~ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤~
Rey, dirinya tengah berdiri di pinggiran kolam ikan dengan pandangan kosong.
Batu kerikil kecil yang berada di genggamannya ia lemparkan ke kolam untuk menghilangkan rasa sedih serta bosannya yang bercampur aduk.
Helaan nafas kecil mengiringi aktifitasnya. Di dalam sana, jenazah kakaknya sedang di kremasi.
Setelah lama dirinya mengingat kejadian dimana kakaknya, (Name) melompat dari gedung bertingkat serta dirinya yang ikut berada di dalam kejadian tersebut.
Benar-benar membuatnya tak percaya.
"Pergi, satu persatu orang yang ku sayangi pergi!"
Satu batu kerikil berukuran sedang ia lemparkan ke kolam hingga terpental jauh dan tenggelam begitu saja.
Dari arah belakang, ia mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Tubuhnya berbalik, menangkap sosok yang berjalan ke arahnya.
"Teriakan mu terdengar hingga ke dalam, nii-chan," ucapnya dengan nada dingin.
Ethan, sosoknya kini sudah tumbuh menjadi pria tampan. Dia bukan anak kecil lagi seperti di masa lalu. Tubuhnya tinggi, wajahnya tampan, serta kekayaannya yang ia warisi dari perusahaan sang ayah jangan lupakan kedudukannya yang berada di posisi sebagai pemimpin di perusahaannya.
"Uhm yeah maaf, aku sedang terbawa suasana," ucapnya membalikkan tubuhnya dan kembali menatap kearah air kolam yang memantulkan wajahnya.
Ethan terkekeh kecil dan menyamakan posisinya menjadi disebelahnya. "Sudah lama sekali bukan nee-chan menemani kita berdua?"
Pandangannya bergulir menatap kearah Rey yang menunduk.
"Huh, nee-chan sudah menemani kita berdua dari kita berada di perut ibu, bahkan saat kita masih berlomba-lomba pun nee-chan sudah menemani kita," jawab Rey. Ia meraup oksigen sebanyak mungkin, lalu menghembuskannya perlahan.
"Kau yang duluan lahir, lalu beberapa tahun kemudian baru aku datang ke dunia ini," Tutur Ethan yang di jawab kekehan kecil oleh Rey.
"Meski begitu, kita berdua tetap menjadi kesayangannya. Walau akhirnya kami yang harus terbuang karena kasih sayang mu itu," ucap Rey melanjutkan sepatah kalimatnya di dalam hati.
"Nee-chan selalu ada jika disaat sedih seperti ini, menghibur kita berdua hingga tak kenal waktu. Lelucon sekecil apapun nee-chan buat agar kita kembali senang dan melupakan kesedihan," jelas Rey yang membuat Ethan bergeming dengan kedua tangannya yang menyatu dan terkepal di depannya.
Tangannya bertumpu pada bambu yang membatasi bagian kolam ikan dan permukaan tanah.
"Yah...itu benar. Senyuman serta suara tawanya masih bisa ku bayangkan saat ini."
Rey bergeming mendengar ucapan Ethan. Memang benar apa katanya. Senyuman manis yang meluluhkan hati mereka serta suara tawaannya yang dapat mereka berdua bayangkan.
Bukan berarti mereka tak bisa melupakan sosok kakaknya. Tapi, bayangan sang kakak selalu menghantui pikiran keduanya.
Mulai dari senyumannya, suaranya dan penampilannya selalu mereka ingat.
"Ambil ini dan jaga baik-baik." Ethan melempar sebuah kalung berbandul sebuah love kecil dan Rey menerimanya dengan sigap.
"Jaga baik-baik, itu milik nee-chan," ucapnya. Setelahnya ia melenggang pergi meninggalkan Rey yang masih diam menatap kalung tersebut.
ꕥ
Dua hari telah berlalu setelah kepergian (Name) ke alam yang berbeda. Suasana di rumah begitu sunyi di malam kali ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐨𝐬𝐭 𝐋𝐢𝐠𝐡𝐭 : 𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]
Fanfiction[Completed] ❝𝐃𝐢𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐤𝐚𝐦𝐢❞ Cahaya kecil yang muncul di tengah-tengah gelapnya geng yang bernama Tokyo Manji dan menghilang di saat sedang bersinar terang. Dia adalah Yamamoto (Name). Seorang gadis...