Chapter 6

11.6K 1.1K 49
                                    

Sedah lebih satu minggu telah berlalu dan sebentar lagi adalah acara pelepasan para siswa akademi.

Satu imggu ini Davis benar-benar sibuk di istana bahkan ia sampai lembur. Ainsley berfikir persiapan pesata ini sama dengan acara besar seperti hari terbentuknya kerajaan dan hari ulang tahun baginda raja.

Beberapa hari yang lalu Layna telah menggundang salah satu desainer ternawa untuk membuat pakaian keluarganya. Karna ini juga bisa dibilang pesta pelepasan Oliver makai a ingin putranya tampil lebih menawan.

Tidak lupa juga putrinya, bisa dibilang ini pertama kalinya Ainsley ke kerajaan dan bisa dibilang debute bagi Ainsley ia ingin menmbuat kesan yang baik bagi Ainsley sehingga kedepannya saat debute dilingkungan atas Ainsley dapat diterima dengan baik.

“kaka kapa yang kau pikirkan?” tanya Ainsley.

Ia memperhatikan saat mereka perpustakaan Oliver hanya melamun seperti memikirkan sesuatu.

“bukan apa-apa.” Jawab Oliver.

“sungguh? Kenapa kakak melamun?” desak Ainsley. Ia tahun bahwa kakaknya sedang memikirkan sesuatu. Apakah tentang kepergiannya ke akademi. apakah menghawatirkan warna yang akan muncul di batu warna. Ainsley bilang warna pada batu warna menandakan kekuatan orang tersebut, bila nilainya ia dapat bekerja di istana dan mendapat keuntungan lainnya.

Walaupun Ainsley juga tidak tau bagaimana cara mengukurnya.

‘Apakah kakaknya takut untuk kesana?’

“jangan takut, kakaku sangat pintar dan kuat jadi kakak akan nyaman di akademi dan juga tidak masah warna apa yang muncul. Kakak adalah kakakku yang nomer satu.” Oliver yang mendengar ini tersenyum dan mengusap rambut adiknya dengan lembut.

“apa yang difikirkan di kepala kecilmu ini?”

“apakah aku salah?” tanya Ainsley.

“apa yang kau khawatirkan, kakakmu ini hebat tidak perlu khawatir saat diakademi apalagi mempermasalahkan warna batu itu tidak penting.” Mendengar semua itu Ainsley berfikir apakah akademi tempat yang mudah.

“dan juga aku satu satunya kakakmu bila aku tidak nomer satu siapa lagi yang pantas menjadi kakak mu.”

Ainsley yang mendengar ini tertawa. Sifat Oliver memang narsis bila menyagkut Ainsley.

Sejenak Ainsley lupa tentang pertanyaan yang telah ia ajukan.

Davis mendengar tawa kedua anaknya di ruang perpustakaan ia pun menhampiri putra-putrinya
tersebut.

“sepertinya kalian baik-baik saja selama ayah tinggal.”

“ayahhhhh” ucab Ainsley kemudian langsung memeluk Davis, Oliver berdiri menyambut sang ayah pulang.

“ayah pulang cepat dari biasanya?” tanya Oliver melihat waktu masih sore hari.

“kenapa? Kau tidak senang ayah pulang sehingga kau bisa terus-terusan bermain dengan Ainsley?”

“aku tidak pernah bilang begitu.” Davis hersan setelah tumbuh besar oliver menjadi menjengkelkan, ia tidak imut lagi seperti dulu. Oliver yang dulu akan menghampinya dan
memeluknya saat pulang tapi akhir-akhir ini ia tidak pernah seperti itu lagi dan hanya penyambutan seperti tadi.

Saat ia tanyakan jawabanya itu membuat Davis patah hati.

“apa yang ayah bicarkan. Tidak mungkin aku bertingkah seperti bayi, apakata orang-orang bila melihat pewaris Carson terlihat seperti anak manja.”

Layna hanya bisa menenangkan Davis dan menjelaskan bagi putra merek atelah tumbuh remaja jadi merkea tidak bisa memperlakukan Oliver seperti anak-anak.

Memikirkan itu membuat davis kesal.

“kenapa ayah pulang cepat?”
Mendengar suara putrinya membuat suasana hati Carson kembali lebih baik.

“persiapan sudah selesai, hanya tinggal pengecekan itu bisa dilakukan oleh orang lain. Jadi ayah segera pulang untuk melihat Ainsley yang cantik.” Jelas Davis. Oliver yang melihat san ayah

‘kekanak-kanakan.’

“jadi apakah Ainsley sudah siap berdansa di pesta?” Ainsley yang mendengar ini menggug dengan pasti.

“sudah. Aku berlatih dengan madam sarah dan beliau memujiku karna dansaku bagus. Aku juga sudah berlatih dengan kakak.”

“putri ayah memang hebat, apakah Ainsley ingin berdangsa dengan ayah?” harap Davis tapi langsung dijawab dengan gelengan oleh Ainsley dan oliver yang melihat ini tersenyum kecil.

“kenapa apakah ayah tidak cukup bagus?”

“bukan begitu, Ainsley sudajh menjadi pasangan kakak. Sebaiknya ayah berdansa dengan ibu, ibu akan sedih bila tidak diajak ayah berdansa.” Terang Ainsley.

Davis mendengar ini terharu sekaligus sedih, terharu karna melihat purtinya memikirkan perasaan ibunya dan sedih karna ia belum bisa berdansa dengan putrinya.

“ya Ainsley biar bersmaku dan ayah bersma ibu.” Mendengar ini Davis kesal. Kenapa anak ini makin hari makin menjengkelkan.

“anak-anak ibu sungguh perhatian sekali.” Layna masuk mengintupsi obrolan ketiga orang tersebut.

“ibuuuu” seru Ainsley.

“sudahi kegiatan kaliaandan bersiap untuk makan malam dan oliver cek kembali barang bawaanmu, jangan sampai ada yang terlewat”

“baik bu.” Jawab Oliver.

Ainsley belum tidur padahal waktu tidurnya sudah terlewat.

Saat ini Ainsley sedang berada di balkon kamarnya dan memandang bulan yang dikelilinga gemerlab bintang. Ainsley sangat mengagumi keindahan ini.

“menajubkan bintng terlihat jelas dan terang, padahal dulu melihat satu bintang saja tak mungkin” Ainsley sedang membicarakan saat ia masih di dunia modern.

Karena kepadatan penduduk, lampu kota yang bergemelab, dan Gedung-gedung tinggi yang menjulang sehingga untuk melihat bintang adalah suatu hal yang sulit.

“beberapa hari lagi pesta pelepasan. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana saat bertemu para tokoh utama dan tokoh pendamping seingatku banyak tokoh lainnya juga dinovel itu.”

Hufffffff

Hembusan nafas berat yang dikeluarkan oleh Ainsley.

“walaupun peranku tokoh sampingan tetap saja aku gugub. Bagaimana kalua aku tetap jatuh cinta kepada putra mahkota buknakah hasilnnya sudah jelas”

“dan juga kau tidak mau masuk keperseteruan apapapun. Bukankah di novel putra mahkota sudah memiliki tunangan dan tunangannya lah yang menjadi tokoh antagonis.”

Ainsley masih merenung tentang pesta tersebut. Ia cepat atau lambat akan bertemu tokoh-tokoh yang berada di dalam novel. Malam ini ia ingin menggali ingatnya tentang alur cerita dari novel tersebut.

Bila ada tokoh utama laki-laki bukankah ada tokoh kedua, dan ketiga sebgai saingan cinta putra
mahkota dan juga kalah dalam pertempuran karan tokoh utama permepuan memilih putra mahkota.

“siapa ya tokoh laki-laki kedua, seharusnya tidak lebih buruk dengan putra mahkota.”

Ahhh…. Ainsley ingan tokoh kedu laki-laki bernama Xander Caldwell.

“siapa Xander Caldwell?”

____________________

Don't Distrub My PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang