Leo berlari menelusuri lorong rumah sakit, ia dia mendapatkan telpon dari rumah sakit. Bahwa Alisa berada di rumah sakit.
Leo ke resepsionis dan menanyakan dengan cepat ia langsung berlari yang di beritahu oleh resepsionis tersebut.
Masuk kedalam ruangan melihat Alisa yang sedang teriak histeris disana. Ntah apa yang dialami gadis ini.
"Pergi!"
"Jangan deketi aku!"
"Pergi sana!"
Teriak Alisa berhasil membuat Leo langsung memeluknya, tapi Alisa tidak juga tenang ia terus berteriak histeris.
"Sayang, ini aku" ucap Leo mengecup puncak rambut Alisa.
"Pergi!" Teriak Alisa.
Suster menyuntikan obat penenang kepada Alisa membuat Alisa tertidur pulas di ranjang rumah sakit, dokter memanggil Leo keruangannya.
❄️
"Kamu keluarga pasien?" Tanya dokter sambil mempersilahkan Leo duduk, Leo dengan cepat duduk dan mendengarkan penjelasan dokter baik-baik.
"Sepertinya ya, kamu yang sudah berpuluh kali menelpon pasien"
"Bisa the to point" ucap Leo tak sabar kenapa dengan Alisa.
"Pasien mengalami trauma yang berat, sepertinya dia korban pelecahan. Dan di tinggalkan begitu saja. Untungnya ada warga yang melihat pasien terikat dan tidak memakai apapun"
Mendengar penjelasan dokter tangan Leo terkepal kuat, ia sangat marah bercampuran sedih saat ini, siapa yang telah berani menyentuh gadisnya dan memperlakukan dengan seenaknya.
"Dan satu hal lagi"
Leo langsung menatap dokter dengan wajah yang tidak terartikan. Marah, sedih, itu yang iya rasakan saat ini.
"Sepertinya bukan hanya 1 pemuda yang melakukan pelecahaan terhadap pasien, melainkan beberapa pemuda"
❄️
Leo mengenggam tangan Alisa ia menunduk sambil melihat tangan kecil Alisa, air matanya tidak bisa di bendung saat ini.
Ia terus menjatuhkan bulir-bulir air mata, ia berpikir ini karma karna ulahnya saat di Paris melakukan itu terhadap seorang gadis di kamar mandi, karna ulahnya Alisa yang mendapatkan ganjarannya.
"M-maaf" bibir Leo bergetar mengatakan itu, dia sangat sedih saat ini melihat Alisa histeris seperti tadi masih teringat di otaknya dan ekspresi ketakutan Alisa pun terlintas langsung di pikirannya.
❄️
Leo berjalan ke kantin dengan keadaan masih sedih, ia berniat membeli air mineral saja dan kembali ke kamar Alisa. Ia tidak mau meninggalkan Alisa semenit pun.
Dring ... dring
"Hallo"
"Kak Leo, tau tentang Alisa?"
"Owh iya sampai lupa, gua kasih lokasi ya terus ya"
Leo mengirim alamat rumah sakit ke Anna.
Leo kembali kekamar Alisa dan melihat Alisa berteriak histeri lagi ia segera memeluk Alisa agar Alisa tenang dan mendengarkan dirinya.
"Leo! Mereka"
"Kamu aman disini, aku bersamamu bukan"
"Leo! Mereka, tolong aku" Alisa begitu ketakutan langsung memeluk Leo erat.
Suster ingin menyuntikan obat lagi ke Alisa namun Leo menahan dan melarang suster tersebut.
"Kamu aman, aku bersamamu bukan. Jangan takut"
"Leo mereka menyentuhku" isak Alisa begitu menyakitkan bagi hati Leo.
"Kamu aman, tenang lah" Leo mengusap punggung Alisa dan mengecup puncak rambut Alisa.
"Leo, aku takut" Alisa mempererat pelukannya.
"Sudah, sudah, tenang lah aku disini"
"Jangan meninggalkanku lagi ya"
Anna yang mendengar itu hanya mematung di pintu saja, ia merasa sangat sedih. Ia memberikan ruang agar Alisa tenang bersama Leo saja ia tidak boleh ikut campur
❄️
Alisa sudah tertidur, Anna ingin penjelasan dari Leo dan menarik Leo dari kamar tersebut, membawa Leo ke taman rumah sakit dan ingin mendapatkan penjelasan Leo.
"Soo, Alisa?" Tanya Anna.
"Dia di.." ucapan Leo terhenti dan menunduk.
"Apa kak!" Teriak Anna.
Leo hanya diam dan tidak ingin menjawab. Sedangkan Anna bingung dengan sikap Leo saat ini, biasanya pria di depannya ini banyak ngomong.
"Jawab kak" geram Anna.
"Dia di perkosa oleh beberapa pria" ucap Leo berhasil membuat Anna meneteskan air matanya dan memegang dada ya, merasa sesak mendengar apa yang barusan Leo katakan barusan.
"Kak, becanda kan" tekan Anna tidak percaya, Leo hanya menggeleng ia juga sama terpukulnya atas kejadian yang nenimpa Alisa.
❄️
Leo memasuki mansionnya, dengan lesu dan mendapat sambutan dari kedua orangtuanya.
"Liat, setelah pulang dari Paris bukannya dia ceria malah seperti ini" ucap seorang wanita disebelah orangtuanya, Sela. Kakak dari sang ibu yang sangat cerewet dan sangat sombong pastinya.
"Penyakit anakmu akan kambuh lagi kalau memikirkan gadis yang tidak suci itu lagi"
"Kami sudah tau semuanya, bahwa yang kau anggap pacar itu di lecehkan oleh beberapa pria"
"Aunty, pikir dia hanya berpura-pura saja. Agar mendapatkan perhatianmu"
"Anak yang tidak memiliki orangtua bakal jadi jalang di dunia ini"
Leo langsung mencekik bibinya itu, dia sangat marah kali ini.
"Leo!" Teriak kedua orangtuanya melepaskan cekikan Leo di leher sang bibi.
"Sudah tenang" ucap Gio, dan menyuruh Leo masuk ke kamarnya.
"Liat apa yang dilakukan anak kalian, setelah bergaul dengan gadis yang tidak memiliki orangtua, dia berani mencekik aunty-nya sendiri" teriak Sela.
"Lebih baik ia bersama Vanesa saja" sambung sang bibi, ya bener saja karna bibi-nya bersahabat dengan ibu Vanesa.
"Aunty tau apa tentang Alisa" tekan leo
"Cih, perempuan murahan seperti Vanesa aunty bilang lebih baik" teriak Leo, membanting pintu kamarnya, beberapa menit ia keluar membawa tas yang berisi pakaiannya.
"Aku bakal rawat Alisa" ucap Leo meninggalkan mansionnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO (End)
ActionAlisa seorang gadis yang murung tidak memiliki orangtua. Membuat hati ya merasa kekosongan, tidak mendapatkan kasih sayang orangtua dari ia kecil. Wajah yang selalu datar dan tidak pernah senyum itu memikat hati anak pemilik sekolah. Leo berupa ana...