Sebenarnya sekolah bukanlah tempat yang begitu menyenangkan bagi Jeff. Disini tempat yang cukup berisik dan terlalu banyak hal menganggu yang tampak oleh mata.
Dan sayangnya nyaris setiap harinya Jeff berakhir di tempat itu. Entah untuk sekolah biasa, latihan, atau malah untuk materi tambahan karena kini dirinya sudah kelas 12.
Beberapa bulan lagi dirinya bahkan sudah akan menyandang gelar alumni. Dia bergidik menyadari bahwa waktu berjalan dengan begitu cepat.
Rasanya baru kemarin dirinya mengikuti acara pengenalan lingkungan sekolah dan sekarang tau-tau malah akan lulus dari sekolah.
Tak terasa. Waktu berjalan terlalu cepat bagi Jeff. Dan jujur itu sedikit menakutkan.
Maksudnya, bayangkan saja begitu banyak beban yang akan diterimanya hanya karena label 'dewasa'. Itu menakutkan sungguh.
Dia menggeleng pelan meraih pulpennya kemudian mencoret asal buku dihadapannya. Jam kosong dan yang Jeff bisa lakukan adalah terpekur bosan.
Sebuah uluran kertas membuatnya mengalihkan pandangan. Alisnya terangkat bingung menatap bergantian pada kertas juga wajah seseorang di hadapannya.
"Nih disuruh isi" katanya kemudian berlalu dan lanjut memberikan kertas pada yang lain.
Meraih uluran itu Jeff terpekur saat membaca judul besar kertas di hadapannya.
Rencana studi.
Ahh Jeff bahkan belum benar-benar memikirkan hal ini sebelumnya. Kemana dia akan melanjutkan studi?? Jurusan apa??
Jeff sama sekali tak pernah memikirkan hal-hal semacam ini. Karena Jeff tau paling-paling dia hanya bisa menurut saat orang tuanya memintanya mengambil jurusan yang mereka sarankan.
Sudah sedari lama sebenarnya Papa mengusulkan agar Jeff mengambil bisnis saja.
Papa hanya mengusulkan tanpa ada unsur memaksa tapi bagi Jeff itu terdengar seperti perintah. Membuat otaknya mendokrin diri bahwa dirinya harus masuk jurusan itu. Apapun yang terjadi.
Kadang kalau dipikir-pikir lagi agak menyedihkan menjadi dirinya. Selalu mengalah dan menurut akan apa yang diperintahkan. Tak ayal seperti Jeje jadinya.
Hah. Lagi dia mendesah dan membaca kertas itu dengan seksama. Belum juga menemukan suatu gambaran apa yang akan dia tulis disana.
"Jeff"
Seseorang menyenggol lengannya kali ini. Membuatnya menoleh dan menemukan Erwin yang menyengir.
"Udah tau mau kemana??"
Jeff menggeleng.
"Nope. Belum toh juga ini batasnya dua minggu lagi kan"
Erwin mengangguk.
"Iyasih. Tapi ya apa salahnya dipikirkan dari sekarang"
"Iya" jawab Jeff pelan.
Kemudian hening keduanya diam. Cukup lama sampai Erwin kembali membuka suara.
"Lo gak mau nyoba keluar negeri Jeff??"
Kali ini Jeff sepenuhnya menoleh menatap pada Erwin membuat yang ditatap merasa kikuk seketika.
"Gue cuman penasaran. Maksud gue Lo lumayan pinter terus keluarga Lo kelebihan mampu kalau cuman sekedar kuliahin Lo keluar. Kenapa gak nyoba ngambil kesempatan itu?? Lumayan loh pengalamannya"
"Belum kepikiran kesana"
Erwin menggeleng pelan dan menepuk pundak Jeff.
"Jeff hidup Lo ya Lo yang punya, jangan mau dihalangin sama hal apapun untuk lakuin apa yang Lo mau"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathaniel ✓
FanfictionBagi Nathan keluarganya itu merepotkan tapi sayang sekali dalam hatinya Nathan juga ingin mengakui bahwa dia sangat sangat menyayangi mereka. Spin-off Wirasaksena