Chapter 4

13.7K 1.3K 56
                                    

“Ainsley ada apa sepertinya kau sangat terkejut?” tanya Oliver khawatir selah ia melihat wajah adiknya terkejut setelah mendengar nama purta mahkota.

“ada apa Ainsley?” tanya Davis khawatir terhadap putrinya.

“tidak apa-apa ayah. Aku hanya terkejut karna nama putra mahkota memiliki nama kerajaan ini.” Alibi Ainsley. Semua orang lega mendengarnya. Kemudian Davis menjelaskan kepada putrinya sambil memindahkannya kepangkuannya.

“hanya keterunan kerajaan yang menyandang nama negeri ini. Bila itu orang biasa maka akan dihukum. Bukankah Ainsley tahu nam raja saat ini?”

“emmm… Raymond Anderson Trea.” Jawab Ainsley.

“Ainsley pintar, baginda raja saat ini juga menyandang nama negeri ini.”

“ya ayah. Ainsley tidak sada.” Jawab Ainsley sambal menunjukan senyum manis kepada sang ayah.

‘bagamana aku sadar nama raja bahkan tidak disebutkan dalam novel’

“sebentar lagi Ainsley akan melakukan Pendidikan resmi sehingga Ainsley akan tau lebih
banyak lagi nantinya.” Diingatkan waktu belajar seperti diingatkan waktu permepuran. Bukanya Ainsley malas belajar hanya saat menjadi Kaylee ia telah belajar dan bekerja dengan keras bukankah saat ini saatnya bersantai, tapi ia melepas pikiran itu ia harus menyesuaikan tinggal di dunia ini makanya ia harus giat belajar.

”Oliver juga mulai pergi ke akademi dan akhirnya tinggal di asrama. Jangan malas belajar disana” ingat sang ibu.

“tenang saja ibu ayah aku akan giat belajar, tapi aku akan berpisah dengan Ainsley untuk waktu
yang lama.” Ucap Oliver dengan sedih. Waktu akademik sekotar tujuh tahun dan hanya bisa pulang saat masa luburan saja. membayangkan ia akan berpisah dengan adiknya yang manis menbuat ia begitu menderita.

“jangan hawatir kakak, saat kakak disana aku akan sering menulis surat aku sudah bisa menulis banyak kata.” Hibur Ainsley.

Oliver yang mendengar ini senang walaupun tidak bisa bertemu
setidaknya ia masih bisa menulis surat dengan adiknya itu.

Orang tua mereka senang melihat interaksi antar keduanya. Mereka senang kedua anaknya sangat akur.

“baiklah, ini sudah malam sebaiknya kalian berdua tidur. Kita lanjutkan obrolan untuk besok pagi.” Perintah Davis dan langsung dituruti kedua anaknya.

“Selamat malam ayah-ibu” ucap Oliver dan Ainsley tak lupa mencium kedua pipi kedua orang tuanya sebagai salam selamat malam.

“selamat malam sayang” Ainsley tidak langsung tidur ia mengingat -ingat novel yang pernah ia baca tersebut.

Novel itu novel romantic yang mengisahkan kisah cinta tokoh utama wanita dan tokoh utama pria yang penuh lika-liku karena perbedaan status yang mana satunya putra mahkota dan satuya bangsawan biasa dan masih banya saingan cinta bagi putra mahkota tapi tetap saja putra mahkota yang menang dan keduanya hidup bahagia.

Ainsley tidak cukup terkesan dengan novel ini sehingga ia hanya ingat inti cerita lagipula orang yang menyukai ganre aksi bagaimana bisa tertarik dengan genre romance.

Lalu peran apa yang ia mainkan sebagai Ainsley Carson? Kenapa ia asing dengan namanya senderi?

‘AHH aku ingat peranku hanya tokoh sampingan. Tunggu!! Apakah benar tokoh sampingan bukan tokoh utama atau tokoh penjahat’

Ainsley mengingat ingat kembali cerita tersebut tapi tidak ada peran berarti dinovel tersebut.

Ia ingat sekarang Oliver Carso adalah asisten putra mahkota dan dijelaskan adiknya menyukai putra mahkota dan patah hati karna putra mahkota manyukai tokoh utama perumpuan.

‘hanya itu?’

Dia benar-benar tokoh sampingan bahkan ia tak memilii adegan atau dialog hanya penjelasan singkat. Ternyata ia benar benar bertramigrasi ketok sampingan, itulah mengapa kerajaan Trea dan nama Oliver Carson tidak asing Ainsley kira hanya perasaanya tapi karna pernah membacanya disebuah novel romance.

“sepertinya tugasku hanya sebagai penonton. Kurasa ini lebih nyaman”

setelah dipikir pikir ini sempurna, ia tak harus dilahirka sebagai penjahat yang dibenci semua orang atau tokoh utama yang sudah ditentukan garis takdirnya. Ini menandakan kehadiranya tidak akan merusak plot
karena tidak bersinggungan dengan kisah cinta tokoh utama.

“ini lebih baik.” Setelah itu Ainsley menutup mata dan terbang keduania mimpi.

“selamat pagi ayah-ibu-kakak” salam Ainsley dengan riang menarik perhatian semua otrang yang berada di meja makan.

"selamat pagi sayang, apakah tidurmu nyenyak?” jawab Layna yang melihat putri kecilnya tampak bahagia dan dijawab anggukan dari sang putri.

“ayo sayang muali makan sarapanmu”

“iya ayah” melihat Davis menggunakan pakaian rapi mumbuat Ainsley beratnya apakah ayahnya akan pergi keistana lagi.

“hari ini ayah akan pergi keistana lagi?” tanya Ainsley. Saat sarapan Davis tidak terlalu ketat merka diperbolehkan mengobrol dengan santai dan menanyakan agenda yang merka jalani hari ini.

Berbeda saat makan siang dan makan malam tidak beloh mengobroh suara yang terdengar adalah suara saat menawari makanan pada Ainsley,

“ya ayah masih ada tugas di istana dan kakak mu hari ini ikut. Ainsley juga mau ikut ayah dan kakak keistna?” ajak Davis lagipula putrinya belum pernah keistana.

“tidak Ainsley mau dirumah saja.” tolak Ainsley.

“Baiklah kalua begitu kalua itu yang Ainsley mau, apakah hari ini ada kegiatan?”

“Ainsley ingin ke pasar, Ainsley ingin membeli barang. Bolehkan ayah?”

“untuk apa Ainsley kepasar minta pelayan yang membikannya atau ikut ke istana nanti pulangnya kita mampir untuk membeli barang yang diinginkan Ainsley.” Tawar Oliver.

Sebenarnya Oliver ingin Ainsley ikut sudah lama ia tidak melakukan perjalanan Bersama adiknya.

“tidak Ainsley mau beli sendiri. Bolehya bu?” karan menurutnya meminta izin keayahnya silit maka ia berubah taktik meminta izin kepada ibunya.

“biarkan saja. nanti Ainsley akan pergi bersmaku aku juga ingin ke pasar.” Davis dan Oliver mendengar ini hanya cemberut sedangkan Ainsley senang karna pemintaannya dituruti. Selain itu ia juga tak ingin keistana bisa-bisa ia akan bertemu dengan tokoh utama pria walaupun saat ini ia berusia sepuluh tahun namun ia tak siap melihatnya.

Setelah mengantar kepergian Davis dan Oliver, pasangan ibu dan anak ini bersiap-siap untuk pergi ke pasar. Ini bisa dibilang bukan pasar tradisional para rakyat biasa tapi pertokoan yang berdiri di tepi jalan dan hanya dilalui olah orang kaya saja.

Saat ini Layna dan Ainsley sedang ada di dalam kereta kuda keluarga Carson yang memiliki lambang rusa, setiap keluarga bangsawan memiliki lambang masing-masing sehingga dapat mudah dikenali dari keluarga mana kereta kuda dan orang yang didalamnya berasal.

“Ainsley ingin membeli apa disana?” tanya Layna karna Ainsley belum menceritaka apa yang ingin ia beli.

“Ainsley ingin ketoko kerajinan. Ainsley ingin membuat hadaih untuk kakak” jawab Ainsley.

“hadiah? Ainsley ingin memberikan hadiah untuk kakakmu?”

“iya, kakak sebentar lagi akan pergi ke akademi jadi Ainsley ingin memberikan hadiah.”

“Ainsley kita sungguh baik. Oliver pasti senang mendapatkan hadiah.” Layna terharu mendengarnya ia senang anak-anaknya saling menyayangi satu sama lain.

“sungguh kakak akan suka hadiah ku?”

“tentu saja. Oliver pasti akan senang karna yang memberi hadiah adalah adik yang ia sayangi.”

Mendengar itu Ainsley lebeh percaya diri dengan apa yang akan ia erikan nanti. Hail ini telah ia pikirkan tadi malam setelah ia mengetahui bahwa ini hanya dunia novel dan Oliver akan pergi ke akadmi, ia harus memberikan hal yang bagus sebagai kenang-kenangan dan mempererat
hubungan adik-kakak ini ya bisa dibilang ia menumpang di keluarga Carson.

__________________

Don't Distrub My PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang