Chapter 8

10.3K 1K 18
                                    

Acara yang dinanti-nantikan oleh Ainsley adalah pemberian batu warna, ia belum pernah melihat secara langsung dan cukup penasan.

Banyak yang bilang memberi tau warna yang dimili adalah prilaku yang tidak senonoh. Itulah mengapa walaupun orantuanya memiliki ia tak bisa melihat milik mereka.

Saat ini pemimpin Menara sihir telah maju dan siap untuk memberikan masing-masing kepada setiap anak.

Tentu saja yang menerima pertama kali adalah putra mahkota kemudian disusul anak-anak yang yang lain. Kemudian tiba saat giliran Oliver.

Melihat ini Ainsley tampak bersemang, kemudian pemimpin Menara sihir memberikan batu
warna yang berbentuk kristal kepada oliver. Lalu dilanjutkan oleh anak anak yang lain.

Setelah seua anak sudah menerima batu warna, pestapun dilanjutkan menjadi pesta dansa bagi siswa akademi Trea setelah selesai para tamu yang lainnya baru diizinkan berdansa.

Ainsley melihat oliver menuju kearahnya dan menjulurkan tangan seperti gaya pengeran meminta sang putri untuk berdangsa.

“apakah lady ingin berdansa satu lagu dengan saya?” ainley yang mendengar ini tertawa geli dan ikut dalam permainan Oliver.

“tentu, dengan senang hati tuan Oliver.” Oliver yang mendengar ini juga tersenyum.

Kemudian mereka menuju tempat dansa.

Lagu yang dimainkan adalah lagu dansa yang sering digunakan dan juga sebagai latihan dasar berdansa bagi anak-anak.

Ainsley cukup yakin bahwa ia bisa dan tidak mungkin menginjak kaki Oliver.

“bagaimana perasaan kakak?.” Tanya Ainsley disela-sela dansa.

“biasa saja.” Ainsley mendengar ini kesal. Bukan ini jawabn yang ia ingin dengar tapi jawaban seharunya Oliver menjawabnya dengan lebih antusias.

“kakak tidak asik.” Oliver hanya tersenyum mendengar gerutuan adiknya itu.

Saat itu pandangan Ainsley melihat putra mahkota duduk disinggasaanya dan tidak ikut berdansa.

“kakak kenapa putra mahkota tidak berdansa?” Oliver mendengar ini menyeritkan dahinya atas pertanyaan tiba-tiba tentang putra mahkota.

“tidak diwajibkan untuk berdansa sebenarnya. Dan juga sepertinya ia tidak memilki pasangan.”

“bukankah putra mahkota memiliki adik.?”

“adiknya baru berusia 3 tahun bagaimana langsung diajak berdansa. Kenapa kau bertanya? Jangan bilang kau ingin berdansa dengannya? Aku tidak mengizinkan.” Tegas Oliver.

Ainsley bingung kenapa kakaknya tampak marah, dan siapa yang bilang ingin berdansa dengan putra mahkota. Ainsley hanya penasaran saja,

“aku tidak berniat berdansa lagi, aku ingin makan.”

“bagus. Nanti kakak temani.”

Dansa pertama telah selesai kemudian dilanjutkan dengan dansa pasangan orang tua atau pasangan muda lainnya.

Oliver dan Ainsley menarik diri dari lantai dansa dan mencari tempat duduk untuk menyantap hidangkna yang sudah disiapkan istana.

“bukankah madam sahar memujimu atsa dansamu? Kenapa masih menginjak kakiku.” Oliver sengaja menggoda Ainsley karana selama dansa, Ainsley telah lima kali menginjak kakinya.

Ainsley yang mendengar ini wajahnya langsung merah. Atara kesal dan malu, kesal karna kakak
nya menggodanya dan malu karna semala beberapa hari Ainsley selalu memamerkahn hasil latihan dansanya kepada keluarganya.

Don't Distrub My PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang