Waktu terus berlalu tiba saatnya hari kelulusan di akademi Trea, para siswa sangat senang dengan hal ini. Hal yang mereka tunggu setelah ujian, seperti kelelahan mereka terangkat begitu saja dengan adanya pesta.
Akademi Trea memiliki tradisi dimana menggelar pesta saat kelulusan sebelum mengirim para siswanya untuk pulang ke tempat masing-masing. Acara pesta ini juga sebagai perpisahan bagi guru dan siswanya, semua persiapan pesta yang diselanggarakan tentunya hasil dari idea anggota dean siswa yang diketuai oleh Rhys sang putra mahkota.
Acara yang sangat meriah dan megah, membuat pesta terasa menyenangkan tapi juga memiliki sisi yang menyedihkan karena ini sama saja sebagai acara terakhir yang mereka jalani dan juga bisa menjadi pertemuan terakhir sesame teman karena setelah itu mereka akan pulang ke tempat masing-masing dan menjalankan tugas yang telah menanti mereka.
"Yang mulia, acara ini sangatlah sukses rasanya berat melepaskan anda dari akademi ini."
"Terimakasih professor, tapi jangan khawatir akan banyak siswa berbakat yang akan masuk ke akademi Trea."
"Saya juga mengharapkan seperti itu yang mulia, kalau begitu saya akan menyapa yang lainnya, yang mulia silahkan bila ingin menyapa yang lainnya." professor tersebut meninggalkan Rhys sendirian. Rhys melihat dasar gelas yang sedang ia bawa kemudian menarik nafas Panjang.
"Kenapa yang mulia?" Kenneth datang menghampiri Rhys saat melihat ia tengah sendirian.
"Tidak apa-apa hanya merasa agak sesak."
"Hah? Apakah yang mulia butuh keluar sebentar untuk menghirup udara segar?"
"Sudahlah, Diamana Oliver?" tanya Rhys saat tidak melihat Oliver disekitarnya.
"Aaahhh, Oliver sepertinya sedang menikmati pestanya. Tadi aku melihat ia sedang menyapa hampir semua orang yang datang dan terlihat sangat bersemangat."
"Tidak kusangka anak Count Corson sangat menyukai pesta." Kenneth yang mendengar itu tidak tau menanggapi apa, ia sendiri merasa heran dengan Oliver bila menyangkut dengan pesta ia seperti menjadi pribadi yang berbeda. "Sangat berbeda dengat images kesehariannya."
"Salam yang mulia putra mahkota." Obrlan Rhys dan Kenneth dihentikan oleh orang yang tengah menyapanya tersebut, yang ternyata ia adalah Xander Caidwell putra duke Caidwell.
"Salam Xander Caidwell." Jawab Rhys.
"Saya ingin mengucapakan atas kelulusan anda dan keberhasilan anda menjalankan acara ini yang mulia."
"Wahhhh terimakasih Xander, tidak seperti biasanya kau menghampiriku tampa ku suruh. Dan juga selamat atas kelulusanmu."
"Terimaksih yang mulia, dan juga ini sebatas kesopanan saya kepada yang mulia."
"Sungguh terus-terang sekali, ini bisa diartikan bila kau terpaksa begitu." Kenneth yang menyadari hawa-hawa yang mulai tidak enka merasa bingung apa yang harus ia lakukan. "anu, yang mulai...tuan Caidwell."
"Oi Rhys kenapa kau masih disini." Oliver menghampiri ketiga orang itu dengan polosnya tampa tau bahwa sedang ada peperangan kecil yang tengah berlangsung. "Apa aku menggangu pembicaraan yang penting dengan tuan Caidwell?."
"Tidak ada, sepertinya aku harus menyapa professor Agree. Kalian nikmatilah pestanya." Rhys pun meninggalkan kerumunan tersebut disusul dengan Xender. "Saya juga permisi."
"sepertinya mereka bermusuhan tapi entah kenapa yang mulia dan tuan Caidwell selalu bersinggungan." Ucap Kenneth.
Oliver yang baru datang bingung apa yang sedang terjadi, "memangnya tadi ada apa sih?" Oliver mencoba bertanya kepada Kennneth.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Distrub My Peace
FantasyKaylee mengalami kecelakaan pesawat saat ingin pergi berlibur. Saat ia terbangun bukannya menjalani 'kehidupan setelah kematian' tetapi ia harus menjalani kehidupan menjadi bayi kembali. Menjadi putri Count bukan sesuatu hal yang buruk. Ia bisa hidu...