Chapter 23 ☘️

794 115 12
                                    

~ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤~

(Name) dirinya kini berada di pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa kebutuhan menjahitnya.

Bersama dengan Baji yang menemaninya, sekaligus menjadi babunya sekarang. Di setiap sisi kanan dan kiri lengannya terdapat beberapa paper bag menggantung.

"Oi (Name)!"

"Mau sampai kapan kau terus berbelanja?"

"Lihat, ini sudah sangat banyak (Name)," ujar Baji yang kesal dengan sikap gadis dihadapannya.

(Name) mengedikkan bahunya. "Aku akan selesai berbelanja jika seluruh kebutuhan ku sudah terpenuhi Kei," jawabnya.

Baji mendecih kesal mendengarnya. "Tch, sebentar lagi pun uang ATM nya akan habis karena berbelanja," gumamnya.

(Name) menatapi lengan Baji yang sudah terpenuhi dengan paper bag. "Oh, kau boleh istirahat dulu disana. Aku akan memanggil petugas kantor ku untuk membawa semua barang-barang yang kau bawa itu," ucap (Name) sembari menunjuk sebuah kursi yang yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Baji diam. Membuang muka kesamping dan berdecak sebal.

"Jika kau tidak mau ya tidak apa-apa. Yang ada juga kaki mu akan tersiksa dengan barang bawaan mu itu, huh!" (Name) berjalan mendahuluinya dan duduk di bangku paling pojok dekat pintu keluar pusat perbelanjaan.

Tangannya mengotak-atik ponselnya dan memencet satu nomor untuk memanggil salah satu petugas kantor untuk di perintahkan menjemputnya.

Tak berselang lama, dua lelaki muncul dihadapannya.

"Etto, dengan (Name)-sama?" Tanya salah seorang dari mereka.

(Name) mengangguk. "Ya benar."

Ia langsung menyodorkan beberapa paper bag di tangannya kepada satu orang tersebut. Sedangkan yang satunya mengambil paper bag yang berada pada Baji.

"Bawa itu ke rumah dan jangan bawa ke kantor."

"Mengerti?" (Name) bertanya kepada mereka dengan nada penuh penekanan.

"Dimengerti."

Usai itu, mereka berdua pergi meninggalkan dirinya dan Baji di tempat terbuat.

Mengusap wajahnya pelan, (Name) lalu berjalan menuju sebuah tempat. Sembari menarik lengan Baji dengan cepat dan membuatnya tak mudah untuk menyamai langkahnya.

"Hey! Pelan-pelan (Name)!"

"Kau akan membuat ku jatuh jika seperti itu!" Teriak Baji dari belakang yang tak di dengar olehnya.

"Berisik. Turuti saja yang aku lakukan Keisuke!" Timpal (Name) yang sudah geregetan dengannya.

"Tsk, berhen-"

"Sudah diam, aku sudah sampai!" Sela (Name) ketika sampai di tempat tujuannya.

Dahi Baji mengerut disaat tahu tempat yang dituju oleh (Name) adalah mesin ATM? Tapi untuk apa?

"Apalagi yang akan kau lakukan (Name)?" Baji bertanya padanya dengan nada penuh tanda tanya.

"Ingin mengambil uang untuk membeli kain lain untuk pesanan," jawabnya yang kembali di jawab decakan sebal.

"Kau, kau tidak ada bosannya berbelanja terus dari tadi pagi hingga siang (Name)?"

"Padahal kau sudah menghabiskan banyak uang (Name)," Baji menghela nafas sekilas. "Boros."

𝐋𝐨𝐬𝐭 𝐋𝐢𝐠𝐡𝐭 : 𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang