Alisa berlari ke apartemen Leo, padahal hujan belum juga berhenti, injakan kaki dan tetesan air hujan jadi bersatu disore hari ini.
Alisa tanpa mengetuk ataupun memanggil Leo, dia langsung saja mendorong pintu apartemen dan hal pertama yang ia rasakan keheningan.
Keheningan ini jarang terjadi di apartemen Leo, biasanya suara berisik Leo memanggil namanya, merengek karna hal kecil yang tidak Alisa kabulkan dan perdebatan yang sangat tidak faedah, sering terjadi diruangan yang Alisa injak sekarang.
"Leo" panggil Alisa mencari keberadaan calon suaminya itu, tapi Leo tidak ada dimana pun, membuat Alisa binggung harus mencari Leo kemana lagi, dia sudah berkeliling apartemen Leo yang lumayan besar ini.
Alisa menurunin anak tangga, melihat sebuah ruangan yang tidak pernah ia masukin, kata Leo itu kantornya tapi Alisa tidak pernah kepo dan masuk kesana, karna tinggal ruangan itu yang belum dicek, akhirnya Alisa melangkahkan kakinya membuka pintu, melihat sosok Leo yang sangat bersedih karena Alisa meninggalkannya.
"Leo" panggil Alisa sambil mengelus rambut Leo.
"Hei"
"Kebiasaan buat aku takut terus"
"Leo"
"Dengar"
Cerocos Alisa, tapi tidak ada respon dari sanga pria yang berstatus calon suaminya ini.
"Leo" ucap Alisa melihat wajah Leo yang pucat, matanya juga tertutup.
Alisa menepuk-menepuk pipi Leo "Leo bangun" ucap Alisa panik, jangan sampai laki-laki ini meninggalkannya untuk selamanya.
Mata Leo perlahan terbuka dan tersenyum "mimpi yang indah" ucap Leo, Alisa membantu Leo untuk berdiri, gadis ini sudah menangis dari tadi ditambah tangan Leo yang penuh luka semakin menyayat hatinya.
Leo mengelus pipi Alisa membuat pipi yang putih itu terkena darah Leo yang mengalir ditangannya.
"Bukan mimpi" ucap Alisa, setelah mengucapkan perkataan itu. Leo menutup matanya dan terjatuh ditubuh Alisa menambah kepanikan Alisa.
❄️
Alisa dan Leo sekarang sudah berada di kamar mereka, Alisa meminta bantuan beberapa karyawan apartemen yang sedang bekerja untuk membantu ia membawa Leo kekamar.
Alisa mengobati luka ditangan Leo dengan air mata yang terus turun, Leo membuka matanya merasakan tangannya yang ditetesi air, tapi tidak mungkin air hujan.
Leo mengerjap-ngerjap matanya, dia tidak yakin apa yang dia lihat didepannya "alis" ucapnya, merasa dipanggil Alisa mendongkrak wajahnya untuk menatap pria yang akan berstatus menjadi suaminya.
"Hmm"
Leo tersenyum dan memperhatikan Alisa yang fokus lagi mengobati tangannya sesekali dia menghapus air matanya yang jatuh dari tadi.
Leo tertawa dan menatap tatapan sinis Alisa, Leo akhirnya tersenyum saja setelah mendapatkan tatapan yang sangat mematikan itu.
"Aku yang sakit kamu yang nangis" ucap Leo melirik Alisa.
"Kelilipan"
"Ngeles terus"
"Engga usah ngajak ribut" tekan Alisa.
"Iyaiya maaf"
"Minta maaf terus diulang lagi"
"Salah sendiri ninggalin aku" sindir Leo.
"Salah sendiri engga nahan" balas Alisa.
"Udah nahan tapi mau bunuh diri, hmm"
"Ditinggalin mau bunuh diri juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO (End)
ActionAlisa seorang gadis yang murung tidak memiliki orangtua. Membuat hati ya merasa kekosongan, tidak mendapatkan kasih sayang orangtua dari ia kecil. Wajah yang selalu datar dan tidak pernah senyum itu memikat hati anak pemilik sekolah. Leo berupa ana...