"Perjuanganku tidak sia-sia, mampu meluluhkan hati Gadis dingin ini"
-Leo
Alisa duduk santai di lapangan basket sambil menonton pertandingan Leo dan teamnya bermain basket, hari ini kelas XI¹, jamkos. Jadi Alisa malah ikut bersama Leo untuk melihatnya bermain basket.
Ternyata Alisa tidak sendiri, banyak anak cewek yang menonton di sana dan bersorak-sorak melihat kegantengan anak basket.
Sepertinya, beberapa kelas juga jamkos. Jadi, siswi bisa pergi ke lapangan basket untuk melihat Leo dkk bermain basket, sedangkan kelas Leo sedang jam olahraga.
Dan tentu saja Vanesa juga berada di sana, dengan memperhatikan Leo yang begitu tampan dengan keringat yang bercucuran menambah kegantengannya.
Darel dan Diki yang sudah kelelahan, malah memberhentikan permainan mereka.
"Istirahat dulu anjir" kesel Diki yang sudah kelelahan.
Beberapa cewek berdecik karna mereka memberhentikan permainan basket mereka yang begitu menakjubkan.
Leo yang belari ke arah Alisa, langsung dapat perhatian para kaum hawa kemana Leo berlari dengan senyum begitu manis, semua mata menuju Alisa setelah Leo sampai di sana dan mengelus rambut Alisa.
Langsung saja para cewek berteriak histeris melihat keromantisan kedua pasang itu, gimana ngak histeris, 1 queen sekolah dan 1 lagi anak pemilik sekolah dan inceran para cewek di sekolah Garuda ini.
Sedangkan Vanesa meremas roknya sangkin geramnnya melihat teriakan para cewek dan melihat romantisnya Leo dan Alisa.
"Tangan lu gimana? Masih sakit ngak?" Tanya alis mengambil tangan Leo.
"Dih, bukannya di ganti" kesel Alisa membuka perban Leo yang sudah kotor karna bola basket.
Alisa mengobati luka Leo dan memperban kembali tangannya.
"Makasih pacar Leo" ucap Leo tersenyum ingin mencium Alisa, namun. Alisa menolak.
"Liat situasi Leo" tekan Alisa dan merapikan kotak P3K, Leo hanya tersenyum dan duduk di samping Alisa.
"Minum gua" ucap Darel, meminta minum ke Leo.
"Ambil sendiri"
"Ck, ambilin bentar udah ngak sanggup kesana"
"Ngeles" ucap Leo sambil melemparkan botol mineral milik Darel. Darel langsung meminumnya dengan cepat mungkin dia kehabisan cairan didalam tubuhnya.
"Athena Alisa Smith" teriak Anna dan berlari kesana. Mata Alisa langsung menuju ke Anna.
"Kenapa..." Ucap Alisa tapi di tahan oleh Anna.
"Bentar dulu, masih cape" ucap Anna.
Beberapa menit sudah berlari Anna masih menetralkan nafasnya karna kelelahan berlari.
"The point" ucap Leo karna dari tadi menunggu Anna berbicara.
"Pawang Alisa ngak sabar-an" ejek Anna dan tertawa.
"What pawang?" Kaget Diki.
"Dih kudet banget, Alisa sama kak Leo itu udah pacaran" ucap Anna.
Diki pun melihat Leo, Leo memutarkan bola matanya dan mengangguk sebagai jawabannya.
"Alisa, lu masuk ke Olimpiade antar kota. Gua baru aja liat papan pengumuman, lu masuk" ucap Anna memberitahu semua yang berada di dekat Alisa.
"Ada siapa-siapa aja?" Tanya Leo penasaran.
"Yang gua tau di kelas gua si, Alisa doang kak"
"Kemana?" Tanya Leo lagi.
"Berapa hari?"
"Olimpiade apa?"
"Harus banget"
Leo banyak bertanya membuat Anna pusing dibuatnya.
"Kak Leo, mending langsung ke papan pengumuman biar tau" ucap Anna.
"Palingan 3-4 hari" ikut campur Diki.
"Lama banget" balas Leo.
"Intinya ngak selamanya" balas Darel mendapatkan tatapan sinis dari Leo.
"Berangkatnya kapan?" Tanya Leo.
"Lusa" jawab Anna.
"Eh, Alisa lu Ipa or Ips" tanya Darel.
"Ipa" jawab Alisa singkat.
"Tolol banget padahal kelas kita depan-depanan, nanya Ipa or Ips" jawab Leo sambil menggelengkan kepalanya.
Leo dkk lebih tua 1 tahun dari Alisa, Leo kelas XII (12) sedangkan Alisa XI (11), jadi wajar Leo mengenal semua siswa-siswi di sekolah ini, namun. Tidak mengenal Alisa, aneh bukan. Alisa juga baru tahu beberapa Minggu yang lalu kalau Leo lebih tua dari dirinya, namun. Dia sudah tidak bisa menyebut Leo kak, karna sudah kebiasaan manggil Leo
Kring .... kring
Bel istirahat berbunyi semua siswa/siswi berhamburan keluar kelas masing-masing, yang ingin ke perpustakaan, berpacaran atau langsung mengincar kantin mengenyangkan perut masing-masing.
"Yuk makan laper"
"Leo yang bayar" teriak Diki.
"Asik makan gratis" seru Anna.
"Temen Alisa atau Leo sama aja, sama-sama stres" tambah Darel geleng-geleng kepala.
Mereka berlima kekantin yang sudah ramai penghuninya dan mendapatkan meja di paling ujung.
"Karna gua yang bayar, Diki yang beli" ucap Leo tersenyum licik.
"Setuju" seru semuanya, Diki berdecak kenapa harus dia yang membeli pesanan semuanya. Kenap tidak Darel saja.
❄️
Alisa melihat sekeliling setiap penjuru kelas, belum melihat Leo juga. Biasanya kelas Leo keluar lebih awal dari kelas lainnya. Kenapa ini sangat lama.
"Padahal udah jam segini kelas Leo ngak keluar juga" keluh Alisa yang sudah 15 menit menunggu di parkiran.
Vanesa mendekat ke Alisa dan menatap wajah Alisa yang menatapnya juga.
"Kebahagiaan yang lu dapeti, sebentar lagi bakal gua rebut. Lihat aja Alisa, Leo bakal milik gua" ucap Vanesa menunjuk Alisa dan pergi begitu saja.
Tak lama Leo pun mendekat keparkiran melihat Alisa yang mematung dan melihat ke jalan raya.
"Hei" menepuk pundak Alisa, Alisa langsung tersadar dan memeluk Leo.
"Ada apa?" Binggung Leo.
"Lu, ngak bakal ninggalin gua kayak orang tua gua kan?" Pelukan Alisa semakin erat setelah mengatakan itu kepada Leo.
"Hei, aku mencintaimu. Ngak bakal pergi" jawab Leo tertawa mendengar ucapan Alisa barusan.
"Jangan pernah ninggalin gua Leo"
"Ngak ada di pikiran gua buat ninggalin lu" jawab Leo memeluk Alisa yang mungil.
Hei para leadis, gimana nih cerita yang aku buat. Aku harap kalian suka ya, memang sih sedikit membangongkan maklum aja baru belajar nulis gua ya. Okei see you next part berikutnya para leadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO (End)
ActionAlisa seorang gadis yang murung tidak memiliki orangtua. Membuat hati ya merasa kekosongan, tidak mendapatkan kasih sayang orangtua dari ia kecil. Wajah yang selalu datar dan tidak pernah senyum itu memikat hati anak pemilik sekolah. Leo berupa ana...