A23|| Jebakan.

2.6K 385 147
                                    

SESUAI JANJI 50 KOMEN , LANGSUNG UP!!
HAPPY READING 😊

Hujan mengguyur kota Jakarta , sore itu Fatimah dan Arsya masih dalam perjalanan pulang.

"Sya , apa nggak sebaiknya kita neduh dulu?" Tanya Fatimah ,

Arsya menghentikan motor nya , dia melepas jaket nya dan memakaikan nya pada Fatimah.

"Kamu pake aja jaket nya , aku nggak papa kok" kata Fatimah di tengah air hujan yang semakin deras.

"Ara , seragam kamu itu basah dan lekuk tubuh kamu akan kelihatan , aku nggak mau ada satu pun lelaki yang memandang nya" Arsya mengusap kepala Fatimah , dia mengerti apa yang sedang di lakukan Arsya adalah melindungi nya.

"Kita pulang" Arsya kembali menaiki motor nya.

Fatimah sangat menyayangi cowok yang memboncengnya sekarang. Dia takut sekali kehilangan Arsya , dengan datang nya Wulan , hati Fatimah sangat takut entah mengapa itu menyerang diri nya tiba-tiba.

Fatimah melingkarkan tangan nya di pinggang Arsya.

Di bawah deras nya hujan , motor Arsya melaju dengan santai.

"Kenapa Ra? Pengen peluk ya?" Tanya Arsya pada Fatimah yang memeluk nya erat.

Fatimah tidak bisa menjelaskan semua nya , hati nya sungguh nggak enak , tanpa alasan yang tepat.

"Aku kangen sama kamu , jangan pergi ya , Sya" ucap  Fatimah.

"Kok ngomong gitu?"

"Aku takut , Sya"

"Kenapa?" Tanya Arsya heran.

"Aku takut kamu menjauh karena suatu hal" kata Fatimah , air mata nya luruh , tapi tersamarkan karena air hujan yang turun bersamaan.

"Aku nggak mungkin menjauh dari kamu Fatimah" kata Arsya menenangkan.

'Tapi aku takut suatu hari nanti kamu menjauhi ku karena seseorang' batin Fatimah.

Malam hari nya.

Fatimah terbangun dari tidur nya , karena terdengar suara orang menggigil kedinginan , jam menunjukkan pukul 12 malam. Fatimah menoleh ke arah Arsya , suara itu berasal dari Arsya.

"Sya , kamu kenapa Sya?" Fatimah lalu memegang dahi Arsya.

"Astaghfirullah , panas" Fatimah langsung bergegas mengambil kompresan , setelah kembali Fatimah dengan sigap langsung merawat Arsya. Mengompres nya dan menyelimuti nya.

"Sya minum obat ya?"

"I-iya" Arsya mengangguk.

Dulu memang dia tidak suka obat alasan nya karena pahit , wajar lah Sya ! Obat ya pahit , kalo yang manis itu gula nama nya! .

'Gue nggak boleh membuat Ara susah' batin Arsya sambil menatap Fatimah yang menyuapi nya obat.

"Sekarang , kamu tidur , aku kan sudah bilang jangan hujan-hujan nanti sakit" ucap Fatimah lembut sambil mengusap rambut cowok itu dengan lembut.

"Tapi nikmat rasa nya jika bermain hujan bersama kamu , Ra" jawab Arsya dengan suara serak.

"Tapi kamu nggak bisa kena hujan Sya , nanti kamu sakit , aku khawatir jika kamu sakit" kata Fatimah.

"Iya sayang maaf"

Fatimah tersenyum "lain kali jangan gitu ya"

"Iya sayang"

Keesokan hari nya.

"Ara , kamu harus sekolah hari ini" kata Arsya yang masih tiduran di kasur nya , badan nya masih panas.

ARSYA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang