Chapter 04 ☘️

4.1K 510 87
                                    

Haw~haw~haw...
selamat hari raya idul Adha
Bagi kalian yg menunaikan.
Dan bagi kalian yg bkn muslim,
salam toleransi dari Letta (◍•ᴗ•◍).

Maaf jika krng memuaskan
chapter kali ini:<

Jan lupa vote and commant nya say (・∀・).

~ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤~

Malam, waktu yang biasanya orang-orang memanfaatkannya untuk beristirahat dari lelahnya.

Namun, berbeda dengan (Name) yang memanfaatkan waktu malamnya untuk membuat rangkaian sketsa sebuah gaun untuk mengerjakan pesanan kliennya.

Tak begitu rumit model pesanannya, tetapi dirinya dibuat pusing dengan stok kain miliknya yang mulai menipis dan juga pernak-pernik gaun hanya tinggal hitungan jari.

"Esok hari aku harus pergi untuk membeli kain dan juga harus membeli beberapa aksesoris gaun," (Name) memijit pangkal hidungnya.Ia menghela nafas berat dan kemudian beranjak pergi keluar kamar dengan membawa buku sketchbook miliknya.

Sedikit info, (Name) telah lama menjadi seorang desainer. Walaupun ia masih anak sekolahan,ia sendiri bertekad untuk melanjutkan usaha ayahnya yang kini diteruskan oleh dirinya bersama dengan kakaknya yang berada di luar negeri.

Seperti biasanya, hanya dirinya dan mizu (kucing milik readers) yang tinggal di rumah.

(Name) melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan yang berada di sebelah dapur, lebih tepatnya ruangan tempat menjahit.

'Kriet...'

Pintu ruangan terbuka, menampilkan beberapa manekin dengan gaun yang menempel rapih dan jangan lupakan mesin jahit yang berada di depan jendela.

"Berantakan..."

Ntah sudah berapa lama ia tak menjahit, jadi ruangan jahitnya terlihat sangat berantakan. Mengingat jika saat itu ia tengah mengerjakan pesanan kliennya yang lumayan rumit.

"Seingat ku, masih ada beberapa model baju yang ku gambar waktu itu dan tertinggal disini"

"Tapi dimana aku menyimpannya?" Tanyanya pada diri sendiri.

Lalu (Name) mulai menyusuri setiap sudut ruangan dan berakhir di sebuah lemari kayu berwarna putih berukuran sedang dengan cat berwarna emas menghiasi sisi-sisinya.

"Nah, ini yang terakhir mari kit-"

Tumpukan kertas tersebut jatuh menimpanya, meski hanya sebatas lembaran saja, tapi yang membuatnya tersakiti adalah debu yang tak sengaja masuk ke dalam lubang hidungnya dan membuatnya bersin-bersin hingga kepentok tembok.

"Hatchu!"

Beberapa lembar kertas terbang akibat (Name) bersin. Ia mengusap-usap hidungnya yang sedikit gatal dengan sekali usap.

"Pekerjaan rumah ku jadi nambah lagi deh..." Keluh (Name) dengan raut wajah kecewa.

'Tok! Tok! Tok!'

Dapat dilihat oleh kedua matanya, seorang lelaki tinggi tengah berdiri dengan seorang anak kecil yang menggenggam erat telapak tangannya dan tepat disebelah, terdapat seorang lelaki yang tak jauh darinya berdiri dihadapannya.

Pupil matanya seketika melebar melihat ketiga sosok dihadapannya. Kedua matanya mulai berkaca-kaca, tubuhnya bergetar hebat dan mulutnya terbungkam untuk berbicara sepatah kata pun.

𝐋𝐨𝐬𝐭 𝐋𝐢𝐠𝐡𝐭 : 𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang