Chapter 30 ☘️

871 72 13
                                        

Ambil nafas dulu, cari posisi duduk yang nyaman dan jangan lupa halunya.

Anyway, jangan nyesel yah sma ending Chapter kali ini oke. Sorry jika Chapter kali ini kurang memuaskan.

~ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤~

JLEB!

Suara benda menusuk sesuatu membuat atensi (Name) teralihkan. Pisau yang semulanya ia genggam erat, kini terjatuh ke tanah begitu saja.

Telinganya tak salah mendengar, tidak salah. Itu adalah sebuah benda yang sengaja ditusukkan.

"Kei...."

(Name) membelalakkan matanya. Hey, dia tak salah lihat? Apa benar yang ia lihat ini? Matanya tak berbohong kan melihat Baji Keisuke menusuk dirinya sendiri?

Jantungnya seketika itu juga berdetak lebih kencang serta nafasnya tersengal-sengal. Tubuhnya mati rasa ketika indera penglihatannya melihat sosok Baji yang tersenyum tipis ke arahnya.

"Keisuke..."

Tubuhnya yang semulanya terduduk di atas tubuh Kazutora, kini berdiri. Kakinya yang lemah perlahan mengayun untuk mengambil langkah kecil.

"Keisuke!"

Langkahnya bertambah cepat ketika menginjak untuk kedua kalinya. Kakinya berlari sekencang mungkin menuju Baji untuk meraih tubuhnya yang hampir terjatuh. Ia mengabaikan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya.

(Name) tak peduli. Ia tak peduli dengan rasa sakit itu!

GREP!

Tubuh mungil milik (Name) meraih tubuh Baji yang hampir terjatuh. Mendekapnya erat dan membawanya untuk berbaring dengan paha miliknya yang menjadi bantalannya.

"Maaf (Name)... Aku gagal..." ucap Baji dengan terbata-bata. Sang gadis menggeleng kuat, tak menyetujui pernyataannya.

"Apa yang kau lakukan?" (Name) bertanya dengan lemah.

Mata milik Baji terpejam sesaat. Menikmati kehangatan yang tersalurkan dari (Name). Tangannya naik, meraih telapak tangan milik (Name) yang terasa lembut baginya. Ia mengelusnya, menelusupkan tiap jarinya dan mengaitkannya hingga kedua telapak tangan mereka saling menempel.

Seulas senyum tipis terukir di bibirnya yang terpenuhi noda darah yang baru saja keluar. (Name) mengigit bibir bawahnya, menahan rasa sesak di dadanya ketika melihat senyum tipis itu.

"Aku gagal bukan untuk melindungi Touman?" lanjutnya dengan mulutnya yang bergetar. Baji mengeratkan genggamannya dan senyuman di bibirnya semakin melebar.

"Aku gagal (Name)..."

"Aku benar-benar gagal..."

(Name) menggelengkan kepalanya, bersikukuh bahwa pernyataan itu tidak benar dan sangat salah. Salah!

"Tidak Kei, tidak. Kau tidak gagal...." jawab (Name) dengan nada pelan namun Baji masih dapat mendengarnya.

Ia semakin menggigit bibirnya ketika melihat senyuman Baji yang menggambarkan sebuah ketulusan di dalamnya. Senyumannya begitu manis, namun sayangnya begitu menyedihkan.

"Aku yang gagal..."

"Aku gagal membawa mu Kei...." lirih (Name) dengan nada bergetar.

Setetes air mata tanpa aba-aba keluar dari pelupuk matanya. Kepalanya menunduk, menatap wajah Baji yang terlumuri darah. Hatinya semakin tersayat dikala menangkap buliran bening merembes keluar dari ujung mata milik Baji.

𝐋𝐨𝐬𝐭 𝐋𝐢𝐠𝐡𝐭 : 𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang