A31|| Benci.

4.1K 480 1.1K
                                    

SESUAI JANJI 500 KOMEN, LANGSUNG UP!😊

Tubuh Fatimah kaku seketika, saat Arsya memeluk nya erat, sangat erat. Hati nya kembali terasa sesak, air mata nya perlahan luruh membasahi seragam lelaki itu.

"Ar-Arsya" Fatimah mendengar deru nafas Arsya yang tidak beraturan.

Arsya melepas pelukan nya kemudian menangkup wajah Fatimah dengan lembut sambil menghapus air mata gadis itu dengan jemari nya, sangat lembut. Jantung Fatimah kembali berdesir hebat.

Arsya menatap Fatimah dengan lekat, "Kamu nggak papa? Ada yang luka? Ada yang sakit?"

'Kamu nggak tau aja, aku hampir mati malam itu,Sya' batin Fatimah penuh sesak.

"Aku nggak papa" jawab Fatimah sambil menepis tangan Arsya yang menyentuh wajah nya.

"Aku khawatir Fatimah" ucap Arsya lirih penuh sesal.

Fatimah mencoba menyerap kalimat Arsya khawatir?

Fatimah menatap Arsya dengan tatapan nanar, "Aku gpp, lagi pula perasaan kamu kan udah mati, jadi nggak perlu khawatir" jawab Fatimah menahan sesak.

Fatimah melalui Arsya, tapi cowok itu menghentikan langkah Fatimah dengan menggenggam erat tangan nya.

Arsya kembali menatap Fatimah dengan lekat, "Maaf" ucap nya.

"Untuk?"

"Semua nya" setetes air mata jatuh dari tempat nya.

Fatimah melepaskan tangan nya dari genggaman Arsya, "nggak perlu minta maaf" Fatimah kembali akan melalui Arsya, tapi cowok itu mencekal kedua pundak nya dan menghentikan langkah nya.

Fatimah menahan tubuh Arsya yang akan memeluknya lagi, "ini sekolah, tolong jaga sikap" tegur nya. Perlahan air mata nya menetes, Fatimah sudah tidak bisa menahan nya lagi.

Arsya semakin merasa bersalah pada Fatimah, air mata nya keluar itu karena diri nya. Dan semua itu pantas di dapatkan oleh Arsya. Maafkan aku Fatimah batin nya.

"Udah Tim, nggak papa, kita nggak keberatan ji-"

"BISA DIEM NGGAK?!!" sentak Syifa, saat melihat keadaan yang kurang bagus.

Fatimah berjalan menuju bangku nya, ia berpapasan dengan Wulan, Fatimah tau racun mematikan itu karena minuman dari Wulan.

Tapi Fatimah, tidak ingin memperpanjang urusan dengan gadis licik itu. Percuma kalau kata Fatimah.

"Zahra, kamu kembali duduk sebangku sama aku ya" pinta Syifa.

Fatimah pun mengangguk.

☘☘

Kringg!!.

Bel pulang berbunyi nyaring, semua berhamburan keluar dengan semangat, tinggal Fatimah yang masih membereskan barang-barang nya.

Kemudian dia pergi dari kelas nya.

"Fatimah!!" Teriak Arsya dari belakang,

"Fatimah!! Tunggu.."

Ia mendengar nya, tapi untuk saat ini perasaan nya belum bisa memaafkan semua perlakuan Arsya pada nya, Fatimah terus berjalan tanpa berhenti atau pun menoleh kebelakang.

"Fatimah.." Arsya mencekal lengan Fatimah, gadis itu menghentikan langkah nya lalu berbalik.

"Apa?" Tanya nya singkat, dengan mata yang memerah menahan tangis.

Arsya menyentuh pipi Fatimah dan menghapus air mata nya yang mulai berjatuhan, "maaf".

Fatimah menepis tangan nya. "Nggak perlu minta maaf". Ia melanjutkan langkah nya.

ARSYA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang