END ☘️

1.1K 47 2
                                    

Don't forget to, vote, comment, and follow
Jika ada typo, tolong tandai dan ingatkan^^

~ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤~

'(NAME)!!!'

"HAAHH!!"

Kedua matanya sontak terbuka lebar-lebar dikala mendengar suara besar yang meneriaki namanya.

"Dimana ini?" pandangannya mengedar keseluruh ruangan bernuansa abu-abu gelap itu. Menatap tiap inci isi ruangan yang membuatnya bingung setengah mati.

Napasnya tercekat disaat indera pendengarannya menangkap sebuah suara benda kaca yang pecah dari arah luar kamar.

Atensinya teralihkan mendengarnya. Mengangkat tubuhnya yang terasa berat dan menggerakkan kedua tangan serta kakinya yang kaku, ia berusaha untuk memapah kakinya menuju pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Berharap jika dirinya dapat berjalan.

Namun diluar ekspektasinya. Belum saja kakinya menginjak ke permukaan lantai, tubuhnya terlebih dahulu oleng dan membuatnya jatuh tersungkur ke depan.

Jatuhnya dirinya itu mengundang sebuah perhatian sebuah lirikan mata dari seorang lelaki bersurai lilac yang berada tepat di samping kiri pintu kamarnya.

"(Name)?" ucap lelaki itu berjalan memasuki kamar. Kemudian berjongkok di depannya dengan tatapan risau.

Lelaki itu tak asing lagi. Dia adalah Mitsuya Takashi. Satu tangan miliknya terangkat meraih telapak tangan besar lelaki itu. Menggenggamnya erat sembari menundukkan kepalanya menatap ke arah lantai.

"Apa yang terjadi?" cicitnya. Ia sedari tadi heran dengan keadaannya sekarang.

(Name) bertanya-tanya dengan apa yang terjadi di luar sana. Mengapa sangat berisik? Terdengar suara dua orang laki-laki tengah berdebat dengan nada yang tinggi dan terkadang mengeluarkan perkataan kasar serta menyebutkan namanya.

Mitsuya diam tak menjawab seakan tak pernah tahu apa yang terjadi. Mitsuya takut jika memberitahu apa yang tengah terjadi di luar.

Tersenyum tipis sembari menepuk pelan pucuk kepalanya, Mitsuya menghela napas pelan menetralkan rada gugupnya.

"Hanya permasalahan kecil (Name). Bukan masalah untuk mu," ucap Mitsuya bohong. Ia terpaksa harus berbohong pada gadis itu agar tak membuatnya bersedih setelah bangun dari tidurnya selama satu minggu penuh.

Rahang milik (Name) mengeras mendengar jawaban dari Mitsuya. Giginya bergemelatuk menahan emosi yang memuncak serta urat-urat disekitar pelipisnya menonjol keluar akibat rasa kesalnya.

"Lo gak usah bohong anjing! Ngomong semuanya ke gua dengan jujur, gue tau lo bohong!" nada suaranya naik dengan bahasa kasar yang keluar dari mulutnya. (Name) naik pitam karena Mitsuya.

(Name) tahu jika Mitsuya berbohong. Ia tahu juga namanya sudah terbawa dalam sebuah pembicaraannya pasti adalah masalah besar. Bukan kecil.

Mitsuya terdiam seribu bahasa dengan perubahan (Name) yang begitu drastis dari segi bicaranya. Mengapa (Name) menjadi seperti ini? Atau karena tekanan yang ia alami selama hidupnya?

𝐋𝐨𝐬𝐭 𝐋𝐢𝐠𝐡𝐭 : 𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang