Chapter 09 ☘️

1.8K 225 20
                                    

Jangan lupa vote and commant ny epribadeh:v
Maaf jika chapter kali ini kurang memuaskan~

~ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤~

(Name), kini berjalan ke pintu masuk bersama dengan Aoi di sampingnya. Semua orang disana tak memperhatikan mereka berdua dan hanya terfokus dengan perkelahian mereka masing-masing.

"Hora~, mereka sepertinya terlalu asyik dengan pertarungan mereka hingga mengabaikan kita berdua," ucap Aoi. Dirinya terlebih dahulu maju meninggalkan (Name) yang masih di belakangnya.

(Name) sendiri terlihat santai menatap kepergian Aoi dari hadapannya. Sementara dirinya hanya diam, berdiri di tempat.

Menguap kecil, (Name) mengangkat satu kakinya dan menempelkan kaki miliknya di tembok hingga lurus. Sedangkan yang satunya digunakan untuk menopang tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Oi, kalian mengabaikan satu orang disini!"

Seluruh pandangan menoleh ke arahnya, dan juga beberapa tertuju kepada Aoi yang berada tak jauh darinya.

"Ada dua (Name), jangan lupakan diriku," ujar Aoi.

"Mengapa ada seorang perempuan disini?"

"Bukankah seharusnya tidak ada?" Satu orang dari mereka maju dan mendekat ke arah Aoi. Sedangkan (Name) yang melihatnya, menurunkan kaki miliknya dan ia berjalan menyusul Aoi.

"Apa masalah jika perempuan berada disini?" Aoi memutar bola matanya jengah. Sementara lelaki di hadapannya tersenyum remeh.

"Tch, mengganggu tah-"

'Duak!'

Satu tendangan melayang ke arahnya, mengenai tengkuknya dengan keras hingga sang korban terkapar dengan darah yang mengalir keluar dari kepalanya.

(Name), dialah pelakunya. Ia tak terima jika perempuan dianggap lemah olehnya. Sebenarnya ia tahu jika kedudukan seorang perempuan itu lebih tinggi dari laki-laki, hanya saja, perempuannya saja yang tak tahu dimana tahta mereka yang sangat mahal itu.

"Begitu kata mu?"

"Kami bukan perempuan murahan seperti wanita yang menjual murah diri mereka. Tapi kami hanya sadar jika kami memiliki tahta yang harus di jaga."

"Kau tahu itu, b-a-j-i-n-g-a-n," ujar Aoi sembari menginjakkan kakinya di kepala milik korban pertama mereka hingga bonyok.

"Siapa lagi selanjutnya!?"

Semua orang meneguk salivanya dengan kasar, nyali mereka seketika menciut ketika mendengar teriakannya yang menggelar.

"Oh tidak ada?"

"Yasud-"

"Wow~wow~tenang sedikit..."

Secara bersamaan, sebuah tongkat besi melayang ke arahnya dan hampir mengenai kepalanya jika saja dirinya tak menghindar.

Meskipun seorang perempuan, (Name) adalah seorang yang sangat jenius di bidang pertarungan. Ia memiliki insting yang tajam. Jadi mau dari arah manapun musuh menyerang, pastinya (Name) akan terlebih dahulu menyadari jika dirinya tengah terancam.

𝐋𝐨𝐬𝐭 𝐋𝐢𝐠𝐡𝐭 : 𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang