Nathaniel -7-

6.7K 883 72
                                    

Jeff sedari masuk kelas terpekur dengan tas dalam pelukan membuat sosok Erwin yang duduk di depannya mengernyit heran. Biasanya jika begini Jeff sedang ada masalah serius.

Erwin menatapnya iba pasti masalah Jeff sangat berat. Dibebankan dengan titel 'pewaris' mungkin membuatnya sampai terbengong-bengong begitu.

Erwin mengusap bahu Jeff pelan seolah memberi kekuatan.

"Lagi ada masalah ya ??"

Jeff menatapnya kemudian mengangguk dengan lesu.

"Masalah besar ??"

Lagi. Jeff mengangguk bibirnya hampir melengkung ke bawah membuat Erwin semakin iba.

"Coba cerita Jeff, mungkin gue bisa bantu. Perusahaan bokap Lo ada masalah atau apa ??"

Jeff menatapnya.

"Ini lebih besar dari itu"

Erwin melotot.

"Astaga! Separah itu ?? Kalau Lo butuh apa-apa bilang gue aja ya ?? Gue tau gue mungkin gak bisa bantu banyak tapi yakin deh gue pasti selalu ada disini pas Lo butuh"

Jeff mengangguk. Erwin semakin mendekat.

"Memangnya masalah apa ??"

Jeff mencebik dan merengek kecil membuat Erwin terkejut.

"Nana masak udah puber! Huhuhu dia udah besar"

"Dulu dia masih suka dipeluk terus dicium-cium. Sekarang katanya gak boleh karena dia udah besar! Erwin adik gue udah besar huhuhu"

Erwin berkedip menganga tak tau harus merespon bagaimana.

Jadi Jeff terpekur macam orang yang punya masalah hidup begitu berat hanya karena adiknya sudah pubertas ??!

"Ahh"

Erwin memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa berdenyut. Apa sih yang dia harapkan dari budak Nathan satu ini ??!

Lain kali Erwin tidak akan tertipu lagi dengan wajah Jeff yang nelangsa. Erwin mengusap dadanya pelan, berusaha bersabar.

"Ya wajarlah Jeff! Ya Tuhan Nathan sudah empat belas tahun!"

Jeff semakin mencebik menyembunyikan wajahnya pada tas dipelukannya.

"Tapi kan Nana masih bayi"

Erwin menyerah. Lebih baik mengobrol dengan papan tulis dari pada sosok Jeff yang sedang merana. Nanti Erwin bisa emosi sendiri.

Kasihan Erwin mana masih muda.

🌹🌹🌹

Pada pelajaran terakhir ternyata mood Jeff belum juga membaik membuat Erwin lelah sendiri.

Dari tadi hanya bengong sambil melihat foto bayi Nathan di ponselnya. Erwin rasanya ingin menendang kepala Jeff saking geramnya.

Jeff macam ayah yang putra tunggal yang dia cintai setengah mati menikah besok pagi dan akan pindah keluar kota beserta keluarga barunya.

Ayolah! Nathan hanya pubertas demi Tuhan!

"Jeff!"

Jeff mengangkat pandangan.

"Hari ini kita kerja kelompoknya mau dimana ??"

Jeff mengangkat bahu dan meletakkan kepalanya di atas meja. Erwin mendesah lelah.

"Win!"

Sosok Erwin menoleh pada teman sekelasnya yang menjadi teman kelompok mereka.

"Mau dimana ?? Buru ih nanti malam gue ada les"

Nathaniel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang