Chapter 28 ☘️

462 60 2
                                    

Hai bree apa kabar?
Kangen tdk dengan sya?
Aowkawokawok. Jangan lupa vote sama komennya.

~ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤~

Cahaya terang perlahan menelusup masuk menembus indera penglihatannya. Netra hitam indahnya mengerjapkan pelan untuk menghilangkan rasa perih di matanya.

Tubuhnya mulai menggeliat tak leluasa ketika merasakan sebuah tali mengikat tangan dan kakinya dengan erat.

Cepat-cepat ia membuka matanya dan mengalihkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan. Tidak ada siapa-siapa selain dirinya. Tapi, dimana Aoi?

Apa ini? Mengapa dirinya diikat dengan tali dan juga, dimana ini?

(Name) menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang kesal. Tatapannya terpejam sekilas, sebelum indera pendengarannya mendengar suara derap langkah kaki mendekat. Kepalanya sedikit terangkat, menatap siapa yang datang.

"Kau sudah bangun? (Name)?"

Alisnya mengerut dikala mendengar sapaannya. Suaranya tak asing lagi di telinganya dan ia pernah mendengarnya. Netra hitamnya menatap lekat wajah lelaki dihadapannya.

"Siapa kau?" tanya (Name) dingin. Ia memalingkan wajahnya disaat merasakan sebuah tangan menyentuh pipinya.

"Hey nona. Jangan palingkan wajah mu." ibu jarinya naik, mengusap dagunya dan mengangkatnya hingga tatapan mereka saling bertemu.

(Name) dapat melihat netra hitam yang sama gelapnya dengan yang ia miliki. Ia mendecih dan memalingkan wajahnya dari pandangannya. "Aku tidak kenal dengan mu. Dan tolong lepaskan aku sialan!"

Kaki (Name) yang tak terikat melayang ke arah perutnya dan menendangnya hingga membuatnya mundur beberapa langkah dari tempat sebelumnya.

"Hey, hey, hey. Kau kasar sekali (Name) dengan kakak mu."

"Apa kau tidak pernah diajarkan untuk menghormati orang yang lebih tua oleh kakak brengs–"

"Aku tidak mempunyai kakak seperti mu. Aku hanya memiliki satu kakak dan bukan dua kakak. Camkan itu," sarkas (Name) dengan nada rendah.

Lelaki jangkung dihadapannya itu tersenyum kikuk dan jengkel dengan apa yang ia ucapkan sebagai responnya. Ia kembali mendekatinya dan mendekatkan wajahnya pada telinganya.

"Kau tahu nona. Kau itu tak pernah tahu tentang asal-usul ku dan juga, kau mungkin tak akan lama lagi bersama dengan kakak brengsek mu, Yamamoto (Name)..."

(Name) yang mendengarnya refleks menendang kembali perutnya lebih keras dan menendang tulang pipinya dengan kakinya yang terbalut sepatu. Nafasnya terengah-engah dengan wajahnya yang menunduk.

"Siapa kau? Berani-berani menyebut nama lengkap ku?" (Name) mengangkat wajahnya, menatap wajah lelaki tersebut dengan tajam.

"Aku?" lelaki itu menunjuk dirinya sendiri. "aku adalah Yamamoto Azusa, kakak dari kakak mu, Yamamoto Ryuchi," lanjutnya berjalan ke belakang (Name).

(Name) diam tak menjawabnya. Mulutnya tak tahu harus menjawab apa ketika lelaki bernama Azusa itu mengatakan indentitasnya. Pikirannya bergelut memikirkan apa maksud dari perkataannya. Dua kakak? Apa maksudnya, (Name) hanya mempunyai satu kakak dan bukan dua!

Kepalanya menoleh ketika mendengar suara benda yang digunting dari arah belakangnya. Ia melihat Azusa menggunting tali yang mengikatnya dan membiarkannya bebas menggerakkan tangannya. Hey tapi, ia merasakan seseorang melingkar di tangannya. Apa ini? Borgol?

𝐋𝐨𝐬𝐭 𝐋𝐢𝐠𝐡𝐭 : 𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang