A30 || Kembali.

3.3K 473 924
                                    

"Fatimah, maafkan aku...hiks.."

"Aku memang goblok Fatimah, sangat goblok!!"

Tangis Arsya kembali keluar lagi, sekian kali nya, dada nya terasa sesak lagi dan lagi, kali ini lebih sakit entah kenapa. Ia memeluk erat serpihan kertas surat itu, dia berharap tidak terjadi apa-apa pada Fatimah, saat ini perasaan buruk sedang menggetarkan hati dan pikiran nya.

"Fatimah, kamu dimana Fatimah?"

"Fatimah, sebenarnya kamu kenapa?"

"Kenapa banyak sekali darah di sana tadi?"

"Fatimah, kamu dimana sayang?"

"Fatimah..."

"Fatimah..."

"Fatimah..hiks..hiks.."

Semilir angin seakan membawa alunan tangis Arsya..membawanya hingga ke tujuan utama nya, FATIMAH.

Arsya terus menangis di depan api unggun yang menyala, hingga seseorang datang lalu menghentikan tangisan nya.

"Sya, udah jangan nangis terus" kata cowok itu lalu duduk di sebelah Arsya.

Arsya menghapus air mata nya, "gue takut terjadi sesuatu pada Fatimah, gue juga nggak tau keberadaan nya dimana" ucap Arsya dengan suara serak.

Jojo menoleh ke arah nya, "sabar bro, berdoa saja yang terbaik" kata nya sambil menepuk pundak Arsya.

☘☘

9 hari kemudian..

Hari-hari Fatimah setelah keluar dari rumah sakit nampak sangat membosankan, gadis itu menghabiskan waktu nya hanya untuk melamun di depan jendela kamar nya, kadang ia menangis kala mengingat semua yang menimpanya di hutan.

Ali tidak mengizinkan nya masuk sekolah sampai keadaan nya benar-benar baik, mungkin kurang lebih 10 harian Fatimah harus istirahat total di rumah. Ali juga tidak memberi tau kesiapapun tentang keberadaan Fatimah saat ini, termasuk Jojo sekalipun.

Cowok itu juga melarang Fatimah keluar rumah apapun alasan nya, bahkan untuk duduk santai di teras saja Ali tidak mengizinkan nya. Biarlah semua menganggap Fatimah menghilang di telan bumi.

Tok. Tok. Tok.

"Tim, makan malam dulu" teriak Ali.

"Bentar lagi bang" balas nya.

Setelah 10 menit, Fatimah pun turun ke bawah untuk makan malam bersama Ali,

"Bang, Fatimah bosen di rumah terus, kapan aku boleh sekolah? Nanti ketinggalan pelajaran" tanya Fatimah sambil mengambil nasi nya.

"Nggak usah panik, kalo belum semester genap, belajar itu hukum nya sunnah" jawab Ali dengan santai nya.

Fatimah mendelik ke arah Ali "Loh, kok gitu! Atau jangan-jangan kamu nggak pernah belajar ya?! Aku aduin umi tau rasa kamu!" Kesal Fatimah.

"Ya enggak lah, gue ini cowok paling rajin belajar" alibi nya.

"Masa? Aku nggak percaya, bang Ali sekarang rajin belajar" elak Fatimah.

Ali sudah tidak bisa mengucapkan apa-apa, "udah cepet makan, bawel banget!"

"Ya"

Fatimah akan memakan makanan nya, tiba-tiba ia kepikiran Arsya, sudah 9 hari ini dia tidak bertemu dengan lelaki itu, terakhir kali Arsya menampar pipi nya dua kali waktu di perkemahan itu. Lagi-lagi dada Fatimah terasa sakit jika teringat hal itu, mood nya untuk makan malam ini langsung merosot.

"Ayo makan! Kok malah di lihatin saja makanan nya, keburu dingin loh" tegur Ali.

"Bang, Fatimah makan di kamar aja ya" pinta nya.

ARSYA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang