Spesial chapter

4.8K 631 31
                                    

Our Jamal

Katanya kalau orang sudah ada di atas untuk menunduk melihat yang di bawah rasanya begitu enggan. Penuh intrik, dan ujung-ujungnya malah memandang sebelah mata mereka yang berada di bawahnya.

Padahal kalau dipikir-pikir mereka ada di atas karena ada yang berada di bawah mereka. Jika semua orang berada sejajar dengan mereka tentu tak akan ada yang bisa disebut atas dan bawah.

Hal-hal sederhana seperti ini perlu ditanamkan sedari dini. Perlu diajarkan agar kelak saat anak sudah tau posisinya mereka tak akan merasa terlampau besar.

Merasa terlampau tinggi sehingga cenderung sombong, angkuh dan hidup menjadi manusia arogan.

Beruntungnya Jeff memiliki orang tua seperti Agung dan Yuna yang walaupun kadang-kadang tingkahnya macam orang yang punya otak seperempat, selalu mengajarkan anak-anaknya untuk selalu rendah hati.

Sejatinya mereka sadar bahwa apa yang mereka genggam hari ini bisa hilang dalam sekejap esok hari jika Tuhan berkehendak. Mereka terlampau sadar.

Jadi di setiap bulannya Agung pasti mengadakan acara amal untuk berbagi dengan mereka yang memang membutuhkan.

Seringnya sih yang menyalurkan adalah orang-orang kepercayaannya, karena tidak mungkin juga dia yang datang langsung ke setiap bulannya. Maklum dia 'kan orang sibuk.

Tapi tak jarang juga dalam setiap tahunnya Agung beserta keluarga akan turun langsung. Yang paling sering diajak adalah si bontot Nathan yang memang suka kegiatan seperti ini.

Semua bermula sejak Nathan tujuh tahun. Saat itu dia masih takut pada semua orang asing yang tak pernah dia lihat sebelumnya.

Saat itu Yuna dan Agung melakukan kegiatan amal di sebuah panti asuhan di tepi kota Jakarta. Awalnya sosok Nathan bahkan tak mau turun dari mobil. Terlalu takut bahkan hanya untuk melihat bagaimana anak-anak berkumpul di depan pagar panti dengan wajah antusias menunggu apapun yang Agung akan berikan.

Tapi kemudian sosok anak perempuan yang sedikit lebih besar darinya mengulurkan tangan dan membuatnya merasa nyaman entah bagaimana.

"Gak apa-apa, disini ada mbak Dhan"

Lalu mbak Dhan mulai mengajaknya bermain dengan anak-anak lain disana. Nathan merasa begitu senang.

Sejak saat itulah Nathan mulai suka kegiatan amal yang Agung lakukan. Jadi yang paling semangat saat Papa mengatakan akan pergi ke tempat-tempat yang lain.

Untuk Jeff sendiri kegiatan seperti ini bukan sesuatu yang istimewa. Agak sedikit malas untuk ikut karena lebih memilih bermain dengan teman-temannya. Maklum saja Jeff dan Nathan agak berbeda jika soal bergaul.

Namun anehnya volunteer kali ini Jeff adalah yang paling semangat. Entah apa motivasinya tapi saat Agung mengatakan akan pergi volunteer ke daerah Solo, Jeff adalah yang paling geger. Agung sampai bingung sendiri melihatnya.

"Kakak yakin mau ikut??"

Jeff mengangguk semangat.

"Yakin Pa"

Setelahnya Agung tersenyum lebar dan mengusap kepala putra sulungnya itu. Terlampau bahagia anaknya ingin membagi kebahagiaan dengan orang lain.

🌹🌹🌹

Yang tidak pernah Jeff duga adalah keluarga mereka akan berakhir di tempat ini. Dia berkedip berusaha memproses segalanya.

Panti Jompo Tetuah Solo. Palang besar terpampang di samping gerbang.

Nathaniel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang