JANGAN LUPA VOTE
Bao Bao terus berlarian kesana kemari, bocah laki-laki itu merasa sangat senang ketika Lin Hua mengajaknya kedalam tengah-tengah keramaian pasar.
"Ibu apa itu?" tanya Bao Bao sembari menunjuk ke salah seorang pedagang manisan keliling.
"Manisan buah, apa kau mau?" Xiau Yuan tersenyum manis.
"Apa boleh?" tanya Bao Bao sedikit takut.
"Tentu saja." Xiau Yuan menarik tangan Bao Bao kearah sang penjual.
"Paman aku ambil 2 permen" Xiau Yuan berujar sembari mengambil dua tusuk permen buah, sang penjual hanya menatap Xiau Yuan lekat dengan mulut yang ternganga lebar.
"Paman!" panggil Xiau Yuan lebih keras.
"I_iya nona, maaf" penjual itu menunduk merasa bersalah, wajah Xiau Yuan sangat cantik dia tidak bisa mengalihkan penanganan matanya sedikitpun.
"Hanya dua keping perunggu" lelaki penjual permen itu berujar gugup, Xiau Yuan tidak ambil pusing dengan kelakuan lelaki ini bahkan semua orang di sini yang melihat Xiau Yuan langsung berbisik terkagum-kagum.
"Ini" Xiau Yuan melempar dua keping perunggu kedalam tepak uang lalu berlalu pergi, sebelum pergi terlalu jauh penjual itu kembali bertanya.
"Maaf nona apa itu anakmu?" tanyanya lumayan keras karena jarak Xiau Yuan dan penjual yang sudah lumayan jauh. Semua orang terdiam mendengarkan jawaban Xiau Yuan.
"Iya" jawab Xiau Yuan lalu berlalu pergi menjauh meninggalkan helaan nafas lega para wanita dan helaan nafas kecewa para kaum laki-laki.
"Ibu aku tidak suka mereka menatapmu seperti itu!" Bao Bao berujar dengan tegas.
"Diam lah" balas Xiau Yuan sembari menutup mata Bao Bao.
"Ibu kenapa kau menutupnya!" Bao Bao langsung berseru kesal.
"Tidak, aku hanya ingin" balas Xiau Yuan tersenyum.
"Baiklah ayo kita percepat, langit akan menggelap." Xiau Yuan menatap langit tengah hari yang tiba-tiba menghitam.
"Ayo"
Bao Bao mengangguk lalu berjalan mengikuti Xiau Yuan dari belakang menuju ke arah penjual kain terbaik di tempat ini, sesampainya di tempat Xiau Yuan dengan sekali pandang bisa menilai seberapa berkualitasnya kain itu.
"Aku mau kain ini dan ini" tunjuk Xiau Yuan kearah gulungan kain berwarna putih dan hitam.
"Maaf nona, harga ka___"
Ucapan penjual terpotong ketika sebuah tas berisi penuh dengan kepingan emas, dengan cepat penjual langsung mengajak Xiau Yuan untuk memilih-mik kembali kain yanh lebih bagus dari yang tadi.
"Nona kemari lah, kain di sana tidak sebagus di tempat ini" ajak pria dewasa itu.
Walaupun wajahnya cantik bukan berarti gadis di depannya ini mempunyai uang lebih karena pakainya yang ia kenakan sangat lusuh itu pikirnya namun hanya sebentar setelah gadis berwajah Dewi itu memberinya sekantung emas.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WASTED GODDES (End) ✔️
Fantasy(HENDAKLAH BUDIDAYAKAN FOLLOW, VOTE, AND COMENT) Udah end 😉 100% cerita aku buat sendiri, jangan pada komen kok mirip cerita sebelah ya, kok ceritanya gini ya. WOY INI GUE MIKIR PAKE OTAK GUE SENDIRI KALAU ADA YANG SAMA BERARTI MEREKA YANG PLAGIAT...