A26|| Sesak.

2.8K 381 561
                                    

Hati Fatimah benar-benar sakit malam itu , dia menangis tersedu-sedu dengan dada yang terasa sesak, sampai akhir nya kantuk menghentikan tangis nya. Hari berganti , malam kemarin adalah malam terburuk dalam hidup Fatimah , seperti biasa Fatimah selalu bangun pagi dan menyiapkan sarapan.

Arsya menuruni satu per satu anak tangga , langkah kaki nya bisa di dengar oleh Fatimah , gadis itu langsung menghampiri Arsya.

"Sya , sarapan dulu" ucap Fatimah dengan seulas senyum yang terpampang dengan tulus.

Cowok itu hanya melalui Fatimah, tidak menghiraukan nya, bahkan sedikit pun ia tidak memandang nya.

Fatimah mengejar langkah Arsya dan mencekal lengan nya "Sya-"

"LEPAS!!" cowok itu menepis tangan Fatimah. Hati gadis itu kembali sesak, air mata nya di tahan kuat.

Fatimah menggeleng kuat, dia harus berjuang! Harus! Fatimah berlari menghadang jalan Arsya.

"Sya, sarapan dulu yuk, aku udah siapin makanan kesukaan kamu" ucap Fatimah dengan senyuman di wajah nya.

"MINGGIR!!" bentak Arsya.

"Sya-"

"LO NGGAK DENGER GUE BILANG MINGGIRRR!!!" bentak Arsya sekali lagi. Dia sudah muak dengan semua ini.

Bentakkan Arsya sungguh mengguncang keras dada Fatimah, sakit, sesak, dan ingin sekali ia teriak sekencang-kencang nya tapi itu tidak bisa. Fatimah tertunduk sedih, bahkan saat ini ia tidak berani menatap Arsya.

Fatimah menghela nafas panjang, ia kemudian mulai berani mengangkat kepala nya, tangan Fatimah terjulur menyentuh lembut wajah Arsya yang dingin "Kamu jangan lupa makan ya, nanti kamu sakit, semangat untuk hari ini, aku sayang kamu, ya mungkin kamu sudah muak dengan semua ini, tapi aku tidak akan berhenti untuk mengucapkan nya, aku sayang kamu Arsya"

Arsya terdiam, dia menatap dingin gadis di hadapan nya.

"Seandainya aku bisa pergi, maka aku akan pergi, tapi semua itu tidak lah mungkin, karena ikatan suci yang selalu mengikat ku kuat, maaf aku salah.." ucap Fatimah, ia dengan kuat menahan sesak di dada nya juga air mata yang akan keluar deras, sungguh dia tidak kuat, ingin sekali memeluk Arsya dan menangis dalam kehangatan dekapan nya, tapi semua itu tidak lah mungkin.

"Udah drama nya?" Tanya Arsya dingin membuat Fatimah tersentak.

"MINGGIRR!!" bentak Arsya yang sekian kali nya.

Fatimah menurunkan tangan nya "semangat untuk hari ini, sayang"ucap nya dengan tulus.

Arsya berdecak dia melalui Fatimah begitu saja tanpa rasa bersalah.
Fatimah mengusap air mata yang keluar dari mata nya, dia menyiapkan bekal untuk Arsya dan memasukkan nya ke dalam tas sekolah nya.

☘☘

Motor Arsya tidak ada di parkiran , padahal ia lebih dulu berangkat dari nya (Fatimah). Gadis itu memilih menunggu Arsya di depan gerbang sekolah. Dia sangat khawatir , mengapa Arsya belum juga tiba di sekolah.

Seulas senyum tarpampang di wajah nya, saat melihat Arsya dari kejauhan, perlahan senyuman di wajah Fatimah turun, saat melihat Wulan yang sedang duduk di boncengan Arsya sambil melingkarkan tangan nya di pinggang Arsya. Hati Fatimah sangat tergores dalam, tapi dia tetap memilih untuk menghampiri cowok itu.

Sungguh hati nya sangat sakit ketika Wulan begitu dekat dengan Arsya, Fatimah tau mereka adalah sahabat, tapi apakah salah jika Fatimah sakit hati? Tidak, itu malah sewajarnya. Kasian si Fatimah.

"Lan, kamu kok bisa barengan sama Arsya?"

"Maaf, Fatimah, gue nggak bermaksud apa-apa sama pacar lo, tadi gue nggak ada yang nganterin, jadi gue minta tolong Arsya untuk menjemput gue dan berangkat bareng ke sekolah" jelas Wulan, di hati nya ia sangat girang bisa bareng sama Arsya, cowok yang selama ini ia cintai.

ARSYA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang