01. Pertemuan Alisa dan Leo

4.1K 156 0
                                    

Seorang laki-laki berjalan menuju kelasnya, dengan melempar tangkap kunci motornya, berjalan dengan santai dan tanpa sengaja melihat seorang gadis yang sangat cantik baginya.

"Waw, bidadari dari mana ini" ucapnya dan mengikuti langkah gadis itu, gadis tersebut sepontan melihatnya dengan tatap sinis. Sungguh tidak berperasaan.

Ia bersiul melihat kecantikan gadis itu, badan yang bagus dan buah dada sungguh mengairah dirinya.

"Gua ngak pernah liat Lo" ucap Leo sambil tersenyum manis

"Beda kelas"

"Walaupun beda kelas, gua. Tau semua siswa-siswi di sini. Tapi gua ngak tau lu"

"Ngak penting juga"

"Ya ampun neng dingin banget kek kulkas"

"Bukan urusan lu"

"Yaudah, ayo kenalan" ucapn Leo sambil mengulurkan tangannya, gadis tersebut. Masih melihatnya dengan tatapan yang sama dan akhirnya menjaba tangan pria itu.

"Arsa Adelio Riley, panggil aja Leo kalau ribet panggil aja sayang" ucap Leo sambil tersenyum dihadapan gadis ini.

"Athena Alisa Smith, Alisa" ucap Alisa melepaskan jabatan tangan mereka, dan pergi begitu saja tanpa pamit atau tersenyum. Sungguh wanita yang sangat membosankan tapi menarik bagi Leo.

"Bagaimanpun gua bakal deketin dia" senyum Leo dan pergi menuju kelasnya.

****

Alisa sudah berada di depan perpustakaan, niatnya ingin membaca buku atau meminjamnya saja. Namun, moodnya hilang begitu saja setelah melihat kerumunan di perpustakaan. Akhirnya ia pergi menuju kelasnya dan berpas-pasan lagi dengan Leo.

"Lu lagi" senyum Leo melebar sedangkan Alisa hanya menatapnya datar dan tidak mau berbicara dengan Leo.

"Lu anak baru di kelas gua?pantesan aja gua ngak pernah liat lu"

"XI¹"

"Gimana?"

"Gua kelas XI¹,"

"Gua kira anak baru"

Tanpa menjawab pernyataan Leo Alisa sudah pergi melalui Leo dan pastinya tanpa senyum atau pamitan.

"Alisa!" Pekik Anna setelah melihat kedatangan Alisa.

"Sini cepat" teriak Anna sambil memanggil Alisa agar cepat menuju meja mereka.

"Gua ada gosip baru dan ini tentang lu" jelas Anna Alisa hanya menaikan 1 alisnya. Dia tidak terkejut tentang gosip apapun karna selama masuk sekolah ia selalu di gosipin oleh kakak kelas.

"Lu menang gadis terpopuler antar sekolah ya?" Tanya Anna Alisa hanya mengacuhkannya dan menaikan bahunya. Sungguh tidak sopan.

"Traktir gua dong, lu kan. Menang" pinta Anna dan Alisa hanya mengangguk paham, sebenarnya. Alisa tau apa tujuan Anna sampai memberitahu dirinya menang gadis terpopuler.

Sebenarnya Alisa tidak ingin mengikuti lomba tersebut, namun. Temen sekelasnya yang memotretnya dan menguploadnya fotonya ke seleksi perlombaan tersebut. Dan meminta siswa-siswi mengvote Alisa agar sekolah mereka menang.

Suatu kebanggaan bagi Alisa. Namun, ia tidak memperdulikan semua tentang itu, ia hanya ingin belajar dan terus belajar dan menemukan kebahagian yang sebenarnya.

Bel pulang sekolah pun berbunyi semua murid Garuda berhamburan pulang dan sekolah sangatlah sepi. Alisa yang tinggal sendiri di kelas pun bergegas merapikan buku-bukunya yang berserakan di meja tempat ia duduk.

Ia berjalan melewati koridor sekolah tanpa sengaja menabrak siswi Garuda, dan membuat buku-buku Sang gadis berhamburan jatuh. Bukannya meminta maaf atau membantunya merapikan buku yang berserakan, Alisa malah meninggalkan gadis tersebut.

Didepan pintu gerbang Alisa sudah melihat Leo yang sok kegantengan menaik-turunksn alisnya sambil tersenyum kepada Alisa, suatu hari yang menyebalkan bagu Alisa karna berbaur terhadap seorang setan berwujud manusia ini.

"Mau gua anter pulang?" Tanya Leo sambil memperhatikan wajah kesal Alisa.

"Udah di jemput" Alisa pergi dan masuk kedalam mobil putih di depan gerbang sekolah.

"Lah anjir, ternyata. Itu supir Alisa" ucap Leo meninggalkan sekolahan.

Daripada ambil pusing Leo menuju parkiran motor dan pergi dari perkarangan sekolah, niatnya sudah jelas untuk mengikuti Alisa, dimana rumah gadis yang ia sukai ini.

Tidak butuh waktu lama buat Leo menyusul mobil putih yang dinaiki Alisa, Leo sedang tempat dibelakangnya mengikuti dengan kecepatan cukup lambat karna situasi jalanan lumayan macet.

Begitulah Kota Jakarta, tidak terlepas dari kemacetan kendaraan. Jangan salahkan pengendarany, namun. Jumlah penduduk di Jakarta juga sangat ramai jadi maklum-maklum saja kalau kemacetan selalu jadi rutitas sehari-hari.

****

Segini dulu yaa, vote dong biar author makin semangat buat ceritanya dan jangan lupa koment atau krisar tentang pengetikan author. Terima kasih.

LEO (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang