A29 || Surat.

3.3K 464 218
                                    

Tit. Tit. Tit.

Malam itu keadaan sangat mencekam, di dalam ruang ICU RS.Cahaya, seseorang terus berjuang melawan racun mematikan.

Peluh di dahi dokter terus saja mengalir, menetral kan racun mematikan bukan lah hal yang mudah, apalagi ketika racun itu sangat cepat menyebar, dan menyelami setiap organ tubuh gadis itu. Fatimah, dia sedang berjuang melawan racun mematikan dalam tubuh nya.

"Sus, cepat sus cepat! Kondisi pasien semakin melemah!" Seru dokter.

"Baik dok, saya akan usahakan semuanya!" Suster itu kuwalahan dengan kondisi yang ada, keadaan Fatimah melemah sangat lemah.

Mereka sibuk dengan kegiatan dan tugas nya masing-masing, jika terlambat sedetik saja, maka nyawa Fatimah tidak akan tertolong.

TITT....

Deg!

Semua menoleh ke arah desfribilator yang baru saja membentuk garis lurus, detak jantung Fatimah menghilang.

"Sus, tolong ambilkan AED, cepat!" Seru dokter.

Dengan cekatan susterpun langsung memberikan alat kejut jantung pada sang dokter.

Beberapa kali percobaan, hasil nya nihil.

"Nihil dok!"

"Kita coba lagi!"

Beberapa kali hasil nya sama.

Dokter menggeleng pasrah.

"DOK TOLONG SELAMATKAN ADEK SAYA!!!" pekik Ali dari luar ruangan.

Dokter mengangguk kuat. "Sekali lagi!"

"Lo cantik , gue suka sama lo , gue nggak tau kapan dan dimana perasaan ini muncul , tapi yang jelas gue sayang sama lo , dan gue cinta sama lo"

"Ra , kamu itu seperti kalsium, nitrogen, titanium dan kalium. Ca-N-Ti-K. Aku suka , aku sayang , dan aku cinta"

"Aku rindu , pengen peluk kamu"

"Malam paling menakutkan buat ku , adalah malam-malam tanpa kamu"

"I Love You My baby Ara"

Hanya ucapan Arsya yang kini mengelilingi otak Fatimah, air mata keluar dari sudut mata gadis itu, setetes demi setetes. Arsya, nama yang terus di sebut Fatimah dalam hati dengan lemah. Arsya. Arsya. Arsya. Arsya..

Titttt.....

Detak jantung nya masih hilang, dokter sudah berkali kali mencoba mengembalikan detak jantung gadis itu, racun nya belum 100 persen netral, mungkin tinggal 2 persen, meski hanya 2 persen kekuatan racun itu amat lah kuat dan mematikan.

Dokter kembali menggeleng pasrah. Suster pun menghampiri Ali dengan kabar duka yang dibawanya. "Maaf mas, pasien telah tiada, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tuhan berkata lain"

Deg!

"NGGAKK!!! NGGAK MUNGKIN!!!" Ali berlari memasuki ruang ICU itu,

"DOK! TOLONG JANGAN DI LEPAS DULU ALAT BANTU PERNAFASAN NYA!! TUNGGU HINGGA 30 MENIT! TOLONG DOK!" teriak Ali.

"FATIMAH BANGUN FATIMAH!!! KALO LO MATI GUE HARUS NGOMONG APA SAMA ABI DAN UMI?!"

"FATIMAH BANGUN!!"

"BANGUN TIM!! BANGUN!!" teriak Ali dengan histeris.

"Malam paling menakutkan buat ku , adalah malam-malam ku tanpa kamu"

"Malam paling menakutkan buat ku , adalah malam-malam ku tanpa kamu"

ARSYA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang