part 6

2.2K 297 8
                                    

Please vote and comen dong 😭 bantu aku target 1M
Bisa yuk bisa

Malam hari pun tiba, Daiyu sudah tertidur di ranjangnya. Sedangkan Xiau Yuan sendari tadi hanya menatap wajah mungil putranya

Xiau Yuan agak sedikit khawatir dengannya, dia anak dari pasangan jenius kultivasi di tambah gigitan banyak serangga roh di hutan terlarang membuatnya semakin kuat. Lebih kuat lagi ketika Xiau Yuan mengingat dia juga menyalurkan energinya kepada Jian Bao.

Xiau Yuan berfikir apakah aman dia tinggal di sini bersama dengan anaknya, dia merasa banyak musuh saat ini yang mengincarnya terutama pada anaknya ini. Bukan_bukan musuh pada masa ini melainkan ketika Xiau Yuan menjadi Dewi, apakah mereka dibuang ke bumi? Xiau Yuan terus bertanya-tanya

"Mungkinkah mereka sengaja turun ke sini untuk mencari ku?" Xiau Yuan bergumam lirih

"Sudahlah lebih baik aku tidur"

🌸🌸🌸🌸🌸

Keesokan harinya Xiau Yuan dan Jian Bao kedatangan tamu, An Mi dan perdana Mentri Yu Ang datang berkunjung untuk melihat keadaan putri dan cucu mereka.

"Xiau Yuan" panggil An Mi ketika masuk kediaman

"Ada apa?" Xiau Yuan mengernyitkan kening bingung dengan kedatang dua orang dihadapannya ini

An Mi yang menerima balasan seperti itu dari Xiau Yuan hanya bisa menghela nafas sabar, sifat anaknya ini memeng sangat susah untuk di rubah

"Aku hanya ingin melihat cucuku apa itu tidak boleh!" ujar An Mi kesal, dengan cepat dia merebut Jian Bao dari gendongan Xiau Yuan

"Lihatlah suamiku wajahnya sangat tampan" An Mi berujar, Jian Bao yang tengah melayang di tangan Am Mi hanya menatap neneknya ini bingung.

"Ibu, gendong lah dengan benar tangan Jian Bao pasti sakit!" ujar Xiau Yuan gemas

"Oh iya maaf"

An Mi terus mengamati wajah cucunya ini sembari menciuminya dengan bertubi-tubi

"Kau sangat menggemaskan" An Mi mengendus-endus leher Jian Bao hingga membuat balita itu terkekeh geli

"Lihatlah suami ku dia tertawa!" An Mi berseru senang

"Iya aku tau, kemarikan bayi itu aku juga ingin menggendongnya" ujar Yu Ang hendak merebut Jian Bao dari gendongan istrinya An Mi

"Tidak aku belum puas menggendongnya" An Mi merebut kembali Jiau Bao

"Tidak kau sudah menggendongnya cukup lama, biarkan aku merasakannya juga"

"Tidak bisa aku belum puas"

"Aku juga ingin menggendongnya"

Xiau Yuan hanya menatap kedua orang tuanya yang tengah berebut Jian Bao tanpa mau membantu Jian Bao yang tengah menangis itu. Sedangkan Daiyu, setelah kembali dari dapur alangkah terkejutnya dia ketika melihat bayi mungil dengan pipi gembul itu tengah di perebutkan oleh dua orang dewasa hingga menangis

"Nona itu____" Daiyu jadi bingung sendiri harus melakukan apa

"Anaku menangis karena kalian" ujar Xiau Yuan datar

Jian Bao sendiri masih setia menangis dengan tubuh yang masih tergantung melayang di antara dua pasang tangan yang tengah merebutkan nya.

"Hehe bolehkah kami bawa anak lucu ini ke kediaman anggrek?" tanya An Mi hati-hati

"Hem tapi jangan buat di menangis" Xiau Yuan mengangguk setuju

"Terimakasih" balas An Mi berlari meninggalkan Yu Ang

"Hey aku juga ingin menggendongnya!" teriak Yu Ang mengejar istrinya An Mi

"Tidak boleh!"

An Mi berlari sekencang mungkin menjauhi suaminya.

Xiau Yuan dan Daiyu saling pandang lalu sama-sama mengedikkan bahu.

"Kembali kerjakan pekerjaan mu, aku mau keluar sebentar." Xiau Yuan pergi keluar kamar dengan tergesa.

"Ee mau kemana?"

"Husstt!!"

🌸🌸🌸🌸🌸

X

iau Yuan kini tengah berdiri di tepi tebing curam yang ada di kotanya, dapat dia lihat dari atas sini kegiatan para rakyat yang berlalu lalang.

Matanya terus memicing tajam, dia tengah mencari seseorang di tengah keramaian itu namun dia sendiri bingung siapa orang yang tengah ia cari.

"Ck! Kenapa tidak ada orang yang mencurigakan! Aku sangat bosan duduk berdiam diri di kamar!" ucap Xiau Yuan frustasi.

Bruk!

Brak!

Suara benda jatuh terdengar dari belakangnya, Xiau Yuan langsung membalikan badan menatap seorang lelaki tua yang tengah duduk di tanah dengan baju yang sudah basah kuyup.  Xiau Yuan rasa kakek itu tengah turun gunung untuk membawa air namun air itu terlalu berat dan tumpah.

"Dasar orang tua, merepotkan!" ucap Xiau Yuan namun tak urun mendekat untuk membantu.

"Apa kau tak apa-apa?" tanya Xiau Yuan kepada kakek tadi.

"Orang tua ini sudah tidak memiliki tenaga hingga terjatuh" ujarnya membalas sembari memijit pelan pergelangan kakinya.

"Apa kaki ku terkilir?" tanya Xiau Yuan.

"Kurasa" balas lelaki tadi meringis.

"Pulanglah akan ku bantu kau membawakan air, berapa ember yang kau perlukan?" ucap Xiau Yuan.

"Tidak, tidak perlu aku bisa memanggil cucuku untuk mengambil air nanti" ujar lelaki tua tadi menolak.

"Berapa usianya?" tanya Xiau Yuan mendekatkan wajahnya.

"8tahun." Jawab lelaki tadi.

"Apa?! Kau mau membuat tulang anak kecil itu patah ya?" teriak Xiau Yuan terkejut.

"Bu_bukan begitu, musim kemarau hampir tiba. Aku harus mengambil persediaan air yang banyak, kami tidak mempunyai uang untuk membeli air nantinya" ujar lelaki tadi menjelaskan.

"Oh, yasudah pulanglah biar aku yang mengambil airnya" ucap Xiau Yuan langsung mengambil 2 ember kayu yang tergelatak di tanah.

"Tapi nona" pria tua itu hendak mencegah kembali namun Xiau Yuan yang sudah berjalan menjauh membuatnya mengurungkan niat.

"Semoga dewa memberkatimu" gumam pria tua tersenyum.

Dalam perjalanan naik gunung, mulut Xiau Yuan terus bergumam kata-kata tidak jelas. Mata indahnya menoleh kesana kemari dengan waspada.

Dengan hati-hati Xiau Yuan meletakan emper yang tengah ia pukul di tepi danau di hadapannya, Xiau Yuan menatap danau sebentar sembari bergumam.

"Menakutkan"

Warna danau yang benar-benar keruh ditambah tempat di sekitarnya yang terlihat sangat panas dan gersang.

"Aneh padahal di tempat lain sangat subur, di sekitar sini saja yang gersang" Xiau Yuan mengerutkan kening bingung.

"Apa ada monster di sini? Ah biarlah" Xiau Yuan mengendikkan bahu acuh.

Gerrrr

AUUUUUU

"KYAAAAAAAAAA!!"

🌸🌸🌼🌸🌸

THE WASTED GODDES (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang