Chapter 13

7.6K 750 7
                                    


“Ainsley, terimakasih sudah menemaniku dipesta ini. Aku tidak tau bagaimana bila tidak ada kamu, aku akan sendirian disini.” Amber sudah mencoba memanggil Ainsley dengan nama depan, lapi pula Ainsley mengizinkan dirinya memanggilnya seperti itu.

“tidak perlu merasa sungkan, aku juga senang mengenalmu Amber.” Ainsley terbantu dengan adanya Amber, ia telah memiliki teman, sehingga ibunya akan berhenti merecoki dirinya saat ini.

Ainsley dan Amber saat ini sedang duduk di tempat istirahat yang telah disediakan, mereka juga memakan hidangan yang telah disajikan. Hidangan ini membuat Ainsley ngiler, ini hal yang salah satu ia syukuri setelah pindah kesini yaitu bisa memakan makanan yang ia suka tampa khawatir uang sama sekali.

“apakah Ainsley memiliki teman lainnya?”

“tidak, sejujurnya aku sulit berteman. Kamu adalah teman pertamaku.” Jujur Ainsley. Amber senang mendengarnya bahwa Ainsley memang mengangapnya teman.

“tidak apa-apa Ainsley, kita bisa mencari teman bersama-sama lagi pula ibuku bilang tidak perlu banyak teman yang penting teman kita tulus.” Anisley menganguk mengiyakan pernyataan Amber.

‘banyak teman kadang merepotkan’ piker Ainsley.

Pesta berjalan dengan damai dan tenang, selama pesta Ainsley dan Amber selalu Bersama dan mereka juga menyapa anak-anak lainnya untuk mengakrabkan diri, tapi responnya sangat beragam dan bisa dibilang hanya Ainsley yang mendapat respon positif. Anak-anak lain yang melihat Amber datang dari kota lain dan hanya sebatas anak viscount memandang rendah dirinya dan itu membuat Amber berkecil hati.

“tidak perlu pedulikan mereka Amber, nanti kita juga mendapat teman yang baik tidak perlu terburu-buru.” Ainsley mencoba menghibur Amber.

Amber yang mendengar Ainsley, perasaannya mulai membaik, ia bersyukur Ainsley mau berteman dengannya tampa memandang statusnya.

“kau benar, aku seharusnya tidak berkecil hati.”

“ayo kita mengunjungi taman Count Finley, ibu bilang taman mereka indah.” Ainsley mengajak Amber untuk pergi ketaman agar Amber bisa menenangkan dirinya dan juga Ainsley ingin lari dari suasana pesta ini. 

Sungguh, ia mulai bosan.

Ainsley dan Amber tiba ditaman kediamanan Count Finley, taman mereka bisa dibilang tidak luas tapi sangat indah dan rapi banyak bunga-bunga yang ditaman disini dan yang paling indah dan dibangakan oleh nyonya Finley adalah taman tulipnya.

Kebanyakan orang lebih menyukai bunga mawar sebagai tanaman yang ditanam dikediaman, tapi nyonya Finley lebih menyukai bunga tulib. Tulip-tulip yang ditanam disini berbagai jenis dan warna dan pengaturannya sangat indah yaitu dibuat gradasi warna sehingga saat mekar warna yang dihasilkan sangat cantik. Tidak heran nyonya Finley selalu membagakan tamannya ini.

“Ainsley, menurutmu taman tulip ini sangat cantik?” Amber sangat kagum dengan ini, ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari hamparan tulip yang bermekaran.

“ya itu sangat indah.”

Saat Ainsley dan Amber sedang berkeliling taman menikmati keindahannya, pandangan Ainsley menangkap sosok laki-laki yang sedang tertidur dibawah pohon yang berada ditaman.

Ainsley memusatkan pandangannya dan mencoba mendekati laki-laki tersebut. Laki-laki itu sepertinya tamu di pesta count Finley karena menggunkan pakainan yang bagus dan rapi dan bisa dibilang dilihat dari model dan kainnya itu mahal, Ainsley mengira-ira umur laki-laki tersebut semuruan dengannya.

“Ainsley apa yang kau lihat?” Amber yang melihat Ainsley tidak bersamanya dan melihat sebuah pohon, Amberpun mengikutinya dan terkejut ada laki-laki yang sedang tidur disitu.

Don't Distrub My PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang