[Completed]
❝𝐃𝐢𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐤𝐚𝐦𝐢❞
Cahaya kecil yang muncul di tengah-tengah gelapnya geng yang bernama Tokyo Manji dan menghilang di saat sedang bersinar terang.
Dia adalah Yamamoto (Name). Seorang gadis...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam kini telah tiba. Cahaya matahari yang sebelumnya menyinari bumi kini telah berganti posisi dengan bulan.
Sosok (Name), selaku salah satu penghuni rumah yang kini tengah duduk di sofa menikmati acara serial di tv dan jangan lupakan Baji yang memeluknya dari belakang.
Jika bertanya mengapa Baji berada bersama (Name), jawabannya adalah karena Baji di perintahkan oleh Ryuhci untuk menjaga (Name) selama dirinya serta Rey dan Ethan pergi.
Ini semua terjadi karena acara dari sekolah Rey yang mengharuskan para siswa didampingi oleh orang tua mereka. Berhubung Rey tidak punya keduanya jadi dirinya mengajak Ryuchi dan Ethan untuk mendampinginya.
Dengan senang hati Baji menerima permintaannya. Lagian hitung-hitung menghabiskan waktu berduaan bersama (Name) itu tidak ada salahnya.
"Nee Kei-chan," panggil (Name) yang mengalihkan pandangannya.
"Ya?"
"Ryuchi-nii bilang dia akan pergi berapa lama?" (Name) sedikit mendongakkan kepalanya menatap kearah Baji yang memasang mode berfikir.
"Hanya beberapa hari mungkin, tapi dia bilang yang pasti dia akan pulang," jawabnya. (Name) hanya ber-oh menanggapinya dan melanjutkan menonton tv.
Sementara Baji yang merasa terkacangi hanya mendengus kesal dan menatap kearah tangan mungil (Name) yang meremas ujung selimut yang dikenakan oleh mereka berdua.
Kedua lengannya yang sedari tadi melingkar di pinggang ramping milik sang gadis, mulai menelusup masuk ke dalam kaus putih oversize milik (Name) dan meraba-raba perutnya yang begitu berbentuk.
Namun, sebuah tanda tanya besar muncul di benaknya. Disaat telapak tangannya meraba sebuah garis yang tak asing lagi di tangannya.
Karena rasa penasarannya yang begitu tinggi, Baji semakin meraba-raba bagian garis tersebut hingga ujungnya. Sementara (Name) yang menerima perlakuannya hanya diam dan menikmatinya.
Toh, hal yang dilakukan Baji sudah terbiasa di alami olehnya sedari dulu.
"Hey (Name)," panggilnya.
"Hm?"
"Apa luka di perut tidak pernah menghilang? Padahal ini sudah lama sekali loh (Name)," tanya Baji yang dijawab helaan nafas kecil olehnya.
"Entahlah, aku tak tahu Kei. Biarkan saja toh, aku tidak pernah risih dengan luka itu," jawab (Name) yang membuat Baji terkejut.
"Begitu."
"Apa kau tak risih dengan luka itu, (Name)?"
(Name) menggeleng. "Tidak, aku tidak risih sekali pun. Lagi pula ini sudah sebagai kenangan bagi ku, Kei."