Chapter 18

5.8K 643 3
                                    

Suasana di akademi Trea sangatlah damai, di akademi Trea adalah salah satu tempat teraman di kerajaan Trea. Selain suara pedang atau pertarungan di ruang latihan, tempat lainnya dialalui siswa dengan nyaman dan tentram.

Ditaman belakang akademi Trea terdapat Xander yang sedang tidur dibawah pohon, melihatnya saja terasa damai seakan tidak ada beban sama sekali didunia ini. Seperti tidak ada Xander yang serius disana, taman ini terasa sepi karna tidak banyak orang yang pergi kesini dikarenakan tempatnya lumanyan jauh di selatan dan tempat ini dibelakang cukup jauh memang, makanya siswa lainnya memilih ke tempat lain.

Siswa-siswa lainnya lebih memilih taman di depan akademi atau taman yang ada disisi utara karena disana adalah taman yang paling indah di sini oleh sebab itu banyak siswa yang memilih ke taman utara untuk bersantai atau sekedar menghabiskan waktu.

Saat Xander sedang tidur ada dua orang yang yang berjalan kearahnya, karna Xander tidak tidur dengan cukup pulas ia masih merasa hawa kedatangan dua orang itu lagipula instinnya sudah dilatih dari kecil jadi dia pasti merasakan hawa keberadaan seseorang.

“Xander ternyata kau disini.” Kedua laki-laki itu adalah Kendrick dan Axel. Mereka adalah teman Xander, Kandrick adalah teman masa kecil dari Xander sedangkan Axel teman yang baru ditemuinya saat di akademi Trea. Axel sendiri bukan dari Norden tapi berasal dari wilayah Seden. 

Sedangkan Kendrick adalah anak dari salah satu anak buahnya orangtuanya Xander sehingga dari kecil Kendrick selalu disisi Xander.

Xander membuka matanya dan melihat kedua orang itu menghampirinya. Ia pun bangun dari posisi tidurnya dan bersandar dipohon yang ada disampingnya.

“Ada apa kalian mencariku?” tanya Xander.

“Bukankah kau meminta kita untuk menemanimu ke kota setelah pelajaran selesai?” pertanyaan itu berasal dari Axel. Axel selalu besikap santai kepada Xander apalagi saat itu Xander sendiri yang memintanya dan di akademi Trea tidak memandang status. Axel sendiri tipe orang yang ramah, ia bisa beradaptasi dimanapun dan bisa berteman dengan siapapun, sehingga ia cepat akrab dengan Xander dan tidak peduli dengan kedudukan Xander walaupun Kandrick kadang mengangap Axel sedikit lancang saat berinteraksi tapi Xander tidak pernah mempermasalahkanya.

“Ya aku ingat.” Jawaban singkat Xander membuat Axel mendengus kecil.

“Xander, aku penasaran kadang kau itu membeli hadiah tapi aku tidak pernah melihatmu mengirim hadiah yang pernah kau beli, jadi untuk apa kau selalu membeli semua itu?” tanya Axel dengan heran. 

Beberapa kali Xander memang meminta mereka berdua untuk menemaninya pergi ke kota untuk membeli suatu barang, barang yang dibelinya bukan suatu yang besar atau penting tapi mungkin lebih tepatnya barang yang cocok untuk hadiah dan Axel pertamakali berfikir Xander ingin mengirimi seseorang atau keluarganya hadiah tapi tidak bernah ia melihatnya pergi ke kantor pengiriman barang dan juga barang itu tidak pernah dipakainya jadi Axel berkesimpulan Xander hanya membelinya dan menyimpannya itu sungguh aneh banginya.

“Sudahlah Axel, Xander punya privasinya sendiri,” bela Kendrick. Ia tau alasan Xander membeli semua barang itu dan tidak mngirimkannya, baginya itu urusan Xander sendiri dan ia tidak berhak untuk mencampuri urusannya.

“Baiklah aku akan berhenti bertanya, siswa disini akan patah hati bila tau dia memberi hadiah untuk seorang gadis,” goda Axel.

“Apa maksudmu?” tanya Xander.

“Apakah kau tidak merasa, hampir semua gadis disini ingin menjadi pasanganmu.” Axel tidak mau mengakuinya tapi Xander memang tampan jadi tidak heran bahwa ia menjadi idola di akademi Trea.

Xander yang tidak mengerti memandang Kendrick seolah meminta menjelaskan apa yang dimaksud oleh Axel.

“Popularitasmu tekenal dikalangan para siswi disini, apalagi kau belum memiliki tunangan jadi mereka ingin menjadi calon pasanganmu dan juga popularitasmu tidak kalah dengan putra mahkota,” terang Kendrick dengan singkat.

Don't Distrub My PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang