Chapther 23

4.4K 461 13
                                    

Waktu terus berlalu, liburan sekolah Oliver telah berlalu, sudah satu minggu yang lalu Oliver berangkat kembali menuju akademi Trea. Ainsley juaga menjalankan hari-hari biasanya seperti belajar mempesiapkan masuknya ia keakademi Trea.

Dalam pelajaran memang tidak menyulitkan Ainsley walaupun dari awalnya ia masih kesulitan memahami hal-hal baru dengan kemapuannya tapi sebagai gadis dewasa ia dapat mengatasinya, diluar hal itu yang paling menyulitkan adalah kegiatan diluar pembelajaran yaitu kehidupan bangsawan. Banyak hal yang menyulitkan yaitu tata krama bangsawan, pola berfikir bangsawan, etika minum teh, berdangsa, berkuda, latihan pedang dan bertarung, walaupun ia yakin kedua hal ini hanya ia yang menjalani karena jarang nona bangsawan belajar hal tersebut.

Bahkan yang Ainsley dengar dari Oliver kegiatan seperti itu di akademi hanya boleh di ikuti oleh laki-laki saja perempuan dilarang mengikutinya. Makanya kesempatan belajar Ainsley hanya saat berada dirumah.

'Benar-benar diskriminasi perempuan'

****

"Ayah kita harus mampir keistana dulu?" gerutu Ainsley. Situasi saat ini adalah Ainsley dan Davis sedang berada dikereta kuda menuju kearah istana kerajaan.

Pada awalnya Davis mengajak Ainsley ke pusat kota, Ainsley yang mendengar tersebut tentu langsung mengiyakannya, kesempatan yang langka ia diajak keluar tampa harus merengek dulu biasanya Ainsley sulit sekali mendapat izin bila ingin keluar rumah tentu saja Davis yang menyulitkannya makanya saat mendengar ayahnya yang mengajaknya ia sangat bersemangat.

Tapi sayangnya ditengah perjalanan ia diberitau bahwa merka akan mampir sebentar di istana dan mendengar hal itu Ainsley serasa dikhianati oleh ayahnya.

"Hanya sebentar, setelah itu baru kita kekota." Ainsley yang mendengar itu tidak bisa menolak lagipula sepertinya sebentar lagi mereka akan sampai.

Tak berselang lama Ainsley dan Davis telah samapi di istana, Davis kesini bertujuan bertemu bangsawan yang sedang bertugas diistana makanya sebelum itu davis menuju kesini. Ainsley yang tidak mau mengganggu pekerjaan ayahnya pergi menuju taman yang biasanya dan memutuskan menunggu disalah satu bangku taman, ini lebih baik dari pada menunggu di ruangan ayahnya setidaknya ia bisa melihat taman bunga yang cantik.

Ainsley duduk sendirian di taman yang luas, ditemani angin yang sepoi-sepoi serta aroma bunga dan pohon yang ia hirup terasa menenangkan, itu membuat Ainsley serasa mengantuk ia pun memejamkan matanya sebentar menikmati suasana tersebut.

Tiba-tiba.

"Oh ternyata ada orang disini." Ainsley mendengar suara didekatnya otomatis membuka matanya dan melihat laki-laki yang sudah berdiri didepannya.

'Bagaimana aku tidak sadar ada orang yang menuju kesini?'

"Ah, ternyata nona Ainsley sedang berada disini?"

Didepannya sosok laki-laki yang berambut pirang dan bermata biru laut berkilau menatapnya dengan senyum yang menawan, dia adalah Rhys Anderson Trea, putra mahkota kerajaan Trea. Tinggi putra mahota sekilas sama dengan Oliver tapi yang dilihat Ainsley tingginya mungkin lebih sedikit dari Oliver, memiliki kulit putih yang berkilau dan wajah yang rupawan tidak salah bahwa sebagian nona-nona bangsawan atau bahkan seluruh perempuan di kerajaan Trea menyukai putra mahkota.

Dengan jujur Ainsley mengakui bahwa Rhys Anderson Trea memang tampan, didalam novel memang digambarkan bagaimana rupawannya sang tokoh utama tapi tidak disangka bahwa aslinya benar-benar apa yang digambarkan, seperti ukiran patung yang nyata.

Saat pertemuan pertamanya dengan Rhys di pesta, Ainsley tidak terlalu menggubrisnya karena dalam jiwa Ainsley yang dewasa sosok putra mahkota dikala itu hanyalah seorang bocah saja jadi ia tidak memperhatikan ketampanannya dan lagipula mereka tidak pernah berinteraksi langsung, tidak menyangka bahwa saat ini ia tengah berhadapan langsung dengan tokoh utama. Bila ia gadis-gadis lainnya pasti akan pingsan.

Don't Distrub My PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang