Nathaniel -25-

4.9K 731 36
                                    

Saat sudah memutuskan untuk berlari itu artinya dia harus melepas apa yang ada di belakang dan berlalu meninggalkannya.

Jeff tau, sejak dia memutuskan untuk mencoba lari akan banyak hal yang harus dia lepaskan.

Pelan-pelan harus mulai meregangkan genggaman tangannya. Pelan-pelan harus mulai melangkah menjauh tanpa harus menoleh ke belakang lagi. Jeff tau.

"Na"

Tapi yang tidak Jeff tau adalah bahwa melepas ternyata seberat ini.

"Buka pintunya dek"

Bahwa meregangkan genggaman akan semenyakitkan ini.

"Dengar kakak dulu"

Bahwa berjalan meninggalkan apa yang di belakang tanpa menoleh sesulit ini.

"Dek"

Tangannya bahkan memerah hanya untuk mengetuk pintu jati itu berulang kali.

Helaan nafasnya memburu. Emosi dalam dirinya akhir-akhir ini tak stabil. Rasanya seperti berantakan dan melebur entah kemana.

Jeff bahkan tidak tau, apa yang benar-benar dia rasakan. Dia bimbang setengah mati.

"Tolong" suaranya mengecil mengetuk pintu itu sekali lagi.

"Buka dek"

Tapi Nathan bahkan tak bergeming meski suara Jeff nyaris hilang karena bergetar.

"Dek, kakak tau kamu dengar. Ayo kita ngobrol??"

Senyap. Jeff hanya menemukan senyap seolah yang diajaknya bicara adalah papan kayu jati yang menghalanginya ini.

"Dek"

Lagi. Jeff mencoba lagi.

"Nathaniel" suara merendah terdengar berat. Dadanya panas bergemuruh seolah ada lahar panas yang akan keluar kapan saja.

Kenapa Nathan tak mau mengerti juga?? Jeff hanya ingin menjelaskan. Jeff hanya terlalu lelah.

Tidakkah Nathan paham??

"Oke terserah kamu. Jangan dengerin kakak ikutin semua egomu itu. Jangan pedulikan kakak"

Brak!

Jeff memukul pintu itu keras.

"Kamu mana mau ngerti sekeras apa usaha kakak. Kamu mana mau peduli perasaan kakak. Kamu mana paham rasanya jadi kakak!"

"Iya! Diam disitu! Nangis! Merasa dunia gak adil buat kamu!"

"Nathan dunia gak semuanya tentang kamu! Kakak punya hidup kakak sendiri"

"Kalau kamu tetep kayak gini kakak bisa apa?? Kakak juga punya hidup kakak sendiri. Gak melulu soal kamu!"

Brak!

Nafas Jeff semakin memburu memukul pintu dengan keras.

"Egois"

"Kamu egois"

Jeff tanpa sadar terisak. Merasa seolah emosinya akhirnya tersalurkan. Erwin benar mungkin ini saatnya dia melangkah tanpa harus repot-repot mengulurkan tangan ke belakang.

Lari. Jeff ingin lari. Jauh.

🌹🌹🌹

Terisak. Nathan menggigit selimutnya agar isakannya tak terdengar.

Sakit. Hatinya sakit.

Kenapa Jeff berbicara seperti itu?? Kakaknya sudah selelah itu menghadapinya??

Nathaniel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang