17.Rencana Vanesa

827 41 1
                                    

"Rencana yang sangat sukses memisahkan diriku dengan gadis yang ku cintai"

-Leo

❄️

Leo dan Alisa bercanda ria di video call, Leo membuat ekspresi yang sangat lucu. Mampu membuat Alisa tertawa lepas dan Leo ikut tertawa juga.

"Sudah dulu ya, aku harus kemas-kemas bukan. Nanti malam aku pulang dan hari ini babak finalnya"

"Baiklah, berjuang ya" ucap Leo tersenyum.

"Mwah" Alisa mencium layar handphone tanpa menunggu Leo menyuruhnya terlebih dahulu.

"Bya honey" ucap Leo melambaikan tangannya, mematikan sambungan mereka.

Leo merebahkan badanya di kasur empuknya dan melihat pintu kamarnya, ternyata Vanesa yang berdiri seperti patung disana.

"Leo" panggil Vanesa sedangkan Leo mengabaikan saja.

Vanesa mendekat dan menindihin Leo begitu saja, Leo melihatnya dengan tajam.

"Minggir" bentak Leo, mendorong Vanesa agar jauh darinya.

"Kau selalu menolak Leo" ucap Vanesa mencolek dagu Leo.

"Aku tau, Alisa tak akan memberikan apa yang aku berikan kepadamu, jadi ayolah" goda Vanesa, Leo hanya mnegabaikan Vanesa dan menganggap Vanesa tidak ada di sana.

Vanesa malah melumat bibir Leo dengan panas dan mengelus perut Leo.

Mengambil tangan Leo dan menaruhnya di gunung kembar miliknya, Vanesa benar-benar gila.

Vanesa terus menggoda Leo dengan sebisanya, menarik tangannya dan meremas miliknya sendiri.

"Ahh" desahan lolos dari mulut Vanesa.

Vanesa berbaring di kasur dan menarik Leo, terus mencium Leo panas, walaupun Leo menolaknya berkali-kali, Vanesa tetap melakukan apa yang ia inginkan.

Vanesa meremas gunung kembar miliknya sendiri menggunakan tangan Leo. Dan mencium bibir Leo.

"Leo!" Teriakan yang berat langsung membuat keduanya menoleh dan melepaskan ciuman mereka.

"Apa yang kau lakukan, hah!" Bentak Gio, tak menyangka apa yang dilakukan putranya barusan.

"Ini bukan yang papah..."

Plak..

1 tamparan lolos mengenai pipi Leo.

"Tidak perlu mengeles Leo, papah sudah melihat semuanya" belum sempat menjelaskan Gio malah memotong pembicaraannya.

"Pah dengar dulu..."

Plak

Tamparan lagi mendarat di pipi Leo, pipinya memanas. Pelaku nya adalah sang ibu.

"Mamah juga! Ngak percaya sama Leo!?" Ucap Leo berteriak.

"Aku tidak melakukan apapun!?"

"Di menjebakku" tunjuk Leo dengan marah ke arah Vanesa, sedangkan Vanesa berpura-pura sangat polos dan ketakutan. Ingin sekali Leo membunuhnya sekarang juga.

"Sudah diam, mamah kecewa sama kamu. Kami sudah membebaskanmu untuk memilih wanita bukan? Tapi apa ini Leo!" Geram Tasya dan airmatanya berhasil keluar dari matanya.

Ini kedua kali ya Vanesa membuat ibunya menangis, Leo menatap Vanesa geram dengan mengepalkan tangannya.

"Papah akan berbicara dengan Roy, dan merencanakan tunangan kalian"

"Ta..."

"Tidak ada penolakan!" Bentak Gio memotong ucapan Leo, Leo melihat Vanesa dengan penuh amarah dan Vanesa tersenyum tipis, sangat tipis.

❄️

Leo memakai sepatu di depan mansionnya, melihat Vanesa yang datang sudah rapi.

"Aku sama kamu Leo" ucapnya dengan manis membuat Leo muak dibuatnya.

"Lu, punya mobilkan. Motor gua ngak bisa bawa muatan yang berlebihan"

"Berlebihan? Seperti aku sama saja dengan Alisa Leo, emm" ucap Vanesa mendekatkan wajahnya ke Leo.

"Dosa lu terlalu berat, untuk di bawa" ucap Leo dan pergi begitu saja.

❄️

Leo memasuki ruang UKS dan berbaring disana, dia sangat banyak pikiran hari ini.

"Jangan terlalu stres Leo, atau bisa fatal"

"Gimana kalau asam lambung lu, kambuh lagi. Di blngin itu jangan bantah, ngak ingat lu hampir 10 hari masuk rumah sakit gara-gara stres"

Perkataan Darel, terlintas di pikirannya saat ini.

"Sial Darel" kesal Leo mengeluh pada dirinya sendiri.

"Leo"

Leo menoleh dan melihat Alisa berdiri di hadapannya.

"Ada apa" ucap Alisa mendekat ke Leo dan mendekatkan wajah merek, langsung saja Leo membuang wajah karna gugup terlalu dekat dengan Alisa.

"Kamu ngak rindu aku?" Tanya Alisa berdiri tegap dan melihat Leo yang begitu lesu.

"Kalau..." Ucapan Alisa terhenti ketika Leo langsung mencium bibirnya tanpa memberitahu Alisa terlebih dahulu.

"Bodoh" lengan Leo dicubit sangat kuat oleh Alisa.

"Aww" ringis Leo merasakan perih di lengannya, dan tertawa akhirnya.

❄️

Vanesa dan Leo berada di kantin sekarang, mereka duduk di meja yang sangat sepi penghuninya. Leo melirik jamnya yang melingkar di tangannya. Segera bangkit dari tempat duduknya.

"Leo mau kemana?"

"Sama Alisa" dingin Leo.

"Aku ngak izinin"

"Siapa lu?!" Bentak Leo dan meninggalkan Vanesa sendirian.

❄️

Leo masuk ke mansionnya, melihat orangtuanya dan Vanesa berdiri sedang menunggunya. Leo menghebuskan nafas kasarnya.

"Kenapa?" Tanya Leo.

"Nanya lagi kenapa" ucap Tasya sangat geram kepada Leo.

"Jauhin Alisa" ucap Gio langsung, Leo terkejut sempurna tubuhnya ampir saja terjatuh mendengar ucapan dari sang ayah.

"Tapi pah..."

"Papah tau kamu mencintai Alisa, namun. Kesalahan yang kamu perbuatan semalam itu sangat fatal" ucap Gio.

"Aku ngak bakal bisa jauhin Alisa pah!" Teriak Leo.

"Baiklah, papah akan memindahkan kamu ke yayasan papah satu lagi bersama Vanesa kalau kamu tidak bisa menjauhi Alisa, papah masih berbaik hati kamu bisa melihat dia dari jauh. Pertimbangkan baik-baik Leo" ucap Gio meninggalkan Vanesa dan Leo disana disusul oleh Tasya.

Leo melihat Vanesa dengan geram dan ingin membunuhnya sekarang juga, matanya memerah karna amarahnya.

"Lo bakal hancur berkeping-keping, liat aja nanti"

"Semua kebohongan Lo akan kebongkar suatu saat!"

Ucap Leo penuh penekanan, meninggalkan Vanesa begitu saja.

Ia tidak bisa membantah kemauan orangtuanya, yang disalahkan disini adalah dirinya, dengan mudahnya tergoda dengan manusia iblis seperti Vanesa, semua salahnya!

Huhuhu.... gimana ni Leo ngak bakal bisa jauh-jauh dari Alisa bukan tapi, harus menjauhi gadis yang sangat ia cintai.

Jangan lupa vote dan koment biar author semangat

Sayonara....

LEO (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang