan ludah dengan susah payah.

Ceklek.

Arsya sudah mematikan lampu nya.

" Sya , lampu nya nggak perlu di matikan " tutur Fatimah.

" kalo nggak di matiin nggak seru , biar kayak di bioskop " jawab Arsya.

Televisi pun menyala dengan suara menggelegar khas film horor. Arsya kembali duduk di sebelah Fatimah , lalu dia mencekal tangan Fatimah.

" belum mulai kok udah dingin " kata Arsya

" aku takut Sya "

" kan ada gue , jadi relax saja " ucap Arsya sambil merangkul Fatimah.

' akhirnya gue bisa modus sama Fatimah melalui film horor ini ' batin Arsya.

TEROWONGAN RUMAH SAKIT

Judul film horor itu.

" Sya "

" hm "

" ini udah jam 9 malam Sya , kamu yakin ? " tanya Fatimah.

" ya yakin lah , gimana sih lo " jawab Arsya.

Bulu kuduk Fatimah mulai berdiri , ia fokus pada layar kaca televisi sedangkan Arsya dia fokus menatap wajah tegang Fatimah.

Hantu nya keluar , berambut panjang menutupi muka , baju putih dan melayang di atas tanah , darah di sekujur tubuh nya.

" astaghfirullahhh! " teriak Fatimah karena kaget sambil menutup muka nya dengan kedua telapak tangan nya.

Arsya langsung memeluk erat gadis di sebelah nya.

" Sya , kamu nggak takut ? " tanya Fatimah yang masih dengan posisi yang sama.

" aku nggak takut dengan apapun , kecuali.. "

" kecuali apa ? " Fatimah mendongak dan menatap mata hazel milik Arsya.

" kecuali kehilangan kamu " kata Arsya sambil mengulum senyum.

ARSYA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang