Chapter 21 ☘️

901 120 20
                                    

Jangan lupa vote and komen ya...

~ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤~

Pagi hari kini telah datang. Matahari perlahan terbit dari ufuk timur. Cahayanya perlahan menelusup masuk ke dalam kaca rumah-rumah penghuni muka bumi.

Perlahan-lahan, sebuah permata indah berwarna hitam legam terbuka. Menampilkan sesuatu yang teramat istimewa di dalamnya.

Tatapan sayu, baju tidur berantakan, air liur di sudut-sudut bibirnya, serta rambut hitamnya yang tak beraturan menggambarkan seperti seekor singa betina yang baru saja bangun.

Ditambah lagi dirinya menguap kecil dan membuatnya semakin bertambah mirip dengan singa betina mengaum.

Nyawanya masih belum terkumpul. Alias sebagainya masih berada di alam lain. Wajahnya yang begitu berantakan serta mulutnya yang sedikit terbuka membuatnya menjadi sesosok orang cengo.

"Hoam..."

Kedua tangannya terangkat untuk merenggangkan otot-otot tubuhnya yang begitu kaku. Untuk kedua kalinya ia merasakan tubuhnya begitu remuk seperti diinjak seekor gajah.

Jika di bayangankan, (Name) adalah sebuah batu kerikil kecil yang di injak-injak tanpa rasa bersalah oleh gajah. Saking kecil tubuhnya.

Ia lalu meraih ponsel yang berada di nakas, sebelah ranjangnya berada. Layar ponselnya sudah menunjukkan pukul enam pagi dan secepatnya ia harus bersiap-siap untuk pergi ke kantor.

Cahaya cukup membuat matanya sakit. Kecerahan layar ponselnya begitu terang dan persis seperti cahaya ilahi.

Untuk urusan sekolah ia membolos untuk beberapa minggu saja. Karena banyak sekali urusan yang harus ia selesaikan di kantor kakaknya itu.

"Nee~, aku masih ingin tidur..."

Kedua matanya mengerjap lemah. Tubuhnya perlahan terasa ringan dan mulai oleng ke samping. Menandakan jika dirinya sebentar lagi akna tumbang di atas ranjang.

Jujur, baginya, kasur adalah habitat ternyaman baginya dan ia tak ingin satu jengkal pun jauh dari benda yang bernama 'kasur'.

'(Name)-sama, besok anda sudah harus ada di kantor pukul setengah delapan'

'Akan ada tamu yang akan datang untukmu'

Tapi oh tapi, ia teringat akan perkataan salah satu anak di kantor, jika bisa dirinya sudah harus ada di kantor pada pukul setengah delapan kurang.

"Astaga..."

"Mengapa aku baru ingat jika sekarang ada jadwal..." Keluhnya. (Name) memijat pangkal hidungnya, dan menghela nafas panjang.

Ia kemudian berniat untuk pergi ke kamar mandi, tapi saat kakinya hendak berjalan, kakinya begitu kaku serta sangat sakit ketika baru saja turun dari ranjang

(Name) memekik kesakitan disaat tubuhnya jatuh terduduk dengan kepalanya yang mengenai lemari di depannya.

"Oh shit!" umpatnya. Jujur, untuk kali ini dirinya benar-benar dibuat kewalahan dengan permainan Baji kemarin.

Baji bermain lumayan ganas kemarin dan membuatnya berakhir seperti ini. Bisa-bisanya laki-laki itu membuatnya tersiksa di malam hari.

Satu hari sebelumnya ia tak sampai begini dan masih bisa berjalan, memasak, menyapu dan melakukan segala aktivitas perbabuan lainnya.

Sayangnya sekarang, dirinya tak bisa berjalan karena ulahnya Baji.

"Oi! Bangun kebo!"

(Name) melempar satu bantal yang berada tak jauh dirinya dengan keras. Dirinya berharap jika lemparan itu dapat mengenai wajahnya hingga membuatnya terbangun.

𝐋𝐨𝐬𝐭 𝐋𝐢𝐠𝐡𝐭 : 𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang