"Jangan deket-deket sama Alisa Leo!" Geram Vanesa.
Leo langsung menoleh Vanesa yang menatapnya kesal, Vanesa sering melihat Leo begitu dekat dengan Alisa membuat dia geram dan sakit hati lagi.
"Why"
"Kamu mengenalnya, Nesa?"
Tanya Leo, karna wajah Vanesa sangat tidak bersahabat.
"Aku ngak suka, kita temenan kan" ucap Vanesa Leo langsung mengangguk saja.
"Tapi, Alisa gadis yang menyenangkan"
"Aku ngak suka!" Teriak Vanesa membuat Leo semakin binggung karna tingkah Vanesa.
"Kenapa? Ada alasannya!?" Ucap Leo ikut berteriak juga.
"Lihat, kamu kembali lagi seperti dulu. Setelah mengenal Alisa, selama ini kamu ngak pernah teriak denganku, dan setelah bertemu Alisa kamu berteriak denganku"
"Maaf, Nesa aku benar-benar..."
"Ngak dulu, ngak sekarang kamu ngak pernah bisa lupain Alisa! Walaupun kamu lupa dengan dia, tapi. Kamu seolah-olah ingat kembali dengan Alisa, aku sudah berusaha agar kamu melupakan wanita jalang itu, yang merenggut semua kebahagiaan ku" teriak Vanesa.
"Apa maksudmu aku melupakan Alisa?" Ucap Leo, Vanesa langsung menutup mulutnya karna terlalu kesal terhadap Leo, dia malah membuka semua masa lalu Leo.
"Aku dan Alisa sudah lama kenal? Benarkah itu?" Tanya Leo
"Tidak, bukan. Maksud aku...."
"Kau tak usah berbohong Nesa, aku tau kau tak pintar berbohong denganku" potong Leo.
"Leo" ucap Vanesa dengan puppy eyes ya, mendekat ke Leo dan mencium bibir Leo.
"Aku tak ingin kehilanganmu untuk kedua kalinya" ucap Vanesa memeluk erat tubuh Leo.
"Aku mencintaimu" ucap Vanesa, Leo langsung membuka pelukan Vanesa dan berkata.
"Aku harus bertanya langsung kepada Alisa" ucap Leo, meninggalkan Vanesa di apartemen miliknya.
"Leo! Sial" teriak Vanesa, melihat Leo yang tergesa-gesa keluar dari apartemennya
❄️
Leo berlari ke arah halte bis setiap hari ia bertemu dengan Alisa, namun. Alisa tidak ada disana Leo melihat jam tangan miliknya, waktu menunjukan pukul 9 malam, ia selalu melihat Alisa sekitar jam 10 malam disini, lebih baik ia menunggu Alisa saja di sini.
"Kenapa Alisa ngak pernah bilang kalau kita pernah kenal?"
"Ada apa dengan gadis ini"
"Mungkin dia berharap aku tidak melupakannya"
Batin Leo terus bertanya kepada dirinya sendiri.
Leo sudah 1 jam disini menunggu Alisa, namun. Gadis ini tidak kunjung datang Leo berniat mencarinya saja dan langsung menanyakan yang ia ingin tanyakan kepada Alisa, hendak menyebrang jalan, mobil melaju untung saja Leo langsung menghindar.
TIN ... TIN
"Mau nyari mati!" Teriak sang supir melihat Leo dipinggir jalan yang mulai mengingat sesuatu
Ingatan langsung mulai muncul, dari ia SMA bersama Alisa, kepergian Alisa karna bertunangan ya dengan Vanesa, Vanesa membakar foto-foto Alisa, rumah sakit waktu ia pingsan di mansion Alisa semua kembali lagi.
Leo langsung berlari ke apartemennya mengambil kunci mobilnya dan melajukan mobilnya ke kontrakan Alisa, kontrakan Alisa sangat jauh dengan apartemen Leo memakan waktu setengah jam, dari mansion orangtua Leo sekitar 15 menitan.
Kota Jakarta juga sangat macet, membuat ya tidak leluasa, padahal dia sudah terburu-buru karna sudah mengingat semuanya.
"Kenapa alis ngak pernah kasi tau, apa salahnya kasi tau kan"
"Aku harus bertanya kepada dia agar jelas"
Ucap Leo berbicara dengan dirinya sendiri, dia mengetahui Alisa mudah sekali trauma. Mungkin ada yang mengancam dirinya agar tidak memberitahukan semua kebenarannya.
"Siapa yang ancem kamu alis," ucap Leo, Leo membayangkan selama 7 Minggu Alisa terus menangis di halte bis yang ia sering bertemu dengan Alisa. Kenapa ingatan tidak kembali disaat melihat Alisa menangis.
"Kamu sedang apa?"
Seorang gadis yang duduk lesehan dilantai sambil menaruh kepalanya di bangku halte bis, dan air matanya yang mengalir banyak seperti banjir.
"Tidak ada, hanya mengenang lski-laki yang aku cintai"
"Kami berpisah, dia melupakanku. Tapi suatu saat dia akan kembali, benarkan" senyum Alisa.
"Kau seperti pacarku yang pergi, tapi tidak semuanya. Dia terlalu baik dan kamu hanya baik"
"Sial!" Leo frustasi dan memukul setir mobilnya, apalagi didepanya sedang macet tidak bisa bergerak, lebih baik ia memakai motor saja tadi, mau putar balik juga tidak bisa Leo terjebak dengan kemacetan ini.
Memakan waktu 10 menit, akhirnya mobil Leo leluasa melaju, Leo menaikan kecepatan mobilnya dan berhenti di depan rumah kontrakan Alisa.
Dia berpikir pantes saja Vanesa tidak memberikan handphone Leo kepadanya, Vanesa beralasan handphone Leo hancur terlindis mobil, padahal Vanesa tidak mau Leo mengingat Alisa lagi.
Leo mengetuk pintu kontrakan Alisa, tidak ada jawaban sama sekali di dalam Leo mengetuk pintu terus, alhasil tidak ada yang membukakan atau tanda kehidupan didalam.
"Alis" panggil Leo.
"Kamu dengar aku"
"Buka pintu ya"
"Maaf ngak sopan karna datang tengah malam begini"
"Kamu lagi dik" ucap ibu-ibu sebelah kontrakan Alisa.
"Tau Alisa kemana Bu?" Tanya Leo sopan.
"Setengah jam yang lalu keluar, ada yang menelponnya tadi" jawab ibu tersebut, Leo berterima kasih dan meninggalkan kontrakan Alisa, Leo langsung menuju halte bis, mungkin Alisa kesana karna Alisa tidak pernah tidak datang kesana.
❄️
"Humm, hanya mengenang seseorang yang aku cintai disini"
"Dia, dia pergi untuk beberapa urusan"
Kata-kata Alisa terlintas langsung di pikiran Leo.
"Sial!" Frustasi Leo, membanting stir mobilnya mengingat semua perkataan Alisa.
Leo terus menunggu Alisa, Leo menyenderkan kepalanya di bangku halte bis, melihat ke arah jalan melihat seseorang yang sedang berjalan kearahnya, Leo menyipitkan matanya dan yang datang adalah Alisa.
Leo langsung berlari kesana dan memeluk Alisa, Leo sangat merindukan Alisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO (End)
ActionAlisa seorang gadis yang murung tidak memiliki orangtua. Membuat hati ya merasa kekosongan, tidak mendapatkan kasih sayang orangtua dari ia kecil. Wajah yang selalu datar dan tidak pernah senyum itu memikat hati anak pemilik sekolah. Leo berupa ana...