19.Terbongkar

926 55 0
                                    

"Kebenaran pasti akan terbukti lama-kelamaan"

-Darel

❄️

Leo mencari Alisa, namun. Tidak ada yang mengetahui Alisa, bahkan teman sekelasnya tidak mengetahui Alisa.

"Sebentar, liat Alisa?"

"Alisa ngak masuk sekolah kak" ucap teman sekelas Alisa dengan sopan.

Bahkan Anna juga tidak sekolah, ada apa dengan mereka berdua. Yang mengetahui keberadaan Alisa cuman Anna, namun. Anna pun tidak datang kesekolah.

❄️

Pulang sekolah Leo langsung kerumah Alisa.

"Pak, ada Alisa?"

"Nona, pergi ada keperluan?" ucap sang satpam.

"Kalau Alisa sudah datang, tolong hubungi saya" ucap Leo memberikan nomornya kepada satpam tersebut dan langsung meninggalkan mansion Alisa.

❄️

Leo masuk ke kamarnya dan merasa ada yang kurang di kamarnya, benar saja ada yang kurang, foto Alisa tidak ada lagi di meja belajarnya. Leo berlari mengecek meja belajarnya, semua foto Alisa lenyap tidak ada lagi di sana.

Leo langsung ke laci dimana ada beberapa  foto Alisa pun hilang, Leo melihat asap dan segera turun, Leo terkejut melihat foto-foto Alisa di bakar oleh Vanesa.

Leo menghampiri tong sampah dan langsung mengambil foto-foto Alisa, ia sangat sedih karna Vanesa membakar foto-foto Alisa yang ia dapatkan dengan susah payah.

"Kakak" ucap Rara menarik Leo menjauh dari tong sampah, karna Leo tidak memperdulikan tangannya yang akan terbakar, ia cuman berniat mengambil foto Alisa saja.

Leo menatap Vanesa tajam,  ingin memukul Vanesa ditahan oleh Gio disana, sorotan mata Leo sudah memerah karna amarahnya dan menghapus air matanya. Leo menepis tangan Gio dan pergi begitu saja, Gio melihat foto-Foto Alisa yang sudah hangus terbakar.

❄️

"Leo" panggil Darel yang baru saja masuk mansion Leo. Darel melihat Rara yang seperti orang kebingungan di dekat tangga, langsung menghampiri Rara.

"Hei" ucap Darel.

Rara terkejut dan berkata dengan sebalnya
"Kak Darel, buat kaget aja, huh"

"Ngapain mondar-mandir?" tanya Darel.

Rara menceritakan apa yang dia dengar saat Vanesa menelpon.

Flasback on

Rara yang melihat Leo melamun di balkon, berniat mengambil minum untuknya dan turun.

"Hahah, iya" Rara langsung mendekati siapa yang tertawa luasa disana, ternyata Vanesa. Rara mengintip di balik jendela mendengarkan percakapan Vanesa.

"Yes, gua berhasil buat Alisa dan Leo terpisah. Dan Leo mau ngak mau harus tunangan sama gua. Padahal gua yang rencanakan semuanya"

"Gua udah tau om Gio datang jadi gua pura-pura aja, bahwa Leo yang ngelakukannya"

"Baiklah, see you"

Flasback off

"Jadi benar, ini semua rencana Vanesa, sial" batin Darel dan mengepal tangannya.

"Makasih infonya Rara, kakak bakal ambilkan minum buat Leo" ucap Darel tersenyum.

"Dan ingat jangan memberitahu siapapun, kalau kamu mau Alisa sama Leo sama-sama lagi" bisik Darel, Rara mengangguk paham saja.

❄️

"Vanesa" ucap Darel tersenyum licik, ia sudah merekam percakapan mereka.

"Eh, Darel ada apa?"

"Ngak perlu berpura-pura Vanesa. Gua tau lu rencanakan semua ini"

"Emm ... M-maksudnya" ucap polos Vanesa.

"Lu, ngerancanai semuanya kan, biar uncle gua percaya bahwa Leo yang mau nodai lu"

"N-ngak kok" gugup Vanesa.

"Benarkah" tekan Darel.

"Gua malah senang kalau ia, soalnya gua suka Alisa" senyum Darel menyakinkan Vanesa.

"Benarkah?" Ucap Vanesa, Darel mengangguk antusias.

"Gua berterima kasih karna, lu. Mereka pisah"

Vanesa tertawa
"Ternyata bukan gua aja yang munafik, ternyata lu juga. Kenapa lu ngak bilang dari dulu kalau lu suka Alisa, kita kan bisa kerja sama dan gua ngak perlu buat rencana gitu"

"Untungnya om Gio ngira Leo yang ngelakukannya, padahal Leo udah beberapa kali menolak tapi gua tetap nekat dan akhirnya gua berhasil" ucap Vanesa dengan bahagia, Darel tersenyum dan akhirnya akal busuk Vanesa terbongkar.

❄️

Darel mengumpulkan seisi mansion, Tasya maupun Gio heran ada apa dengan ponakan mereka yang 1 ini, jarang sekali ia ingin berbicara, biasanya dia hanya ingin bermain PS dan mengalahkan Leo saja.

Vanesa yang terlihat tanpa dosa mengikuti saja, mau ngak mau Leo harus ikut berkumpul padahal dia sangat malas.

"Drama apa lagi sih rel"

"Lu, bakal banyak terima kasih sama gua dan banyak terima kasih sama Rara juga" senyum Darel sangat bahagia, Leo menaikan alisnya karna merasa sangat penasaran.

Tidak biasanya sepupunya sePD begini, masalah dirinya apalagi membawa nama Rara ade perempuannya.

Darel menceritakan semua apa yang dilakukan Vanesa dan jebakkannya terhadap Leo dan semua orang disini.

"Kamu ada bukti?" Ucap Vanesa sambil tersenyum.

Darel tersenyum.

"Gua juga licik Vanesa" ucap Darel, memutarkan rekam suara mereka di dekat kolam tadi. Betapa terkejutnya Gio dan Tasya karna tidak mempercayai putranya, hp Leo bergetar menandakan ada yang menelpon, Leo segera mengangkat.

"Hallo"
"Iya, saya segera kesana"

Leo langsung berlari dan menyambar kunci motornya.

Tidak memperdulikan orang-orang berteriak memanggil namanya, tujuannya hanya satu hari ini.

Jalanan sangat ramai, Leo menekan klaksonnya.
"Ayo, cepat. Sial" geram Leo dan menekan-nekan klaksonnya

Leo melajukan motornya di atas rata-rata dan sampai di mansion Alisa, ia segera turun dari motornya melihat beberapa koper berada di depan mansion Alisa. Dan melihat Alisa keluar dari mansion tersebut.

"Mau kemana?"

Akhirnya saya up lagi, saya banyak kesibukan juga kalua upnya ngak teratur atau agak lama maklum saya ya. Setiap manusia pasti ada kesibukan sendiri bukan.

Okei, see you

-author

LEO (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang