"Sedingin apapun gua, pasti ada sesi hangatnya"
-Alisa
❄️
Alisa melihat jam yang melingkar di tanganya, melirik jalan kompleknya belum kunjung Leo kelihatan.
Alisa sedang menunggu Leo di mansionnya. Biasanya Leo tidak pernah seperti ini.
"Tumben banget Leo ngak kelihatan, biasanya gua belum siap udah keliatan" ucap Alisa sambil melihat-lihat jalan.
"Ck, gua berangkat deh" decak Alisa sudah bosan menunggu Leo.
Alisa pun berangkat dengan Pak Ridwan karna sudah bosan menunggu Leo yang tidak kunjung datang.
❄️
Untung saja Alisa berangkat bersama Pak Ridwan, kalau saja ia terus menunggu Leo pasti dirinya sudah terlambat dan terkena hukuman, dengan Pak Hasan selaku guru BK.
Alisa sedang tidak fokus dan tidak mendengarkan penjelasan Pak Tejo-Guru bahasa Indonesia. Ia sedang memikirkan Leo, ia khawatir Leo kecelakaan atau ban mobil/motornya bocor. Tapi, kenapa Leo tidak menelponnya kalau bannya bocor.
Alisa dibuat tidak fokus belajar karna Leo, biasanya dia tidak peduli dengan Leo. Alisa yang aneh.
Setelah jam pelajaran usai, akhirnya jam istirahat pun tiba. Semua siswa/siswi bahagia. Sedangkan Alisa masih memikirkan Leo dan melamun. Anna yang melihat Alisa langsung memeluknya erat. Membuat Alisa kaget, keduanya terjatuh dan dahi Alisa tepat mengenai bawah meja.
Dan membuat dahinya mengeluarkan darah, dan merasa pusing.
"Alisa, ngak papa" teriak Anna kaget melihat darah yang mengalir dari dahi Alisa.
"Owh, ngak papa. Ngak sakit juga" ucap Alisa memegang dahinya.
"Gua obatin ya"
"Ngak, ngak usah. Biar gua aja emm" ucap Alisa pergi dari kelasnya dan menuju UKS.
Alisa berjalan ke UKS sambil menatap kebawah, ia malas melihat ke depan, pasti banyak mata bertanya-tanya kenapa dahinya berdarah.
Dan tiba-tiba ada yang menarik Alisa dengan kasar, ia langsung menoleh siapa yang menariknya.
"Mau kemana?"
"Ke neraka!"
Vanesa membawa Alisa ke taman belakang sekolah, karna jarang di pakai murid sekolah. Membuat Vanesa leluasa memarahi atau melukai Alisa.
Alisa yang tenang tanpa khawatir sedikitpun membuat Vanesa semakin geram kepada dirinya.
"Lu kasih pelet apa sih ke Leo sampai segitunya suka sama lu" ucap Vanesa.
"Lu liat gara-gara lu, Leo lukai tangan gua" Vanesa menunjukkan bekas sayatan Leo semalam.
Alisa hanya memperhatikan Vanesa yang mengoceh didepannya dan tidak terlalu memperdulikan ocehan Vanesa.
"Lu denger ngak sih?! Gua bilang jauhin Leo"
Alisa tidak menjawabnya
"Dasar cewe aneh" ucap Vanesa dan mendorong Alisa sangat kuat membuat Alisa terjatuh ketanah. Vanesa meninggalkannya begitu saja tanpa memperdulikan Alisa.
Alisa berdiri dan membersihkan roknya dan tanganya karna terkena pasir, Alisa memperhatikan Vanesa yang sudah jauh. Akhirnya Alisa duduk di taman tersebut sambil senderan di bangku taman. Ia sudah malas ke UKS.
Leo yang sudah khawatir soal Alisa, Anna sudah memberitahu Leo. Bahwa Alisa ke UKS karna dahinya berdarah, dan ia bergegas ke UKS, namun. Alisa tidak ada disana membuat Leo cemas memikirkan Alisa.
Leo bernafas lega melihat Alisa di taman belakang, sepertinya Alisa tertidur disana karna baru saja belajar bahasa Indonesia.
"Alis, ali-s" ucap Leo mengoyangkan tubuh Alisa.
Alisa menoleh dan melihat sosok Leo dihadapannya, Leo pun tersenyum melihat Alisa.
Leo menyela rambut Alisa melihat dahi Alisa masih berdarah, Leo membawa kotak P3K saat tadi ia ke UKS mengecek Alisa, namun. Alisa malah di taman belakang.
Leo mengobati luka Alisa dengan baik, Alisa melirik tangan Leo yang terluka parah, langsung menarik tangan Leo.
"Leo! Apa ini" teriak Alisa karna khawatir.
"Ya luka Alis"
"Gua tau ini luka tapi kenapa?"
"Berantem sama kaca semalam"
Alisa mengerutkan dahinya mendengar jawaban Leo yang tidak masuk akal itu.
Dan kenapa tadi malam ia tidak sadar akan hal luka ini, saat Leo me gantarkan dia pulang semalam, apa setelah mengantarkan dia pulang Leo bertengkar dengan kaca, banyak pertanyaan di otak Clara.
Alisa mengambil alih kotak P3K dan menaruh tangan Leo di pahanya, mengobati luka di tangan Leo dengan hati-hati. Alisa melihat Leo dan berniat jahil sambil tersenyum.
Alisa menekan luka Leo, membuat Leo meringis kesakitan dan mendapatkan tawa yang keluar dari mulut Alisa. Ini pertama kali Leo melihat Alisa tertawa. Mampu membuat senyum Leo terukir. Melihat Alisa tertawa.
Tidak terlalu lama tertawa Alisa kembali kewujud aslinya, seperti bukan dia yang tertawa tadi, namun. Alisa seperti itupun masih cantik bayangkan saja kalau Alisa tersenyum atau tertawa bagaimana cantiknya.
Alisa memperban tangan Leo, membereskan kotak P3K tersebut karna sudah selesai mengobati tangan Leo.
Alisa melihat Leo dan Leo juga sedang melihat Alisa dan tersenyum. Alisa tetap memasang datarnya kepada Leo, sedangkan Leo tersenyum manis dihadapannya.
"Makasih" ucap Leo, sedangkan Alisa hanya mengangguk saja.
"Alis" Alisa langsung menatap Leo dan mendapatkan pelukan tulus Leo. Alisa yang mengerutkan dahinya mendapatkan pelukan dari Leo yang begitu tiba-tiba.
"Oiya" ucap Alisa, namun. Leo tidak mau melepaskan pelukannya.
"Kalau lu ngak jemput gua bilang, gua jadi khawatir kalau lu lama jemput gua" ucap Alisa dan mendapatkan jawaban deheman Leo saja.
"Jawab Leo"
"Yaa" jawab Leo mendapatkan tawa kecil dari mulut Alisa. Membuat Leo semakin bahagia mendengar itu.
Ah, akhirnya lanjut chapter juga. Gimana ni Alisa sama Leo bakal bersatu atau tidak? Atau Vanesa akan terus-menerus deketi Leo?
Tetap stay di cerita aku ya.
Jangan lupa meninggalkan jejak, sankyu.
-author
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO (End)
ActionAlisa seorang gadis yang murung tidak memiliki orangtua. Membuat hati ya merasa kekosongan, tidak mendapatkan kasih sayang orangtua dari ia kecil. Wajah yang selalu datar dan tidak pernah senyum itu memikat hati anak pemilik sekolah. Leo berupa ana...